Bab 7

2.5K 145 0
                                    

Joyz berjalan dengan langkah beratnya menuju lift dan sesekali menghela nafas dengan jengah karena jujur saja dia begitu lelah. Lelah karena harus mengurus banyaknya bisnis yang harus segera dia tangani, juga gadisnya yang seperti mengenal dekat dengan pria lain yang sudah pasti telah resmi Joyz masukkan ke dalam daftar hitam miliknya.

Bahkan kini Joyz lebih memilih menyandarkan tubuh kekarnya di dinding lift hanya untuk sekedar merilekskan tubuhnya dari rasa lelah dan penat yang dirasakannya karena harus mengikuti rapat selama berjam-jam lamanya.

" Wait!! "

Mendengar seruan seorang gadis yang teramat keras bagi pendengaran normal Joyz, spontan membuat kedua mata Joyz yang tadinya terpejam terpaksa terbuka dengan paksa dan terkejut setengah mati begitu melihat seorang gadis berambut pirang yang tengah berlari menuju pintu liftnya yang hampir tertutup itu.

" Apa gadis itu sudah gila?! " Batin Joyz dengan ngeri sebelum menekan tombol lift agar pintu lift itu tetap terbuka, setidaknya agar tubuh mungil gadis itu tidak tercepit oleh pintu lift.

" Hampir saja. " Ucap gadis itu dengan ekspresi lega yang terlihat begitu kentara.

" Ehmm...bisakah anda sekarang berdiri dengan tegak, nona? " Joyz sengaja berdeham sedikit keras agar menyadarkan gadis manis itu.

Mendengar suara bariton seorang pria, gadis itu sontak tersadar dengan posisinya yang memalukan, bagaimana bisa dia tidak sadar kalau dirinya sekarang tengah berada di dalam pelukan seorang pria?

" Ma...maafkan saya! Saya benar-benar tidak sadar! " Seru gadis itu yang dengan cepat membenarkan posisi berdirinya lalu menunduk untuk meminta maaf berulang kali, hingga membuat Joyz mau tidak mau tertawa geli karena sikap gadis itu.

" Gadis ini terlihat begitu tulus dan lugu, sama seperti Flau. " Batin Joyz dalam hati, meski dia sempat meringis ketika teringat akan sikapnya pada Flau pagi ini. " Sudahlah, kau tidak perlu meminta maaf sampai seperti itu padaku, lagipula kau juga tidak sengaja menabrakku bukan? " Ucap Joyz yang kemudian menepuk pelan bahu gadis itu.

" Eh? Te..terima kasih tuan? " Balas gadis itu dengan ragu.

" Jangan bersikap terlalu formal padaku, panggil saja aku Joyz. "

" Ah, kalau begitu perkenalkan namaku Jenica. Senang bertemu denganmu, Joyz. " Ucap Jenica dengan senyum ramahnya.

Joyz sempat tertegun melihat gadis yang berada di hadapannya ini, entah mengapa Joyz merasa bahwa dia pernah bertemu dengan gadis ini entah kapan dan dimana?

" Senang bertemu denganmu juga, nona Jenica. " Balas Joyz yang berusaha mengusir rasa penasarannya.

Jenica sontak merengut kesal dan menggelengkan kepalanya tanda tidak sukanya ke arah Joyz yang kini malah menatapnya dengan pandangan bingung. " Aku sudah memanggilmu Joyz, jadi panggil aku Jenica. Hanya Jenica, oke? "

" Baiklah. " Balas Joyz dengan sedikit ragu, karena meski nyatanya dia telah dilatih oleh Flau agar tidak bersikap jutek dan cuek pada seorang wanita, jujur saja Joyz masih belum terlalu terbiasa jika dia harus memanggil nama gadis lain dengan akrab.

Tiing...

Pintu lift yang terbuka membuat Jenica berbalik dan melambaikan tangan ke arah Joyz dengan senyum manisnya. " Sampai ketemu lagi, Joyz! Dan terima kasih karena tidak membiarkanku terjatuh tadi! " Ucapnya dengan penuh keceriaan yang terlukis di wajah manisnya.

_____

" Kamu terlihat murung, my dear. "

Flau yang terkejut spontan menoleh dan mendapati sosok Nathan yang kini tengah berjalan ke arahnya dengan senyum yang membingakai wajah tampan pria itu, membuat Flau lagi-lagi teringat kenangan masa lalunya saat bersama Nathan.

" Nathan? Kenapa kamu bisa berada disini? " Tanya Flau dengan pandangan terkejutnya, dia tidak menyangka akan kembali bertemu Nathan di tengah-tengah taman seperti ini.

" Karena aku selalu tahu dimana dirimu ketika kamu murung, Flau. "

Flau sontak tersenyum ketika mendengar ucapan Nathan yang selalu membuatnya merasa begitu diperhatikan, karena hanya dengan Nathan-lah Flau selalu merasa keberadaannya begitu dibutuhkan.

" Kamu memang selalu mengerti diriku, Nath. "

Nathan kembali tersenyum lalu mengikuti Flau yang kembali berjalan menyusuri jalan setapak dengan hembusan angin menerpa keduanya.

" Aku senang akhirnya kamu memanggilku dengan panggilan kesayanganmu itu lagi, my dear. "

" Benarkah? "

" Ya. "

" Hei, Nath...menurutmu apa Joyz adalah pria yang baik untukku? "

Langkah Nathan sontak terhenti ketika mendengar pertanyaan Flau yang terasa menyanyat hatinya. " Entahlah, aku tidak tahu. Tapi, satu hal yang kutahui tentang pria itu...dia begitu ambisius akan sesuatu. "

" Ambisius? "

" Ya, setiap pengusaha pasti memiliki sifat ambisius di dalam dirinya, begitu pula denganku. Tapi lebih dari apapun, Joyz Loyard adalah pria yang berbahaya. "

Flau berbalik dan menatap kedua mata coklat Nathan yang terlihat begitu mirip dengannya. " Kenapa semua orang yang kukenal selalu saja mengatakan bahwa Joyz adalah pria yang berbahaya? "

" Karena itulah kenyataannya bukan? "

" Aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu, karena Joyz yang kukenal adalah pria yang berhati baik. "

" Lalu apa kamu mencintainya? "

" Ya, aku mencintainya. "

" Lalu bagaimana denganku? Apa kamu masih mencintaiku, seperti aku yang masih terus mencintaimu sampai detik ini? "

Tubuh Flau spontan mematung dan hanya bisa menatap sorot mata Nathan yang kini balas menatapnya dengan pandangan terluka, namun lebih dari itu Flau mencoba mencari jawaban di hatinya, apa dia masih mencintai Nathan atau tidak?

" Bagaimana menurutmu? " Flau balas bertanya dengan nada sendunya karena betapa pun dia berusaha keras mencari jawabannya, Flau akan tetap gagal dan gagal karena bayangan kebersamaannya bersama Nathan selalu terbayang di dalam benaknya dan akan selalu terukir di dalam hatinya.

" Entah kamu akan marah padaku atau tidak, tapi aku yakin bahwa lebih dari apapun kamu masih dan akan selalu mencintaiku, Flau. "

" Darimana kamu bisa menyimpulkannya, Nath? Bukankah hubungan kita telah lama berakhir? "

" Aku yakin, karena aku tahu bagaimana dirimu, Flau. " Balas Nathan yang perlahan menarik tubuh Flau ke dalam pelukannya, menyalurkan semua rasa rindu yang selama ini ditahannya selama bertahun-tahun. " Aku mencintaimu dari dulu hingga sekarang, my dear. "

Flau hanya bisa diam di dalam pelukan Nathan, meski tangannya ingin sekali membalas pelukan hangat milik pria itu tapi hatinya berkata tidak karena jika dia melakukannya maka itu artinya dia telah mengkhianati kepercayaan yang telah Joyz berikan untuknya.

_____

Nathan kembali berjalan menuju kamar resortnya dengan hati yang tidak menentu, rasa kecewa yang begitu kentara benar-benar mendominasi hatinya saat ini. Kenapa Flau tidak membalas ungkapan cintanya seperti yang biasa dilakukannya dulu? Kenapa Flau juga tidak membalas pelukannya? Kenapa....kenapa.....?!

" Kamu terlihat begitu menyedihkan, Athan. "

Nathan spontan mendongak begitu mendengar suara yang tidak lagi asing di dalam benaknya dan tidak lama kemudian dia bisa melihat sosok gadis yang perlahan mulai bangkit dari sofa kamarnya dengan senyum yang mengembang.

" Aku telah bertemu dengannya lagi. " Ucap gadis itu dengan senyum miring yang kini menghias wajahnya.

Membuat Nathan yang mengerti akan maksud perkataan gadis itu hanya bisa diam dan melangkah pergi meninggalkannya begitu saja.

_____

#selamat menunaikan ibadah puasa dan jgn lpa buat sllu vote n comment di crta author.... 😊😉

Joyz & Flau in WeddingWhere stories live. Discover now