Chapter 35

1.8K 156 23
                                    

"Don't you be so nice to me, i fall in love so easily."

***

"Jadi, konflik itu adalah proses sosial antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya."

Suara Bu Rahma terdengar begitu mengesalkan di telinga para murid 11 IPS 3, tapi tidak bagi Aura. Suara Bu Rahma justru terdengar merdu di telinganya, sehingga membuat gadis yang rambutnya sedang dicepol asal itu jadi mengantuk.

"Sedangkan integrasi adalah su--" ucapan Bu Rahma seketika terhenti kala ia menyadari bahwa ada murid yang tertidur saat jam pelajarannya berlangsung. Ia lalu menatap murid itu dengan sebal.

"Aura, coba kamu jelaskan apa itu integrasi."

"Ra, lo ditanya tuh," Ucap Fira sambil menggoyang-goyangkan tubuh Aura.

"Ck."

Aura lantas mengangkat kepalanya dan menatap Bu Rahma malas. "Kenapa Bu?"

"Jelaskan apa yang dimaksud dari integrasi."

Aura mencoba berpikir sebentar, kemudian ia menggeleng lemas. "Nggak tau saya, Bu."

Bu Rahma mengela napasnya. "Aura, kamu itu sebentar lagi mau naik kelas ke kelas dua belas. Tolong rubahlah sikap pemalasmu itu. Kamu memangnya tidak takut, kalau kamu nanti tidak bisa masuk perguruan tinggi negri lewat jalur undangan?"

"Iya-iya Bu, nanti saya usahain ya." Ucap Aura kelewat santai. Ia sudah terbiasa mendengar ocehan-ocehan seperti itu dari guru-guru. Tapi entahlah, sifat buruk pemalasnya itu rasanya sulit sekali untuk ia hilangkan.

"Oke, kita lanjut," Bu Rahma mulai berjalan mengitari kelas. "Jika konflik sosial terjadi tanpa bisa diatasi, maka akan memungkinkan terjadinya keke--"

Tok! tok! tok!

Bu Rahma seketika menghentikan penjelasannya mengenai materi konflik sosial itu dan berjalan menuju pintu kelas yang tertutup. Ia membuka pintu dan muncullah sosok lelaki yang seketika membuat suasana kelas menjadi sedikit ribut karena suara bisik-bisik dari siswi 11 IPS 3.

"Siang, Bu." Lelaki itu mendekati Bu Rahma dan mencium punggung tangan guru itu dengan sopan.

"Siang, nak." Bu Rahma tersenyum melihat murid tampan di hadapannya. "Kamu siapa?"

"Zaro, Bu."

"Oh iya, Zaro," Bu Rahma kemudian mencoba mengingat sesuatu. Dan seakan teringat, ia langsung menatap Zaro dengan kagum. "Kamu Zaro anak muridnya Bu Juli yang menang olimpiade Kimia tahun kemarin, bukan?"

Zaro mengangguk kecil. "Iya, Bu."

"Cari siapa ke sini?"

Zaro lantas menatap perempuan yang sedang asik tertidur dengan sweater hitam yang menutupi kepalanya. "Cari Aura sebentar, Bu. Boleh?"

Bu Rahma kemudian mengangguk sesaat setelah ia berpikir sebentar. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Aura kesal bercampur kagum.

"Astaga, Aura. Kamu itu semalaman abis ngapain aja sih? Daritadi tidur mulu," kata Bu Rahma gondok dengan tingkah muridnya yang satu itu. "Itu kamu dicariin Zaro. Ibu kasih waktu cuman lima menit untuk kamu keluar."

MemoriesWhere stories live. Discover now