21. My Future Is You, Emily

19.2K 1.5K 45
                                    

Seharusnya Emily sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya, dengan mobil dan supir yang sudah dipersiapkan Ichsan, asisten ayahnya untuknya, dan akan segera melepaskan kebaya sesak itu segera dia sampai di rumah; kalau lelaki sinting itu, Ethan, kakak kandungnya, tidak muncul secara tiba-tiba dan menariknya secara paksa saat dia sedang menunggu di lobi hotel.

"Apa-apaan kamu!?" Emily berusaha menarik lengannya yang ditarik dengan kasar oleh Ethan.

Lelaki itu mencengkram lengannya dan menarik Emily kembali masuk ke dalam hotel. Dia mengabaikan pertanyaan Emily dan masih tetap berjalan menuju lorong-lorong di dalam hotel. Rahangnya mengeras seolah dia sedang menahan marah. Ekspresi lelaki itu memang sudah berubah semenjak berada di ruang makan beberapa saat lalu.

Emily kembali berusaha menarik lengannya supaya lepas dari cengkraman tangan lelaki itu, kali ini dengan lebih kuat dan dia berhasil melepaskan diri. Namun Ethan kembali menggapai tubuh Emily dan mendorongnya ke sisi dinding di lorong yang sepi tersebut dengan kasar.

Emily baru saja hendak kembali membentaknya saat Ethan menyela terlebih dahulu.

"Berani-beraninya kamu mencium lelaki lain di depan aku!" Ethan berbicara perlahan hampir seperti mendesis sambil menggemeretakkan giginya menahan marah.

"Lelaki lain itu tunanganku," kata Emily berusaha membuat suaranya terdengar santai.

Ethan menggemeretakkan gigi dan mengeraskan rahangnya semakin kuat, "hanya secara resmi dan untuk urusan bisnis Papa. Nggak lebih. Kamu itu milikku Emily! Jangan main-main dengan lelaki lain di depanku! Kamu akan tahu akibatnya."

Sejujurnya Emily takut. Sudah cukup lama terakhir kali dia melihat Ethan segeram ini. Kalau Ethan yang biasa saja sudah cukup gila, entah apa yang akan dilakukan lelaki sinting itu saat sedang marah.

"Reza itu calon suamiku dan dalam waktu dekat kami akan menikah," Kata Emily sambil menghela napas, "kamu pikir selamanya nggak akan terjadi apa-apa antara aku dan dia?"

Ethan terdiam. Dia kelihatan berpikir sejenak dan berhasil membuat Emily menyesal karena memberikan ide yang buruk untuk dirinya sendiri.

"Kalau gitu kamu harus menjadi milikku dulu, sebelum dia bisa menyentuh kamu."

Emily berusaha memundurkan tubuhnya secara refleks sebelum menyadari bahwa punggungnya sudah menempel dengan dinding dan dia sudah tidak bisa lebih mundur lagi.

"Jangan gila, Ethan!" Kata Emily memperingati dengan suara rendah. Suaranya hampir bergetar karena takut walau dia masih berusaha menutupinya.

"Seharusnya kamu sudah jadi milikku sejak dulu, Emily, kalau Papa nggak menghalangi kita." Kata Ethan sambil melebarkan senyumnya sementara jari-jarinya menyentuh pipi gadis itu, "tapi tenang saja, kali ini nggak akan ada yang mengganggu kita, dan aku akan jadi yang pertama buat kamu."

"Jangan mimpi, Ethan!" Emily mendorong tubuh lelaki itu menjauh, namun dia hanya membuat Ethan semakin bersemangat.

Dia mencengkram lengan Emily dengan kuat dan kembali menariknya.

"Aku akan teriak!" Ancam Emily sambil masih berusaha menahan tubuhnya yang terseret karena tenaga Ethan yang lebih kuat.

Ethan menyeringai, "silahkan teriak. Kamu sudah tahu siapa yang pada akhirnya akan dapat pembelaan Papa."

Emily tahu dia akan kalah. Dia terdiam walau tubuhnya masih berusaha bertahan.

"Pintar, Sayang. Lebih baik kamu menurut karena pada akhirnya kamu akan tetap jadi milik aku." Ethan kembali mendorong dan memojokkan tubuh mungil Emily ke salah satu sudut dinding setelah memastikan lorong itu masih kosong.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang