Bab 23

1.6K 89 2
                                    

Ting...tong...

Flau segera meletakkan ponselnya di atas meja begitu mendengar suara bel apartemen miliknya berbunyi, namun lebih dari apapun....Flau terlihat sangat terkejut ketika melihat kedatangan Joyz yang kini berdiri tepat di hadapannya.

" Boleh aku masuk? " Pinta Joyz dengan senyum canggungnya.

" Te...tentu. "

" Maaf....maaf  karena telah menyakiti pria itu. Sungguh, aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja....aku....hanya emosi. " Ucap Joyz begitu dia masuk ke dalam apartemen Flau dan kini lebih memilih untuk bersandar pada dinding, dibanding dengan duduk di sofa seperti biasanya ketika dia memilih untuk berkunjung ke apartemen milik gadisnya itu.

Sedangkan Flau hanya bisa diam tanpa membalas satu pun perkataan Joyz dengan wajah menunduk. Entah apa yang kini berada di dalam benak Flau, hanya dia dan Tuhan yang mampu mengetahuinya.

" Apa kamu...masih marah padaku? "

" Boleh....boleh aku mengatakan sesuatu padamu, Joyz? "

Joyz terpaku begitu mendengar permintaan Flau yang cukup membuatnya resah, karena lebih dari apapun...Joyz berani bersumpah bahwa kini jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

" Tentu. " Dan seolah membohongi dirinya sendiri, Joyz menjawab pertanyaan Flau dengan senyum tipis.

" Aku ingin jujur padamu....kalau saat ini....aku merasa bimbang...bahkan aku tidak tahu siapa yang benar-benar berada di hatiku saat ini. Jujur, semenjak kedatangan Nathan saat itu....aku selalu bertanya di dalam hatiku....apa aku masih mencintainya? Apa hati ini masih menjadi miliknya sama seperti dulu? Aku selalu dan selalu memikirkannya, bahkan ketika melihat senyum Nathan pun, aku masih bisa mengingat dengan jelas semua masa lalu kami. Tapi di lain pihak, aku juga tidak ingin membuatmu terluka karena perasaanku yang tidak pasti ini. Karena itu, aku.... "

" Berhenti. Aku tidak ingin mendengar apapun lagi, Flau. "

" Tapi Joyz... "

" Aku bilang berhenti! Jangan bicara lagi, hentikan semua omong kosongmu itu! " Bentak Joyz dengan kedua mata kecoklatannya yang kini terlihat berkaca-kaca. " Aku tahu, kamu telah menghabiskan waktu lebih banyak bersama pria itu, aku tahu itu. Tapi setidaknya jangan memaksaku untuk menyerah padamu, disaat aku belum memperjuangkanmu sama sekali. "

" Joyz.... "

" Beri aku kesempatan, beri aku kesempatan untuk memperjuangkanmu. Dan jika pada akhirnya kamu akan tetap memilih pria itu, maka aku akan dengan senang hati menyerah. Bagiku, melihat kamu bahagia itu sudah cukup untukku. Karena itu...untuk kali ini saja, kumohon beri aku kesempatan seperti kamu yang ingin memberi kesempatan pada pria itu, Flau. " Pinta Joyz dengan nada memohonnya, bahkan dia rela jika dia harus bersujud pada Flau agar gadis itu mau memberinya sebuah kesempatan.

" .......baiklah. "

Joyz tersenyum begitu mendengar balasan Flau yang baginya adalah sebuah harapan agar dia bisa memperjuang hubungan mereka yang telah berada di ujung tanduk. " Terima kasih....terima kasih, Flau. "

_____

Bagi Flau, waktu benar-benar berjalan dengan cepat sejak hari dimana Joyz memohon padanya untuk memberi pria itu sebuah kesempatan untuk memperjuangkan dirinya yang menurutnya bahkan tidak pantas untuk diperjuangkan oleh pria seperti Joyz. Dan seperti biasanya, Flau selalu mendapati sebotol yogurt dan sebuah memo di depan pintu apartemen miliknya, selama hampir 1 minggu ini.

Aku tahu kamu sering melupakan waktu sarapanmu dan sebagai gantinya...kamu bisa meminum yogurt yang kuberikan padamu.

J.

Joyz & Flau in WeddingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora