#9 "ada apa dengan Irwan ??"

5.3K 362 8
                                    

"Boleh aku minta foto berdua ?" pintanya padaku yang tengah memandang lurus kedepan. Hari ini hari pertama aku bertemu dengannya, tepat di taman asrama sekolah di bawah pohon  yang tak rindang, Disaksikan para adik kelasku yang berlalu lalang tak jelas entah karna penasaran dengan pacar dokternya, atau pacar ketua osisnya aku tidak tahu, kadang mereka malu melewatiku. Setelah jadian hampir dua minggu Irwan baru menemuiku, sengaja ia ambil hari jumat siang selepas kewajibannya sebagai adam tentunya, sebab ia hanya punya jatah libur hari jumat dari tempatnya bekerja sebagai penjaga galon.

Yuuup !! Penggati Yudha yang seorang photografer sekaligus photomodel adalah penjaga galoon. Padahal saat hatiku tercabik-cabik karena keputusannya, batinku teriak keras kalau aku akan mendapatkan penggantinya yang lebih baik, lebih-lebih darinya. Aahh entahlah, toh ini takan bertahan lama, kalaupun lama nantinya Irwan ini akan menjadi orang yang sukses, kutukku.

"Kita pindah kesana yuk.." ajakku kesebuah bangku panjang disudut taman, disana tak akan banyak yang memerhatikan kami.

"Kembali ke kamu.." sebelum berfoto Irwan memulai pidatonya "..udah aku bilang, aku gak maksa kamu buat meneruskan hubungan ini. Setelah kamu liat rupa aku seperti ini, kamu tau pekerjaanku seperti apa, kamu boleh memutuskannya untuk menyudahi rasa penasaran kamu, atau meneruskannya bersamaku.. Tapi aku mohon dengan sangat, kamu jangan pernah membohongi diri kamu sendiri lantaran gak enak sama Novy, lantaran cuma mau ngehargai Novy sebagai temen kamu, pliss.. Aku bakal terima semuanya.." ucap Irwan dengan penuh kesungguhan. Seperti Irwan bisa membaca hatiku yang tersindir, niat ku sebelumnya memang seperti itu, bertahan demi Novy dan persahabatanku. Aku semakin merasa jadi orang jahat. Rasanya aku ingin menangis sejadinya apa lagi melihat Irwan tersenyum manis sekali memamerkan susunan gigi kampak bergingsulnya. Heyy kami samaan lagi, kami sama-sama gingsul.
Dengan sekejap, ia melupan apa yang barusan ia bicarakan, dua detik kemudian kami sudah asyik berfoto selfie.
Segala macam gaya mulai dari senyum bayem, senyum bahagia, nyengir, manyun, malet, sampai..

"Satu lagi..."
Ucapnya disertai suara potertan yang khas. 'Cuuup'
Wait ? Cuuuup? Ternyata itu bukan suara potret yang seharusnya ckrek. Dia menjatuhkan ciuman gemasnya pada pipi kiriku. Aku terbengong, barusan itu apa ? Sungguh sangat singkat namun rasanya masih tertempel lucu di pipi kiriku. Tak begitu lama aku kalut dalam bengongku. Aku langsung menormalitaskan ekspresi wajah ku lagi, seolah tidak ada apa-apa, seolah-olah itu adalah hal yang mudah di lakukan, seolah-olah aku sudah sering.. Tunggu, aku baru menyadari kalau si Irwan ini telah mencuri ciuman pipi pertamaku. Aahh pipiku sudah tidak perawan, batinku ngamuk tak terima.

"Kenapa yank ?" tanya Irwan panik saat aku hanya bengong.

"Ah, n..nggak apa-apa kok" jawabku kemudian tersenyum padanya.

Irwan hanya tersenyum kemudian tangan kirinya meraih tangan kananku yang duduk bersebelahan, tak ada jarak diantara kami.
Ia menggenggam tanganku erat kemudian mengabadikannya.

Ckreeek !!

Bahkan rasa ciuman Irwan masih terasa hangat sekali di pipi kiriku walau Irwan sudah pergi sejak 19 jam yang lalu. Sekolahku malah makin tak fokus, sedari tadi aku terus memikirkan hal kemarin, bukan hal dicium tapi hal omongan Irwan sebelum mengabadikan semuanya.
"Lanjut atau tidak" ucapku saat tiba-tiba bu guru kimiaku menunjukku yang makin tak fokus.

"Chacha.. Apa saja turunan senyawa alkuna"

Aku bengong tengak-tengok. Kini semua mata tertuju padaku

**


Aku berjalan lunglai meninggalkan gedung pendidikanku. Nampak Novy dan Handini teman sebangkuku serta Marina menemani langkah gontaiku sampai di depan gerbang komplek asrama.

Dear Pak Loreng (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang