Bab 13

2K 102 2
                                    

Joyz masih menatap tubuh mengenaskan yang kini telah terkapar di hadapannya dengan pandangan datar miliknya, menghiraukan kehadiran beberapa pasang mata milik bodyguardnya yang tengah menunggu perintah selanjutnya.

" Paksa dia kembali, meski harus membunuhnya sekalipun. " Perintah Joyz tidak lama kemudian pada para bodyguardnya sebelum melangkah menjauh dan memilih duduk untuk memperhatikannya dari jauh.

Jeritan sakit dan tersiksa seketika memenuhi gedung kosong yang tidak lama ini menjelma sebagai tempat rahasia milik Joyz, tempat yang dipenuhi oleh riwayat kelam miliknya.

Joyz mungkin bukanlah pria yang baik, karena sadar atau tidak tangannya tidak lagi sebersih dulu, dulu sebelum dia memutuskan untuk terjun ke dalam dunia bisnis yang ternyata begitu kejam. Membuatnya terpaksa harus melakukan apapun termasuk menyingkirkan siapapun yang berusaha menghalangi jalannya.

Namun lebih dari itu, Joyz tetaplah seorang manusia biasa yang menginginkan kebahagiaan diatas segalanya, termasuk kebahagiaannya bersama Flau. Dan kini setelah Joyz sadar dengan adanya bahaya yang mendekat, Joyz berani bersumpah bahwa dia pasti akan melenyapkan siapapun yang dengan berani mengusik kehidupannya bersama Flau, meski itu artinya dia harus rela mengotori tangannya sendiri.

" Aku pasti akan melakukan apapun agar kamu selalu berada disisiku, Flau. " Gumam Joyz dengan ekspresi tegasnya.
_____

Keesokan paginya, Flau terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya begitu mendengar suara bel apartemennya yang telah beberapa kali berbunyi nyaring. Ingin rasanya dia membenamkan wajahnya ke dalam bantal dan memilih untuk melanjutkan tidurnya lagi. Tapi pada akhirnya, Flau tetap bangkit dan berjalan menuju pintu dengan keadaan setengah sadar.

" Siapa? " Tanya Flau dengan suara seraknya, khas orang yang baru saja bangun tidur. Bahkan tanpa merasa malu, dia malah beberapa kali menguap di hadapan tamunya yang tidak bisa dia lihat dengan jelas karena rasa kantuknya.

Hingga suara kekehan yang dikenalnya, membuat Flau melebarkan kedua matanya begitu melihat sosok Nathan yang terlihat tersenyum kecil ke arahnya.

" Morning, my dear. " Sapa Nathan dengan suara lembutnya sebelum mengelus puncak kepala Flau seperti kebiasaannya dulu.

Dan detik itu juga, kesadaran Flau seolah pulih seketika, membuat Nathan yang masih berdiri di hadapannya pun malah tertawa kecil begitu melihat ekspresi syok yang tercetak jelas di wajah cantiknya.

" Aku bisa jelaskan, oke. Jadi, berhenti menatapku seolah aku hanyalah sebuah ilusi, my dear. "

Kedua mata Flau spontan mengerjap pelan ketika mendengar ucapan Nathan yang benar-benar terdengar begitu nyata ditelinganya dan saat itu juga Flau tersadar bahwa Nathan yang ada di hadapannya adalah sebuah kenyataan.

" Hmmm...sebenarnya aku bingung ingin menjelaskannya mulai darimana. Tapi kurasa akan lebih baik kalau aku menjelaskan tentang keberadaanku di New York saat ini.... " Nathan menjeda ucapannya selama beberapa saat untuk melihat reaksi Flau terlebih dahulu dan setelah melihat anggukan Flau, akhirnya Nathan mulai melanjutkan ucapannya. " ....mulai sekarang aku akan tinggal di New York. "

Flau menatap Nathan dengan ekspresi tidak percaya miliknya yang justru dibalas oleh senyum manis yang kini membingkai wajah tampan pria itu dan sungguh...nafas Flau seakan tercekat begitu melihat senyum manis itu.

" Be...benarkah? " Tanya Flau yang kini menunduk secepat mungkin, berusaha menghindari tatapan mata Nathan yang selalu bisa membuatnya terlihat begitu tidak berdaya di hadapan pria itu.

" Ya. Apa kamu tidak senang mendengarnya? "

Secepat mungkin Flau kembali mendongak dan menggeleng ketika mendengar pertanyaan Nathan. " Tentu saja aku senang. "

Mendengar ucapan tulus Flau, mau tidak mau Nathan kembali tersenyum dan sedikit menundukkan wajahnya agar dia bisa semakin melihat wajah cantik Flau yang selalu dirindukannya selama ini.

" Aku benar-benar merindukanmu, Flau...sungguh... " Ucap Nathan dengan pandangan lekatnya yang mampu membuat Flau seakan terpaku hanya untuknya.

" Begitu juga denganku, Nath. " Balas Flau dengan nada lirihnya, bahkan sebulir air mata kini perlahan jatuh membasahi kedua pipi putihnya.

_____

Jenica tersenyum senang ketika melihat pesan yang tertera di layar ponselnya lalu tidak lama kemudian dia kembali melangkahkan kakinya menuju mobil sport berwarna pinknya, membelah jalanan kota New York yang nampak ramai meski di siang hari.

Dan selama perjalanan itu, senyum Jenica tidak pernah pudar dari wajah manisnya. Hingga akhirnya dia sampai di salah satu restoran mewah yang berada di pusat kota New York.

" Selamat datang nona. " Sambut seorang pelayan yang langsung membungkuk hormat untuk sekedar menyambut kedatangan Jenica.

Sedangkan Jenica sendiri hanya tersenyum dengan kedua kakinya yang terus melangkah masuk ke dalam restoran itu, menghiraukan beberapa pasang mata yang melihatnya dengan pandangan tertarik.

_____

Joyz sesekali menatap layar ponselnya yang tidak menampilkan satu pun balasan pesan atau panggilan dari gadisnya sejak tadi, padahal dia sudah mengirimkan beberapa pesan bahkan panggilan untuk Flau.

" Bagaimana pendapat anda, Mr. Loyard? "

Joyz terkesiap begitu mendengar pertanyaan Willow, salah satu rekan bisnisnya yang memang saat ini tengah menghabiskan waktu makan siang mereka di salah satu restoran ternama di New York.

Dan seharusnya, saat ini Joyz masih terlibat dalam perbincangan beberapa bisnis yang bisa menguntungkan mereka berdua jika saja pikirannya tidak terus melayang pada gadisnya yang sampai saat ini seakan hilang tanpa kabar dan itu saja sudah cukup untuk membuat Joyz kehilangan fokus seperti sekarang.

" Emmm...ya kurasa itu ide yang bagus. " Balas Joyz sekenanya karena jujur saja dia bahkan tidak tahu apapun yang tengah pria itu bicarakan sedari tadi.

" Benarkah?! Astaga, ini benar-benar berita yang bagus! Kalau begitu saya akan menyiapkan proposalnya secepat mungkin untuk anda. " Ucap Willow dengan nada bersemangatnya.

" Hah!! Proposal apa?! " Ulang Joyz yang seakan tidak mendengar apa yang baru saja Willow katakan.

" Tentu saja proposal yang sejak tadi saya bahas. "

" Oh...benarkah? Ka..kalau begitu akan kutunggu proposalnya. " Balas Joyz yang sungguh seperti kehilangan sikap profesionalnya sebagai seorang presdir. " Senang bekerja sama dengan anda, Mr. Willow. Saya pamit dulu. " Pamit Joyz yang secepat mungkin bangkit dan berjalan menjauh meninggalkan Willow yang masih saja tersenyum senang hanya karena Joyz baru saja menyetujui ide proposal pria itu yang bahkan Joyz tidak tahu tentang apa.

Joyz membuang nafasnya dengan jengah di sela-sela langkah kakinya, hari ini dia benar-benar lelah dan merindukan kehadiran Flau yang selalu bisa membuatnya tenang dan nyaman, tapi sayangnya gadisnya itu bahkan tidak dapat dia hubungi. Dan semua itu semakin menambah kelelahan Joyz, hingga tanpa sadar dia bahkan berjalan menunduk tanpa melihat arah depannya.

Brukk...

Kedua mata kecoklatan Joyz sontak melebar dan segera menangkap tubuh mungil yang tidak sengaja ditabraknya itu dengan cekatan, membuat jantungnya berdebar 2x kali lebih cepat dari biasanya.

" Anda tidak apa-apa, nona? " Tanya Joyz dengan ekspresi lega yang tercetak jelas di wajah tampannya.

Sedangkan gadis yang mendengar suara penuh kelegaan Joyz itu, perlahan mengerjapkan kedua matanya yang tadinya sempat terpejam dan bersamaan dengan itu Joyz maupun dirinya saling menatap dengan ekspresi terkejut.

" Joyz!! "

" Jenica!! "

_____

#jgn lupa vote n comment yah readers!! 😊😉

Joyz & Flau in WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang