"Iya juga, ya." Sean memperhatikan sekeliling. Ada beberapa pasang mata yang sepertinya curiga dengan dia.

"Kita ke mobil. Sekarang," ucap Sean tiba-tiba meraih tangan gue dan berjalan cepat. Langkah kaki dia yang lebar dan panjang membuat gue harus setengah berlari biar nggak ketinggalan.

Brakkk!!! Sean membanting pintu mobil dan meminta gue memegang bubble tea-nya. Tanpa bicara apa pun, dia menyalakan mesin mobil, lalu meluncur keluar dari area Everland.

"Ada apa?" tanya gue.

"Bahaya kalau berlama-lama di sana. Banyak yang curiga," sahut dia sambil melepaskan maskernya.

"Itu yang mau aku katakan padamu," ucap gue jujur.

Gue melepaskan masker dan topi. Rasanya lega banget. Akhirnya gue bisa menghirup udara segar tanpa dihalangi masker yang membuat pengap. Gue menyedot bubble tea sebelum menatap Sean.

"Ada rumor di Twitter," aku gue.

"Rumor? Soal???" tanya Sean sambil fokus mengemudi.

Gue menghela napas. "Seseorang yang dicurigai sebagai idol sedang berkencan di Everland."

Sean malah tersenyum. "Tidak masalah. Selama tidak ketahuan, tidak usah dipikirkan. Kan hanya dicurigai. Mereka tidak punya bukti kalau itu aku."

Segampang itukah Sean mengambil kesimpulan??? Dia nggak tahu aja bagaimana jelinya mata fans yang mampu mengidentifikasi seorang artis hanya dari outfit atau barang printilan seperti masker.

"Fans tidak sebodoh itu, Tuan Sean," tukas gue ala drama.

"Maksudmu?"

"Mata fans sangat teliti. Aku juga fans, jadi aku tahu," jawab gue.

"Susah juga, ya...." Sean menghela napas. "Mana minumanku?"

Gue menyodorkan bubble tea. Tapi dia nggak menerima sodoran gelas dari gue.

"Aku sedang menyetir. Tolong pegangkan dan sodorkan langsung ke bibirku," pinta dia. Di saat seperti ini masih saja manjanya kumat. Gue pun menyodorkan sedotan ke bibir dia sampai dia puas minum.

"Terima kasih," ucap Sean tersenyum.

Gue mengangguk.

"Sebentar lagi gelap," ucap dia tiba-tiba. "Bagaimana kalau kita makan dulu?"

Gue bimbang. Terus terang, gue lapar. Tapi mau makan di mana? Gue nggak cukup punya nyali untuk membuka masker gue di tempat umum. Apalagi rumor yang sudah terlanjur beredar telah membuat kewaspadaan gue naik drastis.

"Kau belum makan sejak pulang kuliah tadi," kata Sean mengingatkan gue.

"Aku mau. Tapi aku tidak mau melepaskan maskerku di tempat umum. Bagaimana kalau ada fans gila lagi???" keluh gue merana.

"Ya sudah. Kita makan di mobil saja. Bagaimana?"

"Boleh juga."

Sean melambatkan laju mobil dan memasuki halaman sebuah restoran. Dia memakai masker dan topinya lagi. "Kau mau makan apa?"

"Sama denganmu saja," jawab gue.

"Oke. Tunggu, ya."

Sean pun meninggalkan gue sendirian di mobil. Gue menatap punggung Sean yang terlihat begitu tegas dan kokoh. Gue nggak menampik kalau berada di dekat Sean terasa nyaman. Bukan karena dia tampan bak pangeran. Bukan! Sama sekali bukan! Gue akui, ketampanan dia sudah overload. Buat gue, dia adalah tetesan keringat Nabi Yusuf yang tercecer di Korea Selatan karena saking tampannya dia. Tapi sekali lagi, bukan itu yang membuat gue nyaman. Cara dia memperlakukan gue sepanjang hari inilah yang membuat gue betah di samping dia.

Di balik sikap manjanya, Sean itu benar-benar bersikap gentleman dan sangat paham bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan baik. Sikap dia yang memukau itu ditunjang dengan kesempurnaan fisik yang mampu membuat sejuta para gadis rela menukar kewarganegaraan kalau diajak nikah sama dia.

Pikiran gue tentang Sean runtuh oleh deringan ponsel. Gue menatap layar. Itu Bryan.

Gue menghela napas. "Halo."

"Jam berapa kau kembali?" tanya Bryan.

"Sebentar lagi. Aku mau makan dulu," jawab gue pelan.

"Jangan makan banyak-banyak. Sisakan ruang kosong di lambungmu," titah dia yang bikin gue mengerutkan dahi.

"Tumben??? Biasanya kau menyuruhku makan banyak."

"Aku ingin makan malam denganmu. Hitung-hitung membayar kesalahanmu yang telah meninggalkan aku untuk menemani Sean," jawab dia santai.

Gue melotot. "Kenapa jadi salahku?! Yang mengizinkan aku pergi siapa?!"

"Aku sih.... Tapi kan harusnya kau tahu diri! Masa kau pergi selama itu dengan lelaki lain?!" Bryan masih berusaha playing victim dan memutar balikkan fakta.

"Tuan Bryan, aku baru pergi tiga jam kalau mau aku beritahu," ucap gue jengkel.

"Aku tidak mau tahu. Pokoknya malam ini, kita dinner di apartemen. Bye!"

Dan seperti biasa, Bryan selalu mengakhiri panggilan begitu aja tanpa menunggu kalimat dari gue.

Hhhh.... Sabar.... Sabar....

Sean kembali dengan dua porsi bento dan sebotol air mineral. Begitu menutup pintu mobil, dia langsung melepas topi dan maskernya.

"Kita makan di sini saja," kata Sean menyodorkan bento dan air mineral.

"Terima kasih," senyum gue meletakkan air mineral di dekat pintu.

Gue dan Sean pun larut dalam keheningan. Gue makan sambil mengingat perkataan Bryan yang meminta agar gue nggak makan banyak. Tapi makanannya enak, sayang kalau cuma dimakan sedikit. Lagian gue nggak enak sama Sean kalau gue sisain banyak. Gue melirik Sean yang makannya sangat cepat banget. Hampir habis malah. Akhirnya gue pun memutuskan untuk tetap menghabiskan makanan gue. Nggak masalah. Gue kan suka makan. Perut gue masih kuat menampung makanan lagi.

Sean meletakkan kotak makanannya dalam bungkusan.

"Au," panggil dia.

"Hummm???" sahut gue sambil mengunyah suapan terakhir gue.

"Bubble tea-ku mana?"

"Ah! Di sini!" jawab gue menunjuk pintu mobil di dekat gue. Gue baru akan meletakkan kotak makanan, tapi ditahan Sean.

"Tidak usah. Aku ambil sendiri saja," kata dia mendekat.

Gue menahan napas karena badan Sean sangat dekat dengan badan gue. Gue malu, tapi ada bahagianya juga sebagai seorang fangirl. Namun semua sensasi membahagiakan itu hancur sehancur-hancurnya saat gue melihat sebuah kamera profesional yang mengarah ke mobil dari kejauhan.

"Sean...," panggil gue sambil mengguncang bahunya.

"Iya? Kenapa?" Sean menoleh, masih dengan posisi badan sangat dekat karena dia berusaha meraih bubble tea di pintu samping gue.

Di saat bersamaan, blitz kamera yang menyala terlihat jelas di mata gue.

Seketika kaki gue lemas.

bersambung

📰📰📰📰📰📰📰📰📰

Pacarannya sama Byun,
kena rumornya sama Sean.

Aurora orapopo ☺👌

Ini mulai serius....

®®®

Fangirl TaleWhere stories live. Discover now