• Part 7 • Teror II

Start from the beginning
                                    

"Jangan teriak, Del."

Anne berbisik padaya saat Candela akan berteriak karena melihat Anne.
Anne menghapus air matanya dengan cepat lalu membersihkan tanah dan darah di pangkuannya yang malah semakin membuat celana Anne kotor.

"Nne, Celana lo kenapa?!"

Anne membulatkan mata saat mendengar suara itu. Suara itu milik Temi.
Dimana Temi duduk sejajar dengannya dan itu membuat semua mata menatap ke arah Anne, termasuk Marcus.

"Gue gak apa-apa Tem," Jawab Anne pelan sambil tersenyum ke arah Temi, berharap mengerti kode yang Anne berikan agar Marcus tidak mendeketi mejanya.

"Tapi celana lo kok kotor? Ada darahnya juga lagi?"

Si Temi bibirnya belum pernah di cengkokin sama Emaknya kali? Anne menatap Temi dengan wajah memelas, mencoba agar Temi mengerti untuk tidak berisik.

"Nne, ada tanah juga loh!" Sahut Bina.
Membuat Anne menghela napas kasar lagi.

"Kamu kenapa Roseanne?"

-DEG-

Suara tegas dan tatapan tajam yang Anne hindarin, Akhirnya membuay Anne lemas seketika saat mendengar suaranya.

"Saya tidak apa-apa Pak," Jawab Anne sambil mengambil jacket Candela dan meletakkannya di pangkuan Anne.

"Benarkah?"

Anne langsung gugup karena Marcus menatapnya lekat sekali. Tiba-tiba suara dari ruang pengeras suara berbunyi memanggil namanya untuk ke ruangan Dekan.
Anne bersyukur dalam hati Marcus berbalik kembali ke depan kelas.

"Ya sudah. Saya akhiri hari ini. Selamat sore."

Setelah melihat Marcus benar-benar keluar dari kelas, Anne langsung berdiri sambil menepuk-nepuk celananya. Semua langsung memandang ke arah Anne.

"Nne, kayaknya lo harus ke kamar mandi. Gue bawa celana lagi, lo mau ganti??" Tanya Lisa.

Bersyukur Lisa membawa celana dua, karena kegiatannya yang selalu ikut dance. Anne menatap kearah Lisa dan mengangguk setuju.


*
*
*

Anne keluar dari bilik kamar mandi setelah ganti celana. Celana milik Lisa pendek. Sepertengahan paha Anne jadi kemeja yang Anne pakai untuk dililitkan di pinggang demi menutupi pahanya. Kalau ketahuan sama Marcus bisa-bisa habis di marahin saat pulang ke rumah.

Anne sudah kapok waktu paha Anne dijepret menggunakan penggaris kecil oleh Marcus sewaktu di rumah saat Anne memakai celana pendek. Jadi sekarang Anne suka memakai celana sebatas lutut. Itu pendek standar jika ada di area Marcus. Tapi Anne juga masih suka memakai celana pendek saat Marcus tidak ada di rumah.

Jadi aman.

Setahu Anne juga, sekarang Marcus sedang mengajar di kelas adik tingkat Anne. Anne terdiam menatap wajahnya di depan cermin, Anne merasa teror yang di alaminya ini sudah benar-benar keterlaluan.

Tiba-tiba lampu kamar mandi ini mati. Tubuh
Anne membeku, menatap ke segala arah kamar mandi untuk mencoba mencari penerangan. Tangan Anne merogoh berusaha mencari ponsel yang entah kenapa susah di temukan.

Gelap.

Anne mengatur napas dengan pelan, Karena jujur Anne paling tidak suka dengan gelap.
Anne pun mundur perlahan dan menyender di dinding. Anne menelan ludah pelan saat lampu kembali mati, padahal tadi sudah menyala.

Astagfirullah.

Anne benar-benar takut gelap. Ingin teriak tetapi mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Anne kembali mengatur napas pelan, Air matanya sudah keluar karena Anne benar-benar takut. Anne merasakan ada seseorang yang melangkah dan Anne langsung menunduk sambil menutup kedua telinganya.

Samar-samar mata Anne melihat sepatu seseorang di hadapannya.  Tidak lama lampu kembali menyala, seketika Anne langsung terkejut saat melihat ada tulisan di kaca.

"Menikmati permainan ini, Roseanne?"

Anne langsung mengambil tas dan buru-bur berlari keluar kamar mandi. Dengan napas ngos-ngosan, dia mendekati Lisa yang sedang mengobrol dengan Bina.

"Nne.. Lo kenapa??" Tanya Lisa memegang tangannya.

Anne mengelengkan kepala sambil mengatur napas. "Gu-gue gak apa-apa," Jawab Anne sambil mengusap dada.

Bina dan Lisa hanya menatap Anne bigung, Anne dan Lisa pun pergi ke halaman kampus setelah pamit pada Bina.

"Nne, lo gak apa-apa kan?" Tanya Radit.

"Gue gak apa-apa," Jawab Anne yang sudah agak tenang. Dia mengambil minuman yang dipesan pada Candela dan Nova tadi.

"Muka lo pucet banget, lo sakit?" Tanya Arya.

Anne hanya menggelengkan kepala. "Gak apa-apa Yan. Gue cuman capek karena begadang terus gak bisa tidur," Jawab Anne yang di angguki oleh mereka.

Anne mengambil jacket Candela dan menutupi paha depannya. "Del, gue pinjem jacket lo ya?? Nanti gue cuci," Ucap Anne yang di angguki Candela.

Anne mengobrol bersama mereka sampai jam enam. Lagi-lagi Anne lupa waktu. Tetapi yang Anne ingat, hari ini Marcus ada jadwal mengajar sampai malam. Jadilah Anne merasa lega.

"Eh gue balik duluan ya." Anne berdiri dan mengambil tas.

"Aku anter kamu, ya?"

Suara itu membuat Anne dan yang lain menoleh ke belakang. Ternyata Joshua. Anne mau menolak tapi....

"Iya, Nne. Lo di anter Joshua aja. Udah Sore juga, bahaya lo balik sendiri. Mana naik ojek lagi, terus lo lagi pake celana pendek," sahut Dava yang di angguki teman-temannya yang lain.

"Ya udah iya," Jawab Anne akhirnya.

Anne mengiyakan karena yang mereka bicarakan ada benarnya juga. Sedari tadi mata anak cowok kampus juga tidak bisa di jaga, perlu di tusuk pakai peniti semua.

*
*
*

"Makasih ya Jo." Ucap Anne saat turun dari motor sambil mengembalikan helm padanya.

"Iya, sama-sama. Santai aja kali Nne." Balas Joshua sambil menatap Anne.

"Besok.. Apa perlu aku jemput kamu?"

Anne menggeleng. "Aku bareng sama Bang Radit," sahut Anne sambil merapihkan rambut yang dirasa berantakan karena angin.

"Oke.. Btw tumben pake celananya si Lisa, mana pendek lagi."

Joshua memandangi celana yang Anne kenakan. Sontak Anne ngerapatkan kemeja sampai menutup paha putihnya.

"Dari pada pake celana kotor," Jawab Anne pendek. Joshua hanya menganggukan kepala.

"Untung gue bisa nahan," gumam Joshua pelan. Walau pelan, Anne masih bisa mendengar.

"Hah apa?" Tanya Anne pura-pura tidak mendengarnya.

"Gak apa-apa. Lain kali hati-hati,
terus jangan lama-lama di kamar mandinya. Ya udah, aku pulang."

Anne menganggukan kepala dan melihat Joshua pergi meninggalkannya. Namun sekilas Anne melihat sesuatu yang Joshua pakai. Meskipun malam hari, mata Anne masih jeli. Seketika ingatan Anne kembali terngiang saat berada di kamar mandi tadi.

"Sepatu itu.."

' Jangan lama-lama di kamar mandinya.'

-DEG-


Joshua tahu Anne lama di kamar mandi dari mana? Terus Sepatu itu.. Mungkinkah?!


.
.
.

Dosen • Kutub - [ SUDAH TERBIT ] Where stories live. Discover now