13. Lets Live Together

19.8K 1.5K 18
                                    

"Hi, Lorence. Good to see you!" sapa Emily dengan ceria begitu tahu tempatnya dan Teddy dinner adalah di sini. Restoran milik Lorence.

Lorence melipat kedua lengan di depan tubuhnya yang gemuk. Wajahnya merenggut tidak senang dengan kehadiran Emily di sana. Kalau bukan Teddy yang meminta bantuannya.

Teddy tidak bisa mengajak Emily makan malam di tempat romantis dan mewah. Alasannya karena dia mahasiswa pas-pasan yang hanya mendapat uang jajan tambahan dari kerja paruh waktunya. Makan di restoran mewah akan menghabiskan setengah bulan gaji bekerja paruh waktunya, dan dia harus jujur kalau dia tidak semampu itu untuk mengajak Emily ke sana. Maka makan di restoran Lorence adalah opsi terbaiknya. Karena dia bisa meminta diskon tambahan dari Lorence.

"Hi Lorence," sapa Teddy sambil menarik kursi untuk Emily duduk, "Thanks for giving big discount for us," Teddy memamerkan senyum kepada atasannya itu.

"Just because you requested it! I will not give it for that young girl if she is not your girlfriend." Gerutunya sambil sesekali melirik ke arah Emily.

Teddy hanya tertawa. Memang apa lagi yang bisa dilakukannya kalau Lorence tidak menyukai gadis itu dan Emily senang membuat masalah kepada orang yang tidak menyukainya.

"It's our anniversary, Lor." Bohong Teddy.

Emily memandang bodoh. Ekspresinya seolah mengatakan, "Anniversary? What anniversary?"

Dan Teddy hanya berkedip meminta bantuan. Untung Emilynya cerdas.

Emily malah menambahkan, "Yeah! Don't you want to congratulate me?"

Lorence hanya memandang sekilas dan tidak menanggapi. Dan menurut Teddy itu keputusan bagus.

Teddy meminta Emily menunggu dan dia berjalan ke arah dapur. Dia mengambil sebuah lilin dan bunga serta menatanya di meja. Kemudian dia berjalan kembali ke dapur dan mengambilkan dua porsi fettuccine yang sudah ditatanya sebaik mungkin. Tidak lupa dia mengambil sebotol wine dan membukanya.

Tentu saja diskon yang dia dapatkan berarti dia harus menyiapkan makan malamnya sendiri. Hanya menyiapkan di dapur sebenarnya, karena Lorence sudah memasak saos dan pastanya. Dan Lorence memberikannya harga wine sesuai harga yang dibelinya dari supplier.

Teddy kembali duduk setelah selesai menata meja mereka. Dia menuangkan wine untuk mereka berdua.

"For our anniversary, whatever it is," kata Emily usil.

Dan mereka bersulang sebelum mereka mulai makan.

"Gimana rasanya?" Tanya Teddy menunggu reaksi Emily saat gadis itu mengunyah fettucinne-nya untuk pertama kali.

"Hmm," Emily memberi reaksi tulusnya dengan menaikkan nadanya, sebelum dia melihat Lorence yang kelihatan menguping untuk mendengar komentarnya dan kemudian menambahkan, "not bad.  Although yours is better."

Teddy terbatuk-batuk. Dia berusaha menyamarkan suara Emily yang pasti didengar Lorence melihat wajahnya yang berubah ungu.

Teddy tahu tidak ada yang bisa mengalahkan rasa pasta buatan Lorence. Apalagi dia yang sama sekali tidak ahli masakan itali. Dia tahu Emily hanya senang mengejek lelaki itali itu.

"Gimana kuliah kamu?" Emily tiba-tiba menanyakan sesuatu yang hampir tidak pernah membuatnya tertarik.

Dan Teddy memandang heran. Walau dia tetap menjawab.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang