#17 "Mistaken"

3.4K 224 4
                                    

Author pov.

Dua minggu setelah pertemuannya dengan Ali di malam pernikahan Bang Ir, Ali cukup bicara banyak dari pada Ali yang sok cool dan pendiam di gunung. Banyak pertanyaan yang dikeluarkan Ali terutama “gimana kabarnya ?” “udah naik gunung mana aja ?” dan.. “gimana sama yang sekarang ??” nampaknya Ali sudah mengetahui kalau Chacha kini telah bersama seorang pak tentara. Dan sejak saat itu Ali tak nampak batang hidungnya lagi, BBMnya ? entahlah sepertinya ia mengganti pin baru.

**

Petikan gitar bersenar enam yang dimainkan Ayub menemani lantunan lagu milik kelompok ospek Chacha. Lagu yang bakal mereka bawakan saat ospek nanti, mereka sudah benar-benar siap dengan lagunya. Ditambah latian yang sudah bukan dikatakan sekali-dua kali. Mereka bahkan lebih sering bertemu akhir-akhir ini. Sudah tak ada canggung lagi diantara mereka. Apa lagi Chacha.

Nampaknya ia sama sekali tak kesulitan mencari teman. Sebab Chacha yang hangat dan super cerewet itu nampak disenangi oleh teman-teman kampus barunya. Apa lagi orang yang satu ini, yang nampak selalu memerhatikan Chacha sedari awal bertemu . Danie.

Entah, kenapa akhir-akhir ini ia selalu kangen dengan ketawa Chacha, cengiran Chacha, gaya bicaranya, suaranya. Semua tentang Chacha, tapi rasa sesak  tiba-tiba menggerayanginya kala tau kalau Chacha sudah milik orang. Tentara pula. Danie yang berstatus belum resmi jadi mahasiswa yo bisa apa ?? kenapa pula ia bisa langsung suka dengan orang seperti Chacha ? bagi Danie, Chacha seperti memiliki ciri khas tersendiri. Chacha emang gak cantik banget, cakep aja. Manusia unik.

Summarecon mall serpong, H-3 ospek.

“Cha.. Jadi pulang bareng Danie kan ?” ajak Danie disela jalan menuju studio photo. Rencananya, hari ini Chacha and the gank ospek akan melakukan photostudio.

“boleh banget.. itung-itung hemat ongkos..” ucap Chacha dengan sangat ceria. “sekalian Dan.. traktir gue makan..”

“weet.. kecil itu mah, asal gue anterin lu pulang sampe rumah lu yah, terus lu bikinin gue teh anget, deal ?” Danie memberikan tangannya minta dijabat.

deal..” chacha lalu menjabat tangan Danie tanda setuju.

Selesai photostudio, benar saja Danie tak bohong soal keinginannya mengantar Chacha pulang. Chacha juga nampak menungguinya, dan entah kenapa dengan Chacha sore itu, nampaknya ada sedikit rasa manis di obrolan permintaan ‘mengantar’ barusan. Rasanya author ingin  menjitak Chacha supaya tersadar kalau ada orang yang sedang berjuang untuknya.

c’mon cha.. let’s go.. we’re come back home” ajak Danie bersemangat pada Chacha yang sempat menungguinya di depan musholah. Musholah ?? yup, ternyata Danie seorang yang sangat taat beribadah, makin saja Chacha takjub dengannya, bagi Chacha, cowok nyantri itu idaman banget. Apa lagi di setiap Chatt, Danie tak pernah lupa menjejali Chacha dengan hadist-hadist manis dan cerita-cerita keagamaan. Walau bukan mantan santri atau apalah, Danie ini orang yang sangat kafah dengan agamanya. Cukup lama ia menahan diri untuk tidak mengenal cewek manapun karena ketakutannya kepada tuhan dan agamanya, tapi entah kenapa seorang Chacha mampu mengingkari janjinya kepada tuhan.

“Romie..” panggil Danie kepada seorang Romie yang juga anggota kelompok ospek chacha yang kebetulan sedang bersama Yasmin gebetannya yang juga satu kelompok dengan mereka, jadi ceritanya setelah sekian kali bertemu, beberapa teman saling cinlok, alias cinta lokasi.

“ehh, Dan.. belom balik lu ?” tanya Romie saat Danie dan Chacha mulai melangkah dekat dengan mereka.

“nonton yuk..” ajak Romie kemudian.

Dear Pak Loreng (END)Where stories live. Discover now