Bag 15 First Kiss

Magsimula sa umpisa
                                    

Belum sempat Joanna membalas perkataan Evan, pria itu mendekatkan wajahnya ke hadapan wajah Joanna dan

Cupp...

Bibir Evan menempel sempurna di atas bibir Joanna, gadis itu tampak kaget dan membelalakan matanya terlebih saat Evan menggerakan bibirnya dan mencium lembut bibirnya. Joanna mendorong tubuh Evan tapi pria itu memegang kedua bahunya kuat sekali, ia tidak bisa melepaskan diri. Debar jantungnya berdetak makin kencang, hatinya terasa pedih, lalu setetes air mata jatuh tanpa ia sadari dari sudut matanya mengenai pipi Evan. Evan tersadar dan melepaskan tangan nya dari bahu Joanna, ia tampak menghapus air mata gadis itu dengan punggung tangan nya.

"Maafkan aku Jo, aku terlalu terbawa suasana" ucap Evan penuh penyesalan

Ceklek .. ceklek.. suara anak kunci yang diputar dari dalam membuat mereka berdiri saling menjauh. Tampak pintu utama di buka oleh Jonathan.

"Malem banget Jo, abis dari mana? Bunda nungguin kamu sampai ketiduran di sofa" Tanya Jonathan dengan mata penuh selidik ke arah Evan saat melihat luka plester di sudut bibirnya yang tampak masih baru.

"Ceritanya panjang Jhon, nanti aku ceritain di dalem ya" jawab Joanna sambil melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan Evan dan Jonathan

"Kamu beneran serius sama kakak ku?" Tanya Jonathan

"Dari dulu aku serius Jhon, kenapa kamu berkata seperti itu?"

"Tidak apa-apa, hanya memperingatkan mu saja, jangan mempermainkan kakak ku. Dan berhenti keluar dengan gadis berambut pirang sebahu itu, aku tidak tahu kalian teman atau apa. Tapi aku yakin Joanna tidak akan suka melihat pria yang katanya mencintainya, seakrab itu dengan wanita lain"

Jonathan berjalan masuk kedalam rumah, menutup pintunya dan meninggalkan Evan yang tampak mematung mendengar peringatan dari Jonathan, jari-jarinya mengepal kuat, buku-buku jarinya terlihat memutih dan rahangnya mengeras. Sepertinya sesuatu hal telah menyulut emosinya. Ia lalu berjalan menuju mobilnya dan melajukan mobilnya kencang.

Tanpa Joanna dan Evan sadari, sebenernya ada sepasang mata yang mengikuti mereka beberapa hari ini, melaporkan detil kegiatan Joanna bersama orang-orang di sekitarnya kepada Tuan nya.

***

Joanna berjalan keluar dari kamar mandi, ia memakai baju tidurnya dengan cepat lalu naik ke atas ranjang, tubuhnya terasa sangat lelah tapi pikiran nya masih sibuk berkelana pada kejadian tadi, refleks jarinya menyentuh bibirnya, tempat dimana Evan menyentuh dirinya. memang bagi tubuhnya yang sekarang, ini bukanlah pengalaman pertama, tapi bagi jiwanya ini adalah yang pertama kali. Ini pertama kalinya ia menjalin hubungan dengan pria, dan ciuman pertamanya. Ia benar-benar tidak mengerti perasaan rumit yang berkecamuk di dalam dirinya.

Joanna merasa senang saat ia melihat sisi perhatian seorang Evan Gunawan saat kejadian tadi, dan tentang ciuman nya, ia memang tidak mengharapkan itu akan terjadi secepat ini. Dan seperti biasa, tubuhnya mengkhianatinya, air mata nya jatuh begitu saja tanpa ia sadari, terasa nyeri di dadanya seperti waktu pertama kali ia melihatnya di RS.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Evan dan Joanna di masa lalu, kenapa tubuh ini sangat mengenali Evan, mengenalinya sebagai sosok yang membuatnya takut dan saat ini malah muncul perasaan sedih. Apakah Evan akan jujur jika aku menanyakan nya langsung, memintanya menceritakan tentang hubungan kami dulu? Aku tidak tau sampai kapan harus menunggu ingatan Melanie pulih kembali" gumam Joanna

Ia beranjak dari tempat tidurnya, berjalan menuju meja rias tempat dimana tasnya tergeletak di sana. Ia merogoh-rogoh isi tasnya, mencari benda pipih itu, ia berhasil menemukan nya, ternyata Hpnya mati kehabisan daya. Ia lalu dengan cepat mencharger hp nya, beberapa menit kemudian ia menyalakan nya. Saat signal berbaris stabil, Hp Joannna langsung di hujani berbagai notifikasi. Ia melihat daftar panggilan yang cukup banyak dari Jhon, Bunda dan Jeff. Begitupun dengan aplikasi chat nya, hanya membacanya sekilas saja ia tahu bahwa ketiga orang itu sangat mengkhawatirkan nya dan ia merutuki kesalahan nya karena lupa mengabari keluarganya. Ia bertekad akan menceritakan semuanya keesokan hari, malam ini sangat melelahkan fifik dan emosinya.

I am Not Me (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon