• Part 7 • Teror II

159K 10K 88
                                    

Anne terdiam melihat kotak berada di depan pintu rumahnya. Sekali lagi sebuah pengiriman tanpa pengirim datang ke rumah Anne. Apa itu teror lagi? Isinya apa itu lagi? Anne berjongkok melihat kotak itu, mencolek-colek pelan lalu mengambilnya.
Tidak ada pengirim di atas kotak itu.
Anne mengguncangkan kotak itu pelan.
Dia menjadi parno membuka kotak hadiah seperti ini. Anne pun membawa kotak itu masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu.

"Buka nggak ya? Buka nggak ya? Apa.. langsung buang aja?" Ucap Anne pelan menatap kotak itu. Tetapi ia juga penasaran dengan isi kotak yang sedang dipegangnya.

Siapa tau itu bukan teror, kan?.
Dengan membaca bismillah, Akhirnya Anne membuka kotak itu dengan pelan.

"AARRGGHH!!"

-Brug-

Anne berteriak dan melempar kotak itu ke lantai. Sebuah boneka kurus kecil seperti mumi dan terdapat fotonya di tengahnya di tusuk paku. Anne terpaku melihat isi itu lagi.
apa maksud ini semua? Kenapa semua jadi bikin Anne takut seperti ini.

*
*
*

Setelah kejadian kemarin, Anne langsung membuang kotak dan isinya ke tong sampah.
Lalu Anne menyiapkan makan malam karena Marcus pulang malam. Tidak ada pembicaraan. Di ruang baca pun, Anne hanya mengerjakan tugas Marcus. Meskipun Anne tidak terlalu fokus ke penjelasannya di kelas, Anne masih emngingat pemjelasan Marcus. Anne hanya mengambil bagian penting dari beberapa poin yang dia ingat. Karena kepala Anne juga pusing, ingin cepat tidur.

Setelah selesai, Anne langsung mengirimkan tugasnya ke e-mail Marcus dan pergi ke kamar untuk tidur. Sebelumnya dia pamit dulu walaupun tidak ada respon dari Marcus.
Sampai pagi sekarang ini, Anne baru bangun jam delapan. Beruntung Anne ada kelas jam sepuluh nanti, jadilah ada waktu untuk membereskan rumah.

Setelah membersihkan diri, Anne langsung membereskan rumah, mencuci baju kotor kepunyaannya dan Marcus. Setelah selesai, Anne sarapan terlebih dahulu. Anne melihat makanan di meja makan dengan sebuah note kecil yang menempel pada gelas.

"Makan dulu, sebelum pergi kuliah"

Tanpa sadar Anne sudut bibirnya tertarik ke atas. Meskipun cuek dan dingin, dia masih memikirkannya. Anne melihat di meja makan terhidang sup sayur, telor dadar, dan sosis.
Anne duduk dan mulai makan sembari memegang ponsel dan membuka chat grup dari teman-temannya.

Setelah selesai, Anne mencuci piring bekas makannya tadi dan meletakkannya di rak piring. Setelah semua selesai, Anne pun keluar rumah karena tadi dia meminta Radit untuk menjemputnya.

*
*
*

Sesampainya di kampus, Anne langsung masuk ke kelas dan fokus ke penjelasan Marcus. Meskipun Anne mencoret-coret buku tulisnya, telinganya  masih setia mendengarkan penjelasan Marcus. Namun tiba-tiba Anne terdiam  saat tangannya tanpa sengaja memegang sesuatu yang aneh. Seingat Anne di kolong meja yang di dudukinya biasanya bersih, tanpa ada sampah dan barang apapun, kecuali buku dirinya yang sengaja ia tinggalkan.

Anne menundukan kepala untuk melihat ke dalam kolong meja dan menarik ujung kertas yang sedang dipegangnya. Kemudian Anne membulatkan matanya saat melihat isinya. Tanah merah persis seperti tanah dari kuburan dengan tetesan darah itu berantakan di pangkuannya dan sukses mengotori celana putih panjangnya.

"Nne."

Anne menoleh ke arah Candela sambil menelan ludah susah payah. Candela memegang tangan Anne yang bergetar.
Air mata Anne lolos membasahi pipinya.
Beruntung tempat duduk Anne agak belakang, jadi tidak akan ketahuan apa yang sedang Anne lakukan.

Dosen • Kutub - [ SUDAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang