10. Politician's Daughter and Psycopath's Sister

22.4K 1.6K 30
                                    

Teddy menunggu.

Sementara Emily masih terdiam.

Teddy mulai tidak sabar, tapi tidak ada yang dapat dilakukannya. Karena Emily hanya menunduk dan tertarik dengan dada telanjangnya saja.

Mereka sedang berbaring saling berhadapan di sofa sempit walau Emily menolak kontak mata dengannya.

Teddy tidak tahu apakah gadis itu masih mabuk atau tidak, karena saat mengira gadis itu sudah mulai sadar, sesekali Emily masih terkekeh sendiri.

"Ems," panggil Teddy pelan, "Ada yang mau kamu ceritain ke aku? Mungkin aku bisa bantu meringankan beban kamu."

"You already did, Teddy bear. Aku merasa nyaman ada kamu di sini." kata Emily masih terlalu asik dengan dada Teddy.

"Tapi kalau aku tahu masalah kamu, aku bisa lebih tahu apa yang harus aku lakukan, Ems."

Emily mulai kehilangan kekehan gilanya walau dia masih tetap memfokuskan pandangannya ke dada Teddy.

"You'll sick of me if I told you."

"Try me, Ems." kata Teddy meyakinkan.

Emily menarik napas panjang.

"Kamu pernah ketemu dengan korban sexual abuse?"

Teddy terdiam atas pertanyaan absurd yang tidak diduganya.

"Belum pernah," jawab Teddy akhirnya masih menebak-nebak.

"Kamu tau exibitionist?" Tanya Emily lagi.

Dan Teddy tidak paham apa kaitan kedua pertanyaannya.

"Aku tahu." jawab Teddy menunggu.

"Kamu tahu kelainan yang dilakukan seorang exibitionist?" kata Emily masih sama datarnya, "Mereka memamerkan kelaminnya kepada orang lain dan mendapatkan kepuasan dari sana. They disgustingly masturbate for that."

Emily masih mengawasi dada Teddy, "Jadi menurut kamu, apakah orang yang dipaksa melihat oleh seorang exibitionist adalah korban sexual abuse?"

Teddy bukan seorang ahli psikolog dan dia tidak bisa berpikir terlalu cepat untuk menjawabnya.

"Keluargaku bilang itu bukan korban sexual abuse," Emily menarik napas, "Mereka bilang aku bukan korban sexual abuse."

Emily kembali tertawa sendiri sebelum menambahkan, "Aku rasa tergantung dari siapa si exibisionistnya. Mungkin aku masih ada kesempatan menjadi korban kalau pelakunya bukan putra kesayangan ayahku."

Teddy mematung. Dia tidak menyangka akan mendengar ini semua. Dan rahangnya mengeras.

Emily sedikit mendongakkan wajahnya untuk mengintip wajah Teddy.

"Now you sick of me, Ted." kata Emily lemah.

Teddy mengerjapkan matanya sekali, "No, babe."  katanya buru-buru, "Kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku, Ems? Jadi semua ini ada hubungannya dengan mimpi buruk kamu belakangan?"

"Mungkin," jawab Emily santai, "Karena aku nggak mau dapat pandangan iba dari kamu seperti barusan, Ted." dan Emily tertawa, "Selama ini aku selalu bertanya-tanya kenapa ayahku nggak peduli dengan apa yang kualami. Dan kini aku malah nggak berharap kamu sepeduli itu untuk apa yang aku alami."

Teddy berusaha memandangnya tidak iba seperti keinginan Emily. Walau dia tetap peduli.

"Dan maksud kamu ayah kamu nggak peduli?" tanya Teddy lagi masih membutuhkan penjelasan.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang