Chapter 16

2.4K 169 12
                                    

"You feel lonely not when no one cares about you, but when someone you expect to care doesn't care about you at all."

***

"Bunda?"

Zaro memanggil Bundanya sesaat ia sampai di dalam apartment. Namun, nihil. Tidak terdengar sahutan sedikitpun dari Bundanya itu.

Aura dan Zaro baru saja sampai dari acara birthday party milik Shafa. Mereka berdua sampai cukup malam, sekitar pukul 11 malam.

"Kok sepi ya, Kak?" Sahut Aura sembari duduk di atas sofa.

Zaro tak menjawab, hanya mengangkat kedua bahunya. Ia lantas berjalan menuju kamar dan membuka pintu.

Ya, pantas saja rumah sepi, ternyata Bunda dan Mike sudah terlelap di dalam kamar Zaro. Ia lalu menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju ruang utama.

"Ada di kamar?"

"Ada," Zaro mengangguk. "Udah pada tidur."

"Oalah,"

"Terus, lo tidur di mana?"

"Gue?" Aura menunjuk dirinya sendiri. "Di sini bisa kok. Di karpet." Lanjutnya sambil turun dan duduk santai di atas karpet putih beludru itu.

"Masa?"

"Iya ilah berisik amat," Aura memutar bola matanya. "Gue mah tidur di mana aja bisa. Yang penting ada bantal doraemon kesayangan gue."

Ngomong-ngomong soal doraemon, Zaro jadi teringat akan sesuatu yang sengaja ia berikan pada Aura.

"Itu paper bag lo Ra?" Ucap Zaro pura-pura tak tahu dan duduk di samping Aura sambil menunjuk paper bag biru yang berada di atas meja.

"Oh iya! gue lupa mau buka tadi pas di mobil." Aura lantas mengambil paper bag itu dan membukanya. Sebuah kotak dengan ukuran sedang terlihat di sana yang membuat Aura mengkerutkan keningnya. "Apaan ini?"

Aura membuka kotak itu dan sontak membulatkan matanya. "Ini kan miniatur doraemon yang kemaren buat gue ngiler kepengen beli!" Ucap Aura berteriak heboh sambil memeluk miniatur itu dengan girang.

Bagus deh kalo lo seneng. Tapi maaf, gue belom cukup berani buat ngasih itu sendiri.

"Dari siapa, Ra?" Pancing Zaro.

"Gatau tuh. Tadi Fira ngasih ke gue pas balik dari toilet. Katanya sih, dari secret admirer gue. Gue mah kagak percaya awalnya. Ya mikir aja, mana ada yang suka sama cewek petakilan kayak gue."

"Ada." Jawab Zaro spontan, tak sadar.

Aura mengangkat sebelah alisnya. "Siapa?"

"Eh?" Ucap Zaro gelagapan sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Itu! Ada kertas Ra di dalem paper bag nya." Lanjutnya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Aura lantas mengecek kembali isi di dalam paper bag biru itu. Benar saja, di sana ada selembar kertas bergambar Doraemon dengan tulisan yang rapi.

    Lain kali, kalo mau beli sesuatu yang berbobot dikit kek. Ini malah miniatur doraemon. Bocah banget.

    Karena gue ga tega ngeliat lo galau, jadi gue beliin ini. Semoga lo seneng. Gatau kenapa gue suka ngeliat lo senyum. Jangan sampe rusak. Dijaga baik-baik ya.

MemoriesDove le storie prendono vita. Scoprilo ora