#16 "Injury Time"

4K 300 2
                                    

Percaya gak kepala akan terasa pusing berat lantaran tidur dengan hati dongkol. Yup ! Kepalaku seperti terantuk benda keras sebelum tidur semalam, sampai rasanya aku sulit bangun, dan saat kupaksakan raga ini untuk bangun rasanya pusing sekali. Aku baru ingat, semalam adalah malam yang panjang. Perang hati antara aku, Irwan, dan Regyta. Hingga pukul satu malam, Irwan belum juga menghubungiku.

Setelah cuci muka dan gosok gigi, aku lalu meraih handphoneku yang sudah berdisko entah sejak kapan. Lampu led notifikasinya berkedip-kedip merah. Awalnya kukira lowbat, tapi ternyata banyak sekali pesan yang masuk dari.. Yahh banyak orang termasuk beberapa pesan Irwan, jam 4 pagi tadi. Sekarang ? Jam 8 pagi.

"Say.. Kamu udah tidur yah..."

"Say.. Maafin.. Aku abis maen sama temen-temen sampe lupain kamu.. Kamu ngerti yah, aku udah lama juga gak ketemu temen-temen.. Maaf.. Maaf.."

Ahh main saja sana, kamu itu bak ABG jomblo cari pacar tau ! Rutukku sebelum membaca pesan selanjutnya yang agak - lebih - panjang dari pesan sebelumnya.

"Sayang, sabar yah tinggal 2 bulan lagi.. Pasti bisa jalani dua bulan terakhir, kita harus bertahan, seperti janji awal kita, mempertahankan hubungan ini.. Emang aku tahu, menjalani hubungan kayak gini berat untuk kamu.. Buang jauh-jauh asumsi kamu yang menjatuhkan kalau hubungan kita ini hubungan gak pasti.. Emang LDRan sama seorang prajurit itu gak mudah, tapi kita bisa liat banyak orang yang berhasil buat jalani yang seperti ini. Liat Bapak-mamah aja bisa. Kita juga pasti bisa kayak mereka. Tetep bertahan sama aku sayang.. Kita buat keluarga tentara"

Bukan sekali - dua kali ia mengingatkanku untuk jaga hati, untuk bertahan, aku sampe bosen dengan kata-kata macam itu, karena selama ini aku selalu menjaga semuanya. Sedikit sebal memang. Kesannya dia seperti tak percaya padaku, padahal lihat aku sudah menjalani 3 bulan tanpa dia dengan tenang, aku masih menungguinya, aku.. Aku harus apa lagi ? Untuk meyakinkan Irwan kalau aku sudah berhasil, apa lagi pesan terakhirnya..

"Aku tunggu perubahan kamu.."

Bahkan dia masih menyuruhku berubah seperti apa yang dia mau. Kukira ia sudah lupa. Ahhh menyebalkan sekali.

"Chaa..."
Panggil satu suara yang sangat ku kenal di minggu pagi, pukul 8..

**

Dear Pak Loreng (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang