Bab 4 Debaran yang berbeda

12.9K 959 12
                                    

"Selamat pagi Evan, sudah sarapan belum? Yuk kita sarapan sama-sama" ajak Mona.

"Kabar baik tante, terima kasih ajakannya" Evan melangkah menuju ke meja makan dan menarik salah satu bangku.

Mona sebagai kepala keluarga duduk di tengah, di sebelah kirinya duduk Jonathan dan Joanna, sebelah kanan nya ada Evan.

"Apa kabar Jo? Bagaimana keadaan mu?" Tegur Evan

Joanna tersenyum walau di paksakan, ia sedang berusaha meredam kegelisahan dalam hatinya" Baik Evan, hari ini sudah lebih baik"

"Apakah hari ini kamu mau ku ajak jalan-jalan keluar, mungkin bisa untuk menyegarkan pikiran mu?" ajak Evan

Joanna tampak kaget dengan ajakan Evan.

"Iya, sayang, lebih baik kamu jalan-jalan aja sama Evan daripada bosen di rumah," dukung Mona

"Kalau kamu mau nanti siang bisa kujemput, saat jam makan siang aku udah free, bisa nganter kamu ke mana pun kamu mau," kata Evan semangat.

Joanna tanpa sadar menarik tangan Jonathan yang berada di bawah meja dan menggenggamnya, seolah-olah ia minta bantuan kepada adiknya tersebut.

Jonathan memandang wajah gugup kakaknya dan tangan Joanna yang dingin meremas-remas tangan nya.

"Emmm, tadinya Jo mau ikut Jhon ke Sport Center aja, Bunda. Sambil nemenin Jhon main futsal, biar Jo olahraga sedikit, badan nya masih agak kurang enak setelah lebih dari 2 minggu hanya berbaring di ranjang rumah sakit," jawab Joanna sambil memandang dengan tatapan memohon ke adiknya.

Jonathan sadar saat kakaknya memanggil dirinya Jhon, itu berarti kakaknya tidak main-main, serius dengan ucapan nya.

"Bunda, Mas Evan, biar hari ini Jhon bawa Kak Jo ikut ke sport center aja. Gak apa-apa, kok. Lagian temen-temen Jhon banyak yang kenal sama kakak, bisa ngobrol sekalian bisa olahraga," tambah Jhon.

Bunda Mona hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban putranya, sedangkan Evan tampaknya kecewa dengan penolakan dari Joanna, tapi ia masih berusaha tersenyum.

" Baiklah, Jo, aku mengerti. Mungkin kamu masih merasa asing sama aku, tapi kuharap nanti saat kamu sudah fit, kamu mau memberi aku kesempatan supaya kamu mengingat lagi tentang aku, tentang kita," kata Evan

Joanna hanya tersenyum manis kepada Evan sambil berkata, "Baiklah"

*****

Suasana di sport center saat weekend memang cukup ramai, beberapa lapangan kecil untuk futsal sudah full booked, lapangan badminton juga penuh, di luar gedung juga ramai orang bermain volley. Di lantai dua gedung tersebut ada studio senam dan alat-alat fitnes yang pastinya ramai juga.

Joanna nampak mengenakan hotpants putih dan kaos polos navy dengan rambut dikuncir tinggi duduk di bangku penonton dekat lapangan futsal, matanya tidak focus ke satu arah, ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Memikirkan semua perubahan pada dirinya yang serba tiba-tiba, berpikir juga bagaimana caranya supaya bisa menemukan tubuhnya yang asli dan cara kembali masuk ke tubuhnya semula. Dia tidak keberatan dengan keluarga barunya saat ini, hanya saja ia kurang merasa sreg jika berhadapan dengan Evan. Padahal laki-laki itu dan wanita yang sekarang tubuhnya ditempati Melanie, pastilah memiliki kisah kasih yang cukup dalam mengingat mereka akan segera bertunangan.

Joanna tampak menghela napasnya berat lalu mengambil tasnya, berjalan ke arah kafetaria di sudut ruangan gedung itu. Ia memesan segelas Jjs mangga dan French fries mini untuknya. Lalu ia melihat satu spot meja yang masih kosong, dan berjalan ke arahnya. Saat Joanna akan menarik bangku , tiba-tiba ia lihat ada pria yang menarik bangku juga di seberangnya.

"Ada orangnyanya?" tanya mereka bersamaan, lalu mereka berdua sama-sama tersenyum saat menyadarinya.

" Apakah kamu sendiri? Mungkin kita bisa berbagi meja bersama?" tawar pria itu.

Sementara itu Joanna tampak terpesona dengan pria di hadapannya, ia melihat tetesan keringat yang jatuh dari pelipisnya, rambutnya yang basah oleh keringat, lalu peluh yang keluar dari seluruh pori-pori di otot-ototnya, aroma tubuh yang menguar terasa segar dihirup dan kulitnya yang kecoklatan membuat Joanna menelan ludah perlahan

"He's so HOT!" Pria itu mengibaskan tangannya ke depan wajah Joanna sampai ia tersadar dari lamunan nya, " Eh iya, silakan!" jawab Joanna cepat sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah merah menahan malu.

Pria itu tersenyum kepadanya, ia mengambil bangku di hadapan Joanna

"Saya mau pesan minum dulu, ya, kamu mau ada pesanan lagi? Biar sekalian," tanyanya lembut

Jo hanya menggeleng pelan sambil berkata, " Tidak, terima kasih."

Pria itu berdiri lalu berjalan ke arah kasir, Joanna menepuk-nepuk pipinya yang masih merah

"Aduhhh... kok jadi deg-degan gini, ya. Tapi seneng," gumamnya sambil tersenyum bahagia. Ia menoleh ke tempat pria itu berdiri, dengan celana pendek selutut, kaos oblong putih tanpa lengan, sneakers, pas banget dengan tubuhnya yang tinggi tegap, dan lengan-lengan yang berotot.

Melihat punggungnya dari belakang aja udah pengen meluk rasanya.

"OMG, what happen to me?! Aku sudah punya Evan."

Joanna menutup wajah dengan kedua tangannya.

TBC

hari ini cukup pendek update nya ya hehehehe...

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now