#14 "the twist in my story"

4.4K 338 5
                                    

Lambat laun, alunan akustik rock milik band kesukaanku, secondhand serenade mengalun membelai indra pendengaranku, liriknya, suaranya sangat enak di dengar. Hingga membuatku terlarut dalam lagu "lika-liku dalam hidupku" (the twist in my story)

Yah, ini mungkin adalah awal dari the twist in my story. Pagi ini aku harus pergi kerumah mas mantan Yudha untuk mengambil teks puisi yang bakal ku bacakan besok diacara perpisahan sekolahku. Entah, padahal aku beneran gak bisa baca puisi, tapi kenapa pak Ahmad menunjukku ? Apa sebenarnya aku punya bakat terpendam ?

the twist in my story..

Aku harus melakukan semuanya tanpa si penyemangat. Irwan betul-betul menghilang tanpa kabar. Sudah tiga minggu setelah keberangkatannya ke Secata, Sekolah Calon Tamtama. Yah, akhirnya Irwan jadi seorang tamtama setelah beberapa kali gagal tes di Bintara.
mungkin rezeki Irwan ada di tamtama.

Awalnya aku gak mengerti, apa sih tamtama itu ? aku sempat mikir polos "katanya Irwan daftar tentara.. Terus Kok tamtama siih.. Katanya mau jadi tentara" aku gak tau kalau tamtama itu tentara juga.

Aku terlalu cuek dengan pekerjaan yang sedang pacarku jalani. Aku bahkan tak sempat bertanya apa itu tamtama ? Tapi dari Informasi yang kudapatkan setelah aku berguru di mbah gugel, aku mendapat satu penjelasan..

Kalau berada di struktur kepangkatan militer, tamtama adalah tentara golongan satu, atau golongan kepangkatan tentara terendah dengan pangkat prajurit dua sampai kopral kepala. Tapi baik tamtama, bintara, ataupun perwira sama aja, sama-sama tentara. Baiklah fix, aku mengerti sekarang. Kalo pacarku adalah seorang tamtama angkatan darat.

"Nih... Udah gue bikinin dek, lu bacanya pake penghayatan biar semuanya melting greget.. Kalo bisa pake suara-suara getaran, nangis kek.."

Aku membaca tulisan tangannya, tetep masih lebih bagus tulisanku.
"Okeee makasih. Gue pamit.."

"Ihh... Buru-buru amat.."

"Iyah, mau langsung cuss asrama, perpisahan, baru balik selamanya.."

hey hey hey.. kenapa muka Yudha di tekuk seperti itu. aku lantas tertawa. lalu ku tepuk-tepuk halus kedua pipinya dengan telapak tanganku seraya berucap. "mukanya gak usah ditekuk begitu dong sayang.. aku kan perginya buat belajar.." ucapku begitu, persis seperti yang selalu kutakatan padanya dulu saat akupamit pergi ke asrama lagi. biarin baper-baper dah..

"kamu jangan bikin aku baper dehh.." ucapnya kemudian. aku tertawa. tak ada sedikitpun darinya yang berubah. semuanya tetap sama, sikapnya, pandangannya, dirinya.

"aku gak akan pernah berubah, akan tetap begini.." katanya lagi.

**

Hatiku dag-dig-dug bahkan setelah penyematan tanda kelulusanku siang tadi. Tak menyangka kalau airmataku akan mengalir sederas itu di perpisahan SMA ku. Apa lagi saat aku mulai membacakan kata-kata perpisahan yang ditulis oleh kakakku, alias mas mantanku.

Aku lantas menghampiri ayah dan ibuku yang menungguiku di bawah panggung tempat kepala sekolah kami menyematkan tanda kelulusannya. Pak kepsek gantengku berbisik pelan..
"Sukses ya Cha.." rasanya hatiku meleleh pak kepsek ganteng itu memanggilku 'cha..' serius, pak kepsek yang kukira cuek ternyata tahu namaku. Uuhhh yaa iyaaalah, Chachaa gitu, siapa sih yang gak kenal Chacha, senior cantik langganan pinsan tiap hari upacara, weet bukan itu.. Mantan wakil ketua osis yang malas mengemban tugas, atau mungkin kakak bantara yang nangis-nangis tengah malem gara-gara makan cabe tanpa gorengan yang sontak bikin sebagian peserta camping terbangun. Aaiiishhh, ini kenapa aku jadi terkenal karena kejelekanku. Apa gak ada prestasi yang bisa kutoreh ?
Aahh aku masih punya nama, dokter asrama😎 tapi takut darah. Ahhh sama saja memalukan.

Dear Pak Loreng (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora