#43

8 2 0
                                    

Terpaan angin membuat rambut ku yang sengaja ku urai berterbangan, atap mobil kak Yosi sengaja dibuka hingga angin sejuk di sekitarku terasa ke seluruh tubuhku, kak Yosi mengajakku berkeliling melihat suasana tebing-tebing dan lembah yang indah di sekitar daerah ini, aku melewati hutan-hutan dengan pohon yang tinggi dan ramping, jalanannya cukup berkelok dan naik turun tebing yang sangat rimbun dan lembah yang hijau benar-benar memanjakanku.

Aku juga beberapa kali melewati sungai-sungai kecil yang berbatu saat ini cuacanya tidak semendung sebelumnya tapi masih cukup dingin, setelah pesta kejutan dan makan siang spesial tadi karena ternyata resto itu punya kak Yosi sendiri so, jadilah dia menyiapkan menu nya sendiri katanya sih..baiklah aku berusaha percaya walaupun aku masih ragu apa iya kak Yosi bisa masak tapi jika memang benar makanannya sangat enak.

Kamipun menuju kesalah satu air terjun di dekat sini, daerah ini memang terkenal banyak sekali air terjun tapi aku belum sama sekali mengunjungi satu pun.
Kami berhenti di pinggir jalan dan kata kak Yosi kami harus jalan kaki karena mobil tidak bisa masuk baiklah demi air terjun yang indah kata kak Yosi aku akan kesana berjalan kaki sekalipun.

Selama 10 menit atau mungkin 15 menit aku sampai di sebuah pantai, pasirnya kuning bersih dan lautnya sangat biru kehijauan begitu tenang tapi kata kak Yosi ia akan membawaku ke air terjun tapi mana air terjunnya, sesaat kemudian aku menemukan air terjunnya, airnya langsung mengalir kelaut tidak terlalu tinggi tapi airnya sangat bening indah sekali airnya jatuh dari tebing di dekat pantai.

Suasananya agak sepi hanya beberapa orang yang terlihat berfoto, aku pun segera melepas sepatu ku dan berlarian di pasir menikmati ombak dan air dari air terjun itu ah..sempurnanya, lagi-lagi aku dibuat terpesona saat suasana nya hampir sunset semburat merah mulai memenuhi langit hingga air laut pun nampak merah, kami pun duduk di pasir sambil menikmati sunset yang indah ini.

"Daritadi senyum terus seneng baget ya?"

Aku menggangguk dan duduk bersantai dengan bertopang kebelakang ke kedua tangan ku.

"Nolin tau gak?"ucapku ingat pada Nolin

"Ngak sengaja, kalau tau dia pasti ikut, kan rusuh"

Aku tertawa mendengar ucapan kak Yosi yang menekan kata "rusuh"

Oke, sekali lagi jantungku kembali berdetak tak karuan aku tidak lagi terpesona sunset namun ke wajah kak Yosi yang terkena pantulan cahaya merah dari sunset bagai ada bunyi simfoni disekitar ku melihat kak Yosi yang menatap laut dengan ekspresi datar dan mata yang tajam, tatapan misterius nya benar-benar dingin dan indah..

Apa kak Yosi punya alter ego aura disekitar bisa berubah begitu saja jadi misterius dan dingin padahal tadi sangat konyol dan menyenangkan, aku benar-benar seperti patung melihat tatapan nya itu, dia menoleh sekilas kearah ku tersenyum tipis dan kembali menatap laut.

"Ada apa kak?" Tanyaku yang merasa ada yang aneh

"Deja vu,  kayak kenangan sesuatu yang.." Nadanya sangat dingin dan sedih

"Hem?" tanyaku agar dia melanjutkan

Tapi dia menggeleng dan mengeluarkan senyum terbaiknya lagi

"Pulang aja yuk tambah sore"

"Hem Ayuk.."

Baiklah apapun itu yang pasti dia tidak ingin membahasnya saat ini dan pilihan salah kalau aku memaksanya.

Dia mengandengku salah satu tangan ku sementara tanganku yang lain membawa sepatuku, kaki ku yang masih tanpa sepatu dingin terkena air laut dan agak kasar karena pasir, aku menggengam tangannya lebih erat seperti memberi kan semua energi positif ku untuknya.

Different Destiny  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang