Bab 26

1.7K 98 2
                                    

Joyz memijit pelipisnya yang terasa berdenyut sejak pagi tadi, bahkan hampir saja dia berniat untuk tidak masuk ke kantor hari ini. Tapi sayangnya hal itu tidak bisa Joyz lakukan, mengingat hari ini akan ada pertemuan penting bagi Diamond Coorporation yang akan membahas proposal kerja sama dengan Weston Coorporation, perusahaan yang bergerak di bidang pusat perbelanjaan yang baru kemarin diketahuinya milik Marco Weston, ayah Jenica.

Dan sialnya lagi, Joyz bahkan sama sekali tidak bisa fokus dengan presentasi yang tengah berlangsung di hadapannya saat ini.

" Hei, kau baik-baik saja? " Bisik Jack di tengah-tengah presentasi yang untungnya berada tepat di samping Joyz.

" Ya. "

" Kau yakin?! Wajahmu terlihat sangat pucat, kau tahu?! "

" Berhenti bicara dan fokuslah dengan presentasi yang ada di hadapanmu, Jack. " Perintah Joyz dengan ekspresi datarnya.

" Haaa...baiklah-baiklah... "

Jack memilih menyerah lalu segera fokus kembali pada presentasi di hadapannya yang sempat teralihkan beberapa saat yang lalu, membiarkan Joyz yang berusaha tetap fokus meski dengan kepalanya yang semakin berdenyut.

" .......sekian presentasi dari saya. " Ucap Fino, salah seorang perwakilan dari Weston Coorporation.

Suara riuh tepuk tangan seketika memenuhi ruang rapat saat itu, menandakan bahwa presentasi yang telah dibawakan oleh Fino sukses begitu melihat Jack yang notabenenya menjabat sebagai presdir Diamond Coorporation tersenyum puas dan mengangguk setuju dengan proposal kerja sama yang telah diajukan oleh pihak Weston Coorporation.

Brukk...

Namun semua tepuk tangan dan senyum puas seketika lenyap begitu saja ketika Joyz tiba-tiba tidak sadarkan diri di dalam ruang rapat dengan kondisi pucat pasi.

Dan yang lebih parahnya lagi, semua orang yang saat itu berada di dalam ruang rapat dan menyaksikan kejadian itu spontan panik, terlebih Jack yang dengan segera membopong tubuh Joyz dan berteriak meminta tolong agar ada seseorang yang segera memanggil ambulance secepat mungkin.

_____

Jack berjalan tidak menentu dengan ekspresi khawatir yang kini tercetak jelas di wajah tampannya sejak Joyz tidak sadarkan diri sampai sekarang.

" Tenanglah Mr. Lingston, Mr. Loyard hanya sedikit stress dan kelelahan saja. Dan sedikit istirahat akan segera membuat Mr. Loyard kembali pulih. " Ucap Dr. Dorby, dokter pribadi Joyz yang terpaksa dipanggil secara emergency oleh Jack.

" Saya tahu, meski begitu saya tetap mengkhawatirkannya. " Balas Jack masih dengan nada khawatirnya.

" Kalau begitu anda bisa membantunya dengan cara menghilangkan penyebab rasa stress juga kelelahan yang saat ini dialami oleh Mr. Loyard. "

Jack nampak berpikir serius begitu mendengar ucapan Dr. Dorby yang menurutnya adalah obat terbaik bagi pemulihan Joyz dan satu-satunya hal yang saat ini berada di dalam benak Jack hanyalah kehadiran Flau.

Tapi mengingat hubungan Joyz dan Flau saat ini, Jack benar-benar harus berpikir ulang untuk memberi kabar pada Flau mengenai kondisi Joyz.

" Kalau begitu saya pamit dulu, Mr. Lingston. " Pamit Dr. Dorby dengan senyum sopannya sebelum pergi meninggalkan Jack yang masih berpikir serius.

" Flau.... "

Jack tersentak kaget begitu mendengar lirihan sahabatnya itu, bahkan di saat tidak sadar pun...Joyz hanya bisa memikirkan Flau, Flau, dan hanya Flau.

" Kurasa aku tidak punya pilihan lain lagi. " Gumam Jack yang dengan segera mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sederet pesan singkat pada Flau.

To : Flau
From : Jack
Message : Aku tahu ini bukan saat yang tepat untuk meminta bantuanmu disaat hubungan kalian sedikit merenggang. Tapi bisakah kamu datang ke New York Hospital saat ini juga, Flau? Dia sedang membutuhkanmu....Joyz, dia benar-benar membutuhkanmu saat ini.

Dan begitu Jack telah sukses mengirimkan pesan singkatnya pada Flau, kini dia hanya bisa berharap bahwa Flau akan benar-benar datang demi Joyz. Karena dengan begitu juga, Jack akan berusaha mempercayai bahwa Flau masih memiliki kepedulian terhadapan sahabatnya itu.

_____

Nathan tersenyum puas karena hari ini Flau bisa menghabiskan waktu sarapannya bersama dengan dirinya.

" Kenapa kamu terus tersenyum sejak tadi, Nath? " Tanya Flau dengan nada herannya.

" Hmmm....aku hanya senang karena hari ini aku bisa menghabiskan waktu sarapanku bersama denganmu. " Jawab Nathan masih dengan senyum puasnya.

" Kenapa hanya dengan sarapan bersama seperti ini bisa membuatmu begitu senang, Nath? "

" .... "

" Nath? "

" Hanya dengan seperti saja...aku sudah senang, Flau. Asalkan aku bisa menghabiskan waktuku bersamamu, maka hal sesimpel ini pun sudah cukup membuatku senang......dan itu semua karena aku mencintaimu.... " Jawab Nathan dengan suara teramat lirihnya.

" .... "

" Dulu hingga sekarang pun...aku masih terus mencintaimu, Flau. Dan menghabiskan waktu bersamamu adalah moment terindah dalam hidupku. " Ucap Nathan dengan penuh kesungguhan. " ...karena itu, maukah kamu kembali bersamaku, my dear? Aku berjanji bahwa aku tidak akan pergi meninggalkanmu lagi. "

Nafas Flau seakan tercekat begitu mendengar setiap lontaran kalimat dari Nathan, entah apa yang kini dirasakannya tapi yang jelas hati Flau seakan berdenyut.

" Flau.... "

Melihat Flau yang masih membeku, mau tidak mau Nathan sontak tersenyum lalu mengelus puncak kepala Flau penuh sayang, berharap dengan begitu Flau tidak akan merasa canggung pada dirinya.

" Aku akan menunggu sampai kamu siap memberiku jawaban, Flau. Tapi ketika waktunya tiba, kuharap kamu akan membalas perasaanku ini. "

Drttt...drrtt...

Belum sempat Flau membalas ucapan Nathan, ponselnya yang berada di atas meja kini bergetar menandakan pesan masuk dan begitu dia mengetahui siapa pengirim pesan itu, dahi Flau sontak berkerut sebelum membuka pesan dari Jack.

Dan sederet pesan singkat dari Jack itu sudah cukup untuk membuat jantung Flau seakan berhenti berdetak saat itu juga, tidak ada yang lebih membuat Flau merasa begitu terpukul kecuali kenyataan bahwa Joyz telah jatuh sakit.

" Aku.....aku harus pergi.... " Lirih Flau dengan bibir gemetarnya, dia bahkan tidak sanggup untuk berdiri jika saja Nathan tidak segera membopong tubuhnya.

" Tenanglah. Ceritakan padaku apa yang baru saja terjadi, hingga kamu gemetar seperti ini, Flau. "

" Joyz....Joyz sedang sakit, Nath.... "

Ekspresi Nathan seketika berubah begitu mendengar jawaban Flau yang sudah cukup untuk membuatnya mengatupkan rahang dengan erat, tapi demi Flau...dia akan mencoba untuk menahan rasa cemburunya untuk saat ini.

" Aku akan mengantarmu. "

_____

Ponsel Jenica terjatuh begitu saja ketika mendapat kabar bahwa Joyz telah jatuh pingsan di tengah rapat kerja sama dengan ayahnya dan satu-satunya hal yang kini berada di dalam benak Jenica adalah melihat kondisi Joyz.

Dengan cepat Jenica berlari dan memberi perintah pada sopir pribadinya untuk mengantarkan dirinya secepat mungkin ke New York Hospital.

" Cepatlah! " Seru Jenica dengan suara paniknya.

" Baik, nona. "

Dan disaat yang bersamaan, Flau juga Nathan kini tengah melaju ke tempat yang sama, New York Hospital. Dan satu-satunya tujuan mereka hanyalah melihat Joyz, melihat sosok Joyz yang tengah terbaring lemah.

_____

#mf bnggt untuk update hri ini yg molor sekli dn mngkin ceritanya krg memuaskn krna author ngetiknya buru2.... 🙏🙏🙏🙏

Joyz & Flau in WeddingWhere stories live. Discover now