14. Failed Seduction

20.6K 1.4K 20
                                    

Teddy mungkin sudah mengatakan ini puluhan kali dalam hatinya, baik dalam keadaan sadar maupun tanpa sadar. Dan orang yang bisa membaca pikirannya mungkin akan merasa jenuh mendengar isi kepala Teddy yang selalu berulang-ulang seperti kaset rusak.

Tapi Teddy akan mengatakannya lagi kali ini. Emilynya sangat seksi. Rambutnya acak-acakan. Lipstik yang jarang sekali menghiasi bibir Emily kini berantakan karena ulah Teddy. Eyeliner yang tadi siang menghiasi wajahnya saat kencan dengan Teddy juga sudah memudar dan meninggalkan bekas hitam di sekeliling mata Emily. Dan sekali lagi Teddy mengatakan, Emily seksi bahkan dalam keadaan seperti ini.

Emily terduduk manis di pangkuan Teddy. Suara napas yang tadi terdengar memburu kini kembali normal. Hanya sesekali Teddy atau Emily bergantian mencuri kecupan singkat, sementara sisa waktu mereka hanya saling berpandangan, setelah beberapa waktu lalu terlalu sibuk saling melumat.

Emily mengembalikan tali bra yang terjatuh dari pundaknya. Dia juga masih mengenakan thongnya karena yang dilakukan Emily semenjak pulang tadi hanyalah melepaskan dressnya dan memberikan Teddy french-kissnya.

"Let's move to my bed," bisik Emily sebelum kembali mencium Teddy.

Teddy menuruti dengan senang hati. Semenjak pulang tadi mereka memang hanya menghabiskan waktu di sofa ruang tamu flatnya.

Emily berubah menjadi tuan putri super manja yang tidak mau turun dari pangkuan Teddy, dan kini bahkan memerintah Teddy untuk membopongnya ke kamar.

Teddy merasa Emily berubah sejak mereka pulang dari kencan mereka. Atau mungkin sebelumnya, karena Emily juga menggandeng lengannya sambil bergelayut manja di pundak lelaki itu dalam perjalanan pulang.

Teddy hanya menduga-duga. Tapi sepertinya perubahan sikap Emily ini sejak pembicaraan mereka selama makan malam tadi. Sejak Teddy mengajaknya pulang ke Indonesia dan tinggal bersamanya.

Teddy tidak melamarnya. Jelas tidak. Karena Teddy tidak membawa cincin, tidak mempersiapkan bunga maupun kejutan apapun.  Bahkan berpikir ke arah sana pun tidak sama sekali. Tapi dia tidak sembarangan bicara juga waktu mengatakannya tadi. Karena Teddy tidak akan mengatakan hal seperti itu kepada wanita lain manapun kecuali Emily.

Mungkin Emily mengira Teddy melamarnya. Mungkin juga tidak. Gadis seunik Emily belum tentu mengira ajakan 'tinggal bersama' berarti menikah. Buktinya dia mengajak Teddy tinggal bersamanya di negara ini sambil berbagi ranjang namun masih suka membantah kalau Teddy adalah pacarnya.

Tapi bentuk yang manapun pemikiran Emily tidak akan diambil pusing oleh Teddy, karena kenyataan bahwa gadis itu terlihat senang dan tidak menolak sama sekali ajakannya tetap menjadi suatu pertanda baik untuk Teddy.

Teddy meletakkan gadis itu di atas ranjang sebelum ikut naik ke atas Emily dan menghimpitkan tubuhnya berdekatan dengan gadis itu.

Emily melingkarkan lengan pada tengkuk Teddy dan menarik lelaki itu mendekat supaya mereka kembali berciuman sementara Teddy hanya mengikuti keinginan gadis itu. Teddy menahan berat tubuhnya dengan kedua lengan serta tulang keringnya agar tidak menimpa tubuh gadis itu, hanya membuatnya tetap bersentuhan sambil menikmati sensasi lekukan tubuh Emily.

Gadis berwajah merona itu kelihatan kehabisan napas dan kesabarannya bersamaan, karena di antara sentuhan bibir mereka, Emily menggeram pelan sementara tangannya mencengkram kuat kaos bagian punggung Teddy sambil berusaha menariknya semakin naik.

Teddy menurutinya. Dia menjauhkan wajah mereka supaya Emily bisa melepaskan kaosnya hingga kini Teddy hanya memakai celananya.

Emily memperhatikan dada bidang lelaki itu dengan begitu intens sambil menggigit bibirnya sendiri. Tubuh yang sebelumnya tidak pernah terlalu diperhatikan Emily, kini bahkan bisa membuatnya naik dan berimajinasi liar.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang