#46

5 2 0
                                    

Flashback On

Wajahnya begitu dekat denganku aku bisa merasakan hembusannya, aku sudah bangun saat aku rasa ada yang menyentuh pipiku tapi saat aku merasakan wajahnya begitu dekat aku jadi tidak berani membuka mata sedikit pun, aku terlalu takut melihat wajahnya jika ia benar sangat dekat dengan wajahku. jatungku terasa melorot kebawah begitu saja saat aku rasakan dia seperti mencium pipiku haduh...

Flashback Off

"Hey mikir apa sih jangan ngelamun woy"

"Hah?"

" Ha Ho Ha Ho, mikir apa an sih? Mikir kak Yosi ya?"ucapnya Anov agak kesal

"Apa?"

"Haduh Re pikiran mu tu lari kemana sih dari tadi aku ngomong jawabnya kayak orang bego"

"Pikiranku kebawa Yosi" Ucapku santai

" Ha Ha Ha Ha..." tawa keras Anov yang membuatku kaget

"Apa sih?" Tanyaku masih belum paham

"Tau ah orang jatuh cinta itu bener bisa bego ya buktinya sahabat ku sendiri haduh..."

Sampai sepulang sekolahpun aku masih belum bisa melupakan kejadian semalam, rasanya bibir kak Yosi masih membekas di pipiku dan lagi-lagi aku dibuat tidak percaya mengingat semua itu, apa aku masih tidur ya sekarang?

Aku dengan santainya masuk rumah tanpa aku sadari ternyata pintu sudah tidak terkunci , Kaget akupun bersiap dengan segala kemungkinan kalau ada maling masuk rumahku dengan pelan-pelan aku masuk dan melihat dengan hati-hati mencari orang yang masuk tapi siang-siang masa ada maling sih nekat banget sih.

"Ayah?" ucapku lega melihat ayah di dapur

"Eh kamu ngapain bawa semprotan cabai gitu?"

"Ah ayah..., aku kira ada maling masuk"

"Kamu kira ayah maling gitu?"

"Ayah sih tumben jam segini udah pulang... bikin kaget tau emang ada apa sih yah kok tumben"

"Hari ini ayah memang sengaja pulang cepet karena ada urusan penting"

"Apa? Gak biasanya yah"

"Nanti ayah cerita tapi ayah mau tanya pendapatmu soal keluarga wirdianto gimana?"

"Pendapat gimana maksudnya memang ada apa,sih ayah tiba-tiba tanya pendapatku soal itu?"

"Ya jawab dulu kamu gimana pendapatnya?"

"Ya keluarga mereka baik ya aku juga lumayan akrab sama mereka trus emangnya kenapa?"

"Seandainya keluarga mereka punya niat untuk menjodohkan anaknya dengan kamu gimana?"ucap ayah sambil menuju ruang tamu

"Hah? Jodohin rere? Ayah setuju? "

"Menurut ayah sih gak ada salahnya kan toh selama ini kamu dengan dia sudah kenal baik, apa kamu juga setuju?" Ucap ayah dengan santai nya duduk di sofa ruang tamu

"Ayah serius?, Tapi rere masih sekolah rere juga mau kuliah terus berkarier dulu, rere masih punya banyak planning yah"

"Tenang dong Re maksud ayah bukan sekarang ayah gak nyuruh kamu langsung nikah kok ini masih rencana Re niat an dari ayah sama keluarga wirdianto makanya itu ayah tanya pendapatmu dulu apa kamu suka dengan keluarga wirdianto atau enggak" ucapnya sambil memberi kode untuk ku agar ikut duduk

"Ayah juga mau kamu mengenal dia lebih baik dulu kok kamu masih ada waktu buat setuju atau nolak, ayah gak harus minta jawaban mu sekarang kamu bisa pikir-pikir dulu oke?"sambungnya

"Tapi jujur apa selama ini kamu gak punya perasaan sama dia kan kalian udah akrab kan?"

"Hem? Ayah kok nanya nya gitu" reflek aku langsung menghadap kearah lain takut jika ayah melihat ekspresi ku yang berubah

"Ah.. Kamu jangan bohong wajahmu udah bicara semuanya tuh, kamu gak bisa ngelak lagi, bilang sama ayah kamu suka kan sama dia?"

"Kita temenan yah udah itu aja Rere gak paham perasaan maksud ayah gimana sih, udah Rere keatas ganti baju dulu"

Aku pun langsung meninggalkan ayah dan secepat mungkin menaiki tangga

"apa ini serius anak keluarga wirdianto akan dijodohkan denganku, berarti itu-" gumamku

Yosi, Hah?

Different Destiny  [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt