Bab 6 Partner in crime :)

10.8K 864 9
                                    

"Jadi gimana rasanya terbangun tanpa mengingat apa-apa?!" Tanya Jeffrey sambil menyesap lemon tea milik nya, sementara Jonathan asyik mengambil kentang goreng, mencelupkan ke saos lalu memasukan ke dalam mulutnya.

Joanna mecoba mengingat pertama kali saat ia terbangun di kamar RS,

"Asing, bayangkan aja 22 tahun kehidupan di masa lalu kamu tiba-tiba menghilang dan kamu sudah berdiri di masa depan. Dan kamu harus berjalan di masa depan menerima apa yang terjadi tanpa tahu apa yang telah terjadi di masa lalu itu" mata Joanna menatap nanar ke arah luar jendela dekat mereka.

"Apalagi saat tahu aku harus menikah dengan seseorang yang hati dan tubuh ku aja gak yakin akan dirinya, seberapa besar diriku menginginkan nya" Joanna kembali mengerucutkan bibirnya, masih memandang tak berarah.

"Menikah ?!" Tanya Jeffrey lagi

"Iya bro, Joanna udah punya pacar dan harusnya minggu lalu itu pesta pertunangan mereka. Tapi anehnya, setelah bangkit dari kubur eh koma, dia ini malah ragu sama perasaan nya, katanya sih tubuhnya ngerasa gak nyaman deket tunangan nya itu. Emang sih kalo di liat gelagat dia aneh klo ada tunangan nya" jelas Jonathan

"Memangnya yang kamu rasakan itu cuma sama dia aja atau sama orang lain juga begitu?" Tanya Jeffrey lagi

"Cuma sama cowok itu aja, klo ada dia itu entah kenapa jantungku berdebar-debar, kayak orang was-was, cemas gitu, keringet dingin. Pertama kali liat di RS malah sampe pingsan aku dibuatnya, rasanya sakit di sini" Joanna menaruh tangan nya di dada sebelah kiri nya.

"Tapi kata Kak Jo, debaran jantungnya beda saat liat cowok ganteng kayak mas bro" ledek Jonathan

"JJOOONNNIIII..." Joanna menghadiahkan cubitan-cubitan kecil di lengan Jonathan yang tidak tertutup baju, perasaan malu, marah bercampur jadi satu gara-gara ulah adiknya yang sukses bikin wajah Joanna merah seperti tomat.

Sementara Jeffrey hanya tersenyum geli melihat tingkah kakak adik di depan nya, sambil takjub melihat wajah Joanna yang memerah sampai ke telinga nya.

Sampe segitukah malunya?

Joanna menghentikan cubitan nya saat ia mendapat ide cemerlang di kepalanya

"Jhon, kita berangkat ke Batam sekarang juga yuk, mumpung belum terlalu siang" Joanna melirik jam nya yang menunjukkan pukul 10.30.

"Ngapain ke Batam? Bilang apa sama Bunda?" Tanya Jonathan keheranan

"Kayaknya aku harus ketemu sama orang yang waktu itu jadi korban sepertiku. Mungkin aku bisa mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang terjadi waktu itu, mana tau ingatan ku bisa berangsur-angsur membaik"

Alasan sebenernya nya sih Joanna hanya ingin memastikan teori nya apakah benar jiwa mereka telah tertukar, "Lagipula, inikan malam minggu, Bunda gak akan keberatan kita pulang hang out sampe malem atau dini hari, tapi jangan bilang kita ke Batam. Pulangnya kita cari penerbangan terakhir aja"

"Beli tiket pake duit siapa" Tanya Jonathan

"Duit kamu dulu ya adikku sayang, aku masih lupa pin ku berapa, belum ada waktu ngurusnya ke bank heheehe" Bujuk Jo sambil merangkul lengan Jonathan.

Orangtua mereka memang tidak pernah memberikan fasilitas kartu kredit yang tinggal gesek saja untuk anak-anak mereka, selain tidak membiasakan berhutang demi gaya hidup, mereka ingin anak-anaknya bertanggung jawab akan keuangan mereka sendiri.

Padahal jika untuk gaya hidup saja mereka memang bisa bergaya selangit karena kekayaan orangtua dan asset nya dimana-mana.

" Huh, ada maunya aja manggil Jhon, sayang-sayangan. Tapi nanti ganti ya, uang kakak kan lebih banyak daripada aku" Jonathan cemberut " Kakak aja yang nelpon Bunda, aku gak mau"

"Oke Jhon" seru Joanna sambil mengarahkan tangan kanan nya ke pelipisnya seperti tanda hormat.

"Ya udah, klo gitu kita berangkat ke bandara aja sekarang" ajak Jeffrey sambil memperlihatkan smartphone nya, di layar tertera aplikasi booking tiket pesawat yang telah di Booked tiga tiket ke Batam pukul 11.55

"KOK TIGA ?!" Tanya Joanna dan Jonathan serempak.

" Iya, aku juga ikut. Mana mungkin aku ninggalin gadis amnesia dan adiknya yang masih labil ini perjalanan jauh berdua aja" jawabnya santai sambil memundurkan bangkunya untuk berdiri lalu melangkah keluar sambil menenteng tasnya di bahu

Joanna dan Jonathan hanya bengong melihat Jeffrey yang ikutan masuk ke rencana mereka.

"Eh, masa kita pake baju beginian doang, mana bau asem lagi" kata Jonathan sambil melangkah cepat mengejar Jeffrey.

"Di bandara kan ada outlet baju Jhon, beli baju di sana aja sekalian numpang mandi dan ganti di toilet bandara" jawab Jeffrey santai.

"Iya ya, tapi mehong mas brooo, trus klo cuma ada outlet batik gimana?"

"Ya udah beli batik, susah amat. Trus suruh kakakmu pake kebaya" Jeffrey dan Jonathan serentak menoleh ke Joanna yang berada di belakang mereka

"KALIANNNNN... awass yaaaaa" Joanna memekik saat mendengar rencana keduanya membelikan dirinya kebaya.

Tbc

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now