#21"Aku Si Menyedihkan"

2.8K 253 1
                                    


Aku hampir saja terjatuh lagi dari lari marathon tetungguan Irwan ini. Aku sungguh gak mau lagi menghadapi kejadian yang sama serupa seperti Danie pada Viky. Kalau Danie bisa ku tepis dengan mudah walaupun satu Universitas tapi kami beda fakultas juga beda gedung kampus, tapi dengan Viky ? udah satu fakultas, satu kampus, satu kelas pula. Aku pasti sulit menghindari Viky kalau aku sampai bermasalah dengannya.

Kalau difikir, Chacha jahat yah.. yah, seperti inilah aku, pun aku sadar tak semua masalah bisa di selesaikan dengan kata 'maaf' dan 'nyesel' sebelum hal itu terjadi lagi, aku akan berkeras menghindarinya, maka dari itu aku tak membiarkan Viky mengalami hal yang sama. Ada apa sih dengan orang-orang itu, padahal aku Cuma mau berteman gak lebih. Tapi mereka maunya lebih, yah itu sih bukan murni salahku, salah mereka juga siapa suruh baper.

Ddrrrtt drrrtt..

Baiklah, aku ingkar janji dengan mengganti lagi ringtone panggilan masukku, kali ini genrenya korean tapi bahasa Inggris, makanya aku gak terlalu sedih karena gak ngerti liriknya. Lagu ini kudapat dari hasil mati-matian baper karena drama korea yang ku tonton. Soundtrack drama Goblin episode 2, adegan ujung pas malaikat pencabut nyawa dan si goblin membelah mobil berisi Ji Eun Tak yang diculik. Asli baper liat aksi dua ahjussi itu, aku sampe pengen teriak-teriak nontonnya.

Heyy heyy.. telpon, cha..

Sampe lupa telpon dari nomor tak dikenal belum ku angkat, baiklah siapa lagi ini.

"haloo.."

"hay.. malem sayang" wait.. aku harus mengkonfirmasi satu suara.

"Irwan ?" aku memastikan, dan benar saja Irwan, tapi kenapa tiba-tiba dia menelponku malam-malam begini, bukankah ia sedang pendidikan ? dan ini hari selasa, masih jauh dengan hari minggu. lantas ?

"aku pinjem hp temen, ini aku baru selesai apel malem. Aku lagi di kamar mandi nih.. soalnya takut ketauan pelatih, ntar aku diomelin.." jelasnya, kok jadi lucu sih ternyata Irwan sedang nakal.

"lhaa temennya bawa hape ? nakal yah ? kalo ketauan diomelin gimana ?"

"abisnya aku kangen kamu.. kalo ketauan yah ancur lah.."

"apanya ??"

"ya sudahlah, gak usah mau tau gimana pendidikan militer, yang kamu harus tau kalo aku lagi berjuang buat halalin kamu.."

"yee.. halalin ? emangnya aku makanan haram apa di-halalin. Di bawa ke MUI (Majelis Ulama Indonesia) gitu? Biar dapet label halal" jawabku memecah kekakuan di obrolan yang sudh lama tak kami lakukan.

Terdengar suara tawa diujung telpon sana. Beberapa detik kemudian kami sudah mulai terhanyut dalam obrolan kangen-kangenan kami yang hampir sebulan tak berkabar. Banyak yang kuceritakan padanya, mulai dari aku yang sudah mulai masuk kuliah dan punya banyak teman sekaligus punya banyak fans. Bahkan aku juga menceritakan soal jalan-jalanku bersama Viky ke hutan Mangrove. Kuputuskan untuk terbuka padanya. Irwanpun sama, banyak yang ia ceritakan tentang pendidikan kecabangannya.

Malam itu cukup untuk seorang kekasih prajurit. Udah di kabarin semalem aja rasanya bahagia, apa lagi setiap malem. Lama-lama aku jadi terbiasa dengan segala macam judul kehidupan yang temanya sabar dan menunggu. Aku makin terbiasa dengan ujian macem-macem yang kuhadapi mulai dari CyberFans, ternyata cewek-cewek diluar sana pada ngefans sama aku yang punya badan kurus begini. Dan what wrong ? apa-apaan coba berat badanku hanya 37Kg kemana badan buletku sewaktu di asrama dulu, ya kalo diingat, hobi lamaku di asrama dulu adalah 'nyemil' bahkan the genks-ku sewaktu di asrama dulu sempet nyolong mangga demi bikin rujak tengah malem karena laper. Etapi kenapa jadi kek ibu-ibu ngidam gini.

Dear Pak Loreng (END)Where stories live. Discover now