Chapter 13

2.4K 184 18
                                    

"You don't have to be pretty like her. You can be pretty like you."

***

"Kak Bintang,"

Aura keluar dari kamarnya dengan penampilan yang rapi. Kaus abunya ia padu dengan kardigan hitam panjang dan jeans biru terang yang bawahnya sengaja ia gulung sampai betis.

Aura adalah tipe perempuan yang tidak terlalu suka memakai rok. Ia lebih suka memakai setelan kaus dan celana untuk berpergian. Tentu saja, Aura bisa memadukannya dengan baik, sehingga penampilan Aura akan terlihat lebih menarik.

Zaro yang sedang sibuk dengan laptopnya itu hanya melirik Aura sebentar dan kembali fokus pada laptopnya.

Aura yang merasa dihiraukan lantas membanting tubuhnya ke sofa di sebelah Zaro. "Kak Bintang ih. Dipanggilin juga. Congean apa lu ya? Ga pernah dibersihin nih pasti kupingnya,"

"Berisik!" Zaro menatap Aura sinis. Dari jarak seperti ini, Zaro bisa mencium parfum Aura yang berbau Vanilla. "Mau kemana lo? Rapi amat," lanjutnya sambil pura-pura tidak perduli dan melanjutkan kegiatannya untuk memindahkan foto-foto yang berada di memory card kameranya ke laptop.

"Nah makanya itu, gue pengen pergi nyari kado sama mau beli dress juga buat besok. Besok kan birthday partynya si Shafa, dan dress yang gue punya semuanya ada di rumah." Jelas Aura. "Jadi, gue mau pinjem motor lo dong bentar. Ehehehe, mau hemat nih, kan masih numpang." Lanjutnya sambil cengengesan tidak jelas.

Zaro lantas menepuk keningnya begitu mendengar jawaban dari Aura. "Gue lupa belom beli apa-apa buat Shafa,"

"Nah, yaudah. Bareng, yuk!" Saran Aura. "Lumayan, gue ga usah capek-capek bawa motor segala, terus juga sekalian bisa dijadiin babu nih." Lanjutnya dengan bergumam kecil sambil cekikikan tidak jelas.

Zaro yang tak mendengar ucapan Aura yang terakhir pun mengangkat sebelah alisnya. "Lo ngomong apa?"

"Enggak," Aura menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pun segera mencari alasan yang tepat supaya Zaro tidak curiga. "Hm... Itu! kalo lo misalkan bareng sama gue, kan bisa gue bantu cariin kadonya. Gue yakin, lo pasti bingung kan mau beli apaan?"

Zaro mengangguk yang membuat Aura bernapas lega. "Iyasih." Zaro lalu tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar. "Lo tunggu bentar, gue mau ganti baju."

"Siap, bos!"

***

"Ra, mending beli ini, apa yang ini?" Zaro menunjukkan kedua benda yang berada di tangannya. Di tangan kirinya adalah boneka stich ukuran sedang, sedangkan di tangan kanannya adalah boneka beruang dengan warna cokelat.

"Ih, lo mah kak, gimana sih?!" Aura mengambil kedua benda itu dan mengembalikannya ke tempat semula. "Kalo ngasih sesuatu itu yang berguna dikit, dong. Yang bisa digunain nantinya sama dia. Maksud gue, biar ga jadi pajangan doang gitu."

"Ya terus apaan dong?!" Zaro mengacak rambutnya frustasi.

"Bentar, gue cariin."

Aura lalu sibuk melihat-lihat semua benda yang ada di toko kado tersebut. Ia berkeliling ke semua rak yang ada. Dan setelah berkeliling selama 10 menit, akhirnya ia menemukan benda yang pas untuk cewek feminim semacam Shafa.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang