Chapter 8

2.6K 234 47
                                    

"Life is not about being better than someone else, it's about being better than you used to be and becoming who you are."

***

"Sepi banget kak," Aura menyapu pandangannya ke seluruh sudut apartment milik Zaro. Kalau dikategorikan sebagai apartment milik seorang lelaki, bisa dibilang apartment milik Zaro termasuk bersih dan rapi. "Lo tinggal sendirian ya di sini?"

Zaro membanting tubuhnya di atas sofa mini yang terdapat di ruang utama apartmentnya. "Hm,"

"Lo berani tinggal sendiri?" Aura berjalan mendekati Zaro dan ikut membanting diri di sofa sebelah kanan cowok itu. "Gak kesepian apa?"

"Gak,"

"Boong," Aura menatap muka datar Zaro. "Sok iye lo kak, gamau ngaku. Najong deh,"

"Berisik," Zaro lantas berdiri dan berjalan menuju sebuah pintu hitam yang bisa Aura lihat dari tempat ia duduk.

"Mau kemane lo kak?"

Zaro diam, tak berniat menjawab perkataan Aura sedikitpun. Ia membuka pintu kamarnya dan langsung mengambil satu bantal dan selimut yang berada di dalam lemari bajunya.

Tak lama kemudian, Zaro keluar dan berjalan menuju ruang utama dengan membawa satu bantal dan selimut berwarna biru tua. Zaro bisa melihat, di sana Aura nampak sedang melamun. Entah memikirkan apa. Yang pasti, Ia menjadi sedikit kasihan dengan cewek itu. Kalau bingung mengapa hanya sedikit, ya karena Aura merupakan perempuan terbawel yang ia kenal setelah Bundanya dan Bu Juli.

"Eh? Gak usah repot-repot loh kak," Ucap Aura tidak enak hati saat melihat Zaro. "Gue bawa selimut sendiri kok, ya walaupun kecil sih, dan bantalnya gaada juga sih. Tapi gak papa. Jadi, gue min--"

"Bukan buat lo," Ucap Zaro dingin.

"Lah, terus buat siapa? Buat satpam yang ada di depan apartment? Kalo iya, sini gue aja yang kasih. Gue udah inget kok jalannya." Aura bersiap untuk mengambil selimut dan bantal yang berada di tangan Zaro, namun Zaro dengan cepat menepis tangan Aura.

"Buat gue, sinting!"

"Lah?" Ucap Aura dengan wajah bodohnya. "Jadi, ruangan yang barusan lo masukkin bukan kamar? Cuman tempat penyimpanan bantal dan selimut? Aduh, kasian amat lo. Selama ini ga pernah tidur di kasur dong?"

"Berisik tau gak?!" Zaro sudah tidak tahan mendengar suara milik Aura. Bahkan, sedang ada masalahnpun Aura tidak berubah menjadi diam. Terbuat dari apakah cewek itu? Sehingga mulutnya tidak bisa berhenti untuk berbicara seperti itu.

"Udah sono, lo masuk ke kamar gue!" Zaro menaruh bantalnya ke atas sofa dan mulai mencari posisi yang nyaman untuk berselonjoran. "Gue bisa tidur di sini,"

"Serius kak?" Aura menatap Zaro dengan tatapan tak percaya. "Terus, gapapa lo di sini? Ga pegel? Aduh, ga enak nih gue,"

"Gak," Zaro menatap Aura datar. "Udah sono ke kamar gue!"

"Iyadeh nyerah," Aura bangkit dari duduknya. "Gue numpang ya, kak Bintang, ehehehe."

Zaro diam tak membalas ucapan Aura dan mulai menutup matanya. Sedangkan Aura, ia segera berjalan menuju kamar yang beberapa menit lalu Zaro masukki dan membuka pintunya.

MemoriesWhere stories live. Discover now