#14

28 3 0
                                    

Waktu sudah menunjukan 16.05 tapi Nolin juga belum menjemputku, apa dia tersesat tapi kenapa dia tidak menelponku. aku menunggunya di ruang tamu sambil terus berusaha menghubunginya siapa tau dia akan menelponku. Tidak lama kemudian aku mendengar suara mesin mobil di halaman rumah ku, segera aku keluar dan melihat ada mobil sedan putih yang sepertinya sangat mahal terparkir di depan, apa itu Nolin biasanya dia di jemput sedan hitam di sekolah.

Dia keluar dari sedan itu Nolin terlihat sangat cantik dengan rambut nya yang di urai rambutnya kecoklatan dan bergelombang tidak seperti biasanya yang selalu di ikat dan dan kadang di gulung ke dalam, sore ini dia terlihat sangat berkelas dia memakai jaket se pinggang yang terlihat tebal bergaya eropa seperti yang aku lihat saat musim dingin di film romantis dengan dress warna putih yang mengembang di bagian bawah dengan aksen brokat merah yang melingkar diujungnya dia juga memakai sepatu tanpa hells ,sangat feminim dia menyapaku dan menghampiriku yang berdiri di teras

"Hai Re lama ya nunggu ? maaf ya baru pertama ke derah sini" sapanya sambil menghampiriku.

"Gapapa Lin aku kira kamu nyasar ternyata kamu kayaknya gak ada kendala tuh" jawabku

"Ayo masuk ini rumah ku maaf berantakan" lanjutku

"udah Re lain kali aja keburu malem, ayo kita berangkat sekarang!"Sahutnya

" iya deh aku kunci rumah dulu ya" jawabku

Aku langsung mengunci rumah dan mengirim sms ke ayahku memberitaunya mengingat ayahku tidak suka kalau aku tidak memberitau nya terlebih dulu kalau aku akan pergi

" yah, aku kerumahnya Nolin sebelum jam 9 aku sudah pulang, kunci rumah aku taruh di bawah pot dan ada sup sama ayam goreng di lemari makan."
Pesanku.

Setelah itu aku langsung menuju sedan putih itu sedan yang sangat mewah, jika tidak salah Nolin akan membawa mobil kakaknya berarti ini punya kak Yosi, keluarga yang punya selera tinggi.

Aku tidak tau kalau Nolin bisa menyetir karena setauku dia selalu antar jemput dan duduk di kursi belakang sepertinya dia sudah lama bisa menyetir karena dari caranya keluar dari halamanku yang tidak terlalu besar ini dia seperti tidak kesulitan sama sekali, aku duduk di samping Nolin selama perjalanan dia terus menceritakan tentang keluarganya ternyata Nolin tidak lebih pendiam dari aku, mungkin ada seseuatu hal yang membuat dia jadi pendiam.

"Rumahmu ada di mana ?" tanyaku yang selang beberapa lama kami di mobil

"Kamu tau desa yang ada di atas bukit itu?" jawabnya

"Iya desa yang melewati hutan itu kan". Jawabku yang merasa tidak asing

"Rumahku ada di dekat sana"jawabnya sambil tersenyum

"Perjalanannya 1 jam kan?" tanyaku

"Ya kurang lebih, tapi aku udah biasa tiap hari." jawabnya

"Tapi cepet banget kamu sampai rumahku, belum juga kamu nyari alamatku kan?" tanyaku binggung

"Oh itu tadi pas kamu telpon, aku di sekolah dan jarak rumah mu gak jauh kok dan gak sulit juga nemuin rumahmu" jawabnya

"Oh ya ! Mau gak kamu nginap di rumahku? " lanjutnya

"Gtau sih kayaknya ayahku gak bakal setuju deh, mungkin lain kali?" jawabku

"Oke gapapa, next time.." sahutnya dengan senyumnya itu.

Aku akhirnya menatap keluar jendela dan menikmati pemandangan di luar yang nampak hijau dan sejuk.

Different Destiny  [END]Where stories live. Discover now