Bab 10 That Night

9.6K 801 22
                                    

Tidak adakah yang mau kasih komen, saran dan kritik buat cerita saya ini?


Langit-langit tampak semakin gelap ditinggalkan oleh cahaya terang sang matahari yang telah pergi menerangi belahan bumi yang lain. Sinar redup rembulan dan kerlip-kerlip bintang menghiasi keindahan pekatnya langit malam, Sedangkan lampu-lampu dari berbagai sudut kota menghiasi bumi tak mau kalah cantik dengan sang langit.

Joanna dan Melanie bersiap untuk makan malam di rooftop resto, makan malam ini atas inisiatif Dave, katanya ingin menghormati tamu Melanie yang datang jauh dari luar kota. Joanna juga baru tahu ternyata Dave adalah cucu dari Oma Nuke, cucu yang sekian lama tidak pernah di temuinya karena hubungan kurang baik antara Oma Nuke dan orangtua Dave yang selama ini tinggal di London.

Jeffrey dan Jonathan sedang dalam perjalanan menuju resto tersebut, sedangkan Melanie mengajak Joanna untuk istirahat sejenak dan berganti pakaian yang dipinjamkan Melanie di kamar karyawan yang ada di lantai 2 restoran tersebut. Live music dari artis lokal sudah dimulai, tak lama rooftop menjadi ramai oleh pengunjung, apalagi Saturday nite seperti ini, bahkan banyak pengunjung yang hanya berdiri di pinggiran pagar bercengkerama sambil menghabiskan minuman mereka.

Melanie tak dapat menahan kerinduan nya saat sosok Jonathan muncul di hadapan nya, refleks ia memeluk adik yang dirindukan nya itu. Joanna tersenyum melihat pemandangan yang menyentuh itu, sedangkan Jonathan diam mematung tidak menyangka dipeluk seorang wanita yang baru dilihatnya. Jeffrey juga tampak kaget tapi ia kemudian tersenyum, sedangkan Dave ekspresinya datar, tak terbaca.

"Ini Jonathan yang aku ceritain tadi, adik yang super jahil tapi baik hati" kata Joanna berusaha mengatasi kecanggungan yang terjadi antara mereka.

"Dia tampan sekali Jo, alangkah senangnya mempunyai adik seperti dia" ucap Melanie setelah melepas pelukan nya, berusaha mencairkan suasana yang timbul karena kecerobohan nya yang tak bisa menahan kerinduan yang membuncah di hatinya pada adiknya yang kini berdiri di hadapan nya.

Tampak Jonathan menggaruk kepala nya yang tidak gatal sambil tersenyum karena dipuji oleh kakak dan teman kakanya tersebut, hanya kekehan kecil yang keluar dari bibirnya.

"Kenapa kamu Joni? Geer ya di bilang ganteng sama Melani?" ledek Joanna sambil menyenggol bahu adiknya, yang langsung di balas pelototan tajam Jonathan yang malu.

"Emang bener kok ganteng, baik lagi. Saya harap kamu juga mau menganggap saya sebagai kakak kamu. Jangan sungkan ya" kata Melanie sambil menepuk bahu Jonatan pelan

"Iya Kak" jawab Jonathan sambil tersenyum.

Joanna lalu menarik tangan Jeff dan memperkenalkan nya pada Melanie dan Dave

"Dia Jeffrey, temen Jhon dan temenku juga. Dia yang membantu dan mengawal kami sampai ke sini"

Jeffrey lalu berjabat tangan dengan Dave dan Melanie. Mereka berlima lalu duduk di salah satu gazebo yang telah di siapkan khusus untuk mereka. Sungguh makan malam yang indah di bawah langit dengan pemandangan yang indah dan di iringi alunan musik. Setelah makan malam, mereka masih berbincang-bincang, gelak tawa terdengar dari mulut Jonathan, Melanie dan Joanna, sedangkan Jeffrey asyik membahas bisnis dengan Dave. Joanna sebelumnya sudah menghubungi Bunda Mona, berbohong kepada Bundanya dengan mengatakan bahwa dia dan Jonathan pergi keluar kota atas ajakan teman Jonathan dan menginap di rumah teman nya itu. Sebenernya Joanna merasa tidak nyaman harus berbohong , tapi ia tidak mau Bunda nya curiga sekaligus khawatir akan dirinya yang ternyata malah pergi menyebrang pulau.

****

Kamar hotel yang di booked oleh Jeffrey ternyata kamar yang sangat luas, Family suite dengan dua kamar tidur dengan minipool di balkon. Satu jam lalu Dave dan Melanie mengantar mereka kembali ke hotel, Jonathan sudah tak sanggup menahan kantuknya, ia langsung tergeletak di atas ranjang kamarnya. Sedangkan Joanna tampak berdiri di dekat kaca-kaca tinggi di ruang tamu, dari situ ia bisa melihat pemandangan malam hari kota ini. ia bukan nya menikmati pemandangan itu, tapi pikiran nya berkelana mengingat apa yang Melanie katakan tadi di lobby saat mereka hendak berpisah

"Bagaimana dengan Evan? Apa kamu mencintainya?" Tanya Joanna

Melanie kembali menggenggam tangan Joanna lalu berkata, "Turuti saja apa kata hatimu, jangan terbebani oleh aku. Karena kamu yang akan menjalaninya. Aku tidak bisa mencintai Evan seperti dulu dengan kondisi seperti ini, mungkin aku juga akan menemukan kisah baru cintaku di sini." Kata Melanie sambil menolehkan wajahnya memandang sosok pria di sana yang sedang menunggunya, lalu pria itu tersenyum saat memandang Melanie. Itu Dave.

Joanna menghela nafasnya, menutup wajahnya dengan kedua tangan nya sambil bergumam pelan "Apa yang harus kulakukan".

Tak di sadarinya, Jeffrey ada disana memandangi punggung wanita di depan nya yang entah sudah berapa kali menghela nafasnya. Ia melangkah menuju tempat Joanna berdiri yang sedang terisak pelan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menarik bahu Joanna dan mendekapnya ke dalam pelukan nya. Joanna terkesiap saat ia mendongakkan kepalanya, ia melihat ke wajah tampan Jeffrey lalu tenggelam dalam mata coklatnya yang meneduhkan.

"Apa kamu sudah menemukan jawaban dari semua pertanyaan kamu?" Tanya Jeffrey. Joanna mengangguk pelan, pikirannya merasa bersalah berada di pelukan pria yang baru di kenalnya beberapa jam itu, tapi tubuhnya berkata lain, tubuhnya membutuhkan seseorang untuk menopangnya yang sekarang dilanda gelisah.

"Tidak semuanya, aku masih bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya" jawab Joanna. Tangan nya ada di dada bidang Jeffrey, merasakan debaran jantung teratur yang menenangkan, Joanna menyandarkan dahinya di dada itu, mencari ketenangan dan kenyamanan pada pria itu. Sementara Jeffrey mengeratkan pelukan nya, satu tangan nya di punggung Joanna, satunya lagi mengelus lembut puncak kepala nya.

"Jalani saja pelan-pelan, jangan terlalu berpikir banyak. Kamu juga masih harus beristirahat, aku yakin kamu akan segera menemukan jawaban nya" kata Jeffrey

Joanna menggangguk lemah dalam pelukan pria itu, menghirup dalam aroma yang menguar dari tubuh Jeffrey dan merasakan kehangatan mengalir bersama dengan udara yang dia hirup masuk ke dalam tubuhnya.

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now