• Part 21 • Suami rasa ABG

150K 8.5K 177
                                    

Anne sedang memasukan baju punya dirinya dan Marcus ke dalam lemari yang mereka bawa tadi. Mereka berdua bakalan menginap selama beberapa hari di rumah karena Anne sendiri juga sangat merindukan mereka.

Marcus sedang memasukan tugas anak didiknya ke dalam tas khusus agar tidak rusak. Karena sekarang Marcus harus bersiap untuk pulang lagi karena besok harus mengajar kembali.

"Saya besok mungkin datangnya malam,"
Ujar Marcus setelah memakai Jaket.
Anne hanya menganggukkan kepala mengiyakan lalu duduk di kasur. Marcus pun ikut duduk di sampingnya.

Hening.

"Soal tadi..."

Suara Marcus membuat Anne menoleh padanya.

"Tentang obrolan di teras tadi, Kamu tidak berencana melakukan itu, kan?" Tanya Marcus menatap Anne.

Anne terdiam mendengar Marcus, Anne tau arah ucapan Marcus kemana.
"Aku--"

"Saya tidak akan memaksa kamu jika kamu ingin menunda. Saya ikut saja."

Anne terdiam mendengarnya

"Keduanya mungkin adalah hal yang sangat berarti. Tapi pendidikan dalam diri seseorang itu adalah hal yang harus diraih. Dan untuk anak, kita bisa menunggu atau menundanya."

Marcus menoleh pada Anne.  "Saya tau kamu belum siap. Jadi tidak usah mikirin apa yang mereka ucapkan tadi."

Anne menganggukkan kepala pelan.
Entah kenapa suasana di kamar menjadi panas dan kaku bagi mereka. Marcus mendekat ke arah Anne, Anne pun tepat menoleh pada Marcus. Anne membulatkan mata saat sesuatu mendarat di bibirnya.
Mata Anne menatap wajah Marcus di depan dirinya yang menutup mata.

Ya Marcus mencium dirinya.

Anne masih diam tidak membalas ciuman Marcus. Perlahan Anne menutup matanya dan membalas pelan lumatan yang di berikan Marcus. Tangan Anne meremas selimut putih yang tertilap rapi di kasurnya, Anne merasakan tangannya yang lain di remas oleh tangan Marcus. Sedangkan tangan kanan Marcus mengusap tengkuk Anne pelan.

Dengan perlahan Marcus melepaskan ciumannya dan mengusap bibir Anne yang memerah karena ciuman tadi dengan ibu jarinya. "Saya harus pergi sekarang." Marcus mengusap kepala Anne dan mencium kening.

"Kabari saya terus selama saya tidak ada dan belum kembali."

Anne tersenyum mendengarnya. Lalu mengusap pipi Marcus membuat mata Marcus terutup merasakan hangatnya tangan Anne mengusap wajahnya.

"Iya, Sayang."

Marcus mengulum bibirnya tersenyum mendengar panggilan dari mulut Anne,
Meskipun suara Anne kecil tapi Marcus masih mendengar ucapannya sangat jelas.

*
*
*

"Marc, apa harus pulang malam ini juga??"

"Iya, Mah. Soalnya masih ada jadwal besok." Jawab Marcus sambil menatap mertuanya.
Anne berdiri di samping Marcus sambil memegang jacket Marcus.

"Hati-hati di jalan. Jangan ngebut."
Nasehat Deri yang di angguki oleh Marcus.

"Iya, Pah."

"Besok kesini jam berapa Marc?"

"Mungkin malem, Mbak, soalnya ada rapat dosen juga."

Sora menganggukkan kepalanya mengerti.
Setelah itu mereka meninggalkan Anne dan Marcus berdua di teras rumah.

"Saya pergi," Ucap Marcus setelah memakai sepatunya. Anne menganggukkan kepala.

Cup!

Ciuman itu mendarat di kening Anne membuat Anne tersenyum.

Dosen • Kutub - [ SUDAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang