#32

17 3 0
                                    

Suara tepuk tangan mengakhiri presentasiku hari ini guru sejarahku mempersilahkan kelompok ku untuk kembali duduk. Lega rasanya mengingat betapa killer nya guru sejarahku ini.

"Re aku mau tanya?" ucap Anov saat aku baru saja duduk di bangku

"Ntar aja daripada Bu Dwi ngamuk loh kalau denger" ucapku takut

"Gapapa pelan-pelan, Nolin kok bisa ngajak kamu kerumah nya,sih?" bisik Anov yang langsung to the point

"Gatau" ucapku singkat

"Kamu gak tanya? Kan aneh tau Re kalau dipikir-pikir"

"Kayaknya dia cuma pengen ada temen yang main kerumahnya aja, gak usah mikir gak-gak, Nolin baik kok"

"Dia tau kamu suka sama kakaknya si Yosi itu?"

"Gatau tapi aku gak pernah cerita ke dia"

"Semalem ya Re aku coba stalk ig nya Yosi itu.."

"Loh kamu tau darimana ig nya kak Yosi?" potongku seketika

"Ya dari ig nya Nolin lah, awalnya aku nyari tag nya buat Yosi itu tapi gak ada akhirnya aku buka following nya"

"Ya ampun niat banget sih stalk orang" ucapku heran melihat keahlian Anov stalker

"Emang kamu gak nge stalk Yosi kamu gak pingin tau gitu soal dia?"

"Gak ah gak pingin, tapi kenapa kamu ngestalk kak Yosi?"

"Ya pingin tau lah tu orang gimana sampe bikin Rere yang juteknya sama cowok bisa luluh"

Aku hanya menahan tawa melihat ekspresi nolin yang menekan kan kata "jutek"

"Tapi ganteng sih.. selera mu bagus Re, but serem tau fotonya gak ada yang senyum kayaknya dingin banget kayak Nolin darimana lucunya sih?"

"Kak Yosi sama Nolin tu sama keliatan nya aja dingin tapi kalau udah kenal gak kok"

"Hey.. Mbak nomor dua dari belakang kalau ngobrol diluar jangan ganggu yang presentasi di depan" teriak Bu Dwi yang membuat suasana kelas hening seketika

Aku dan Nolin langsung menghadap depan dan menunduk tidak berani bersuara sedikitpun tanpa ba bi bu aku sudah paham siapa yang dimaksud Bu Dwi itu

"Kalau ada yang masih ngomong silahkan keluar" lanjut Bu dwi dengan suaranya yang makin tinggi

Presentasi temanku pun dilanjutkan aku melirik ke arah Anov dan bukannya takut Anov malah menahan tawa nya karena habis di tegur guru Sejarahku itu ketakutan ku tiba lenyap seketika melihat muka Anov yang memerah menahan tawanya akupun jadi ikut tersenyum melihat Anov yang sekuat tenaga untuk tidak terbahak-bahak.

"Orang di marahi malah ketawa, kebiasaan" bisikku ke Anov

"Muka anak-anak langsung tegang sih kayak divonis mati" ucap Anov yang masih menahan tawa.

Ya begitulah Anov di hidupnya hal yang paling ditakutkan bisa jadi lucu untuknya, berteman dengan sahabatku yang satu ini memang selalu berhasil membuat suasana hatiku selalu senang, sikapnya yang supel dan humoris plus cerewet membuat siapapun tidak bosan kalau ngobrol dengannya.

Bosan dengan presentasi yang masih lama akhirnya aku membuka ponsel ku yang ada di laci meja, aku membuka aplikasi apapun yang mungkin bisa membuat ku tidak bosan

Drrrtd..

"Re ngobrolin apa sih sampe bu Dwi ngamuk?" pesan Enriq seketika membuat agak kaget

"Gapapa, gak ngobrolin apa-apa"jawabku

"Ntar bareng ya ke ruang Osis?"

"Ngapain?"

"Ya Rapat lah Re, kamu gak buka grup apa kan semalem di bahas kalau ntar istirahat rapat"

Untung Enriq memberitauku kalau gak bisa habis aku malah enak-enakan di kantin saat ada rapat osis

"Iya thanks infonya" balasku singkat"

Seketika aku mematikan data seluler ku saat aku rasa malas untuk ngobrol lebih lama dengan Enriq kenapa sih ngomongnya gak nanti aja padahal bangku kami cuma berbeda beberapa bangku.

Different Destiny  [END]Where stories live. Discover now