Tak terasa sudah seminggu setelah kedatangan murid baru. Hubungan Charyll dan Randzo belom kembali seperti semula. Keduanya terlarut oleh pemikirannya masing-masing. Sehingga masalah diantara keduanya tak kunjung selesai.
Charyll kesal ketika melihat Randzo bersama Denaya. Selama ini gadis itu selalu mengikuti kmn Randzo pergi. Seperti di kantin, pulang sklh, saat Randzo bermain basket dan apa lagi setiap harinya Rando selalu antar jemput gadis itu. Semuanya membuat Charyll kesal.
Tak hanya Charyll, Randzo juga kesal karena melihatnya dengan Clement. Apa lagi lama kelamaan Charyll dan Clement menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Hal ini membuat keduanya saling cemburu satu sama lain.
***
Bel pulang sekolah berbunyi. Charyll masih duduk dan mencatat catatan yg diberi bu Ema. Kedua sahabatnya telah pamit pulang terlebih dahulu. Sekarang tinggalah gadis itu dengan Clement yang masih setia menunggunya.
"Lo duluan aja Ment..." ucap Charyll sambil mencatat. Charyll berharap Clement mengiyakannya. Karena sedari tadi ia tak nyaman akan Clement yang duduk di depannya sambil tak henti menatapnya.
Clement menggelengkan kepalanya "Gak gw nunggu lo." jawabnya singkat dan kembali menatap Charyll yang sedang mencatat.
Setelah selesai mencatat, Charyll membereskan buku dan alat tulis yang berserakan di mejanya dan mengajak Clement pulang. Charyll tak menyadari bahwa dari tadi Clement telah tertidur pulas. Sepertinya ia kelelahan hari ini. Charyll hanya tersenyum kecil. Ia mengelus rambut Clement. Clement terbangun karena merasa ada yang mengelus kepalanya.
"Ayo pulang. Ajak Charyll." sambil tersenyum ke arah Clement. Charyll berbalik memblakangi Clement hendak berjalan keluar kelas. Langkahnya terhenti krn Clement dengan cepat menahan pergelangan tangan Charyll.
"Ada apa? " tanya Charyll bingung.
"Gw bnrn sayang sm lo Ryll. Sebagai perasaan syg cwo ke cwe sesungguhnya." kata lelaki itu. Ia memegang kedua pipi Charyll dan mengecup bibir Charyll singkat.
Charyll sedikit terkejut karena mendapat serangan dari Clement.
Karena terbawa suasana, mereka sampai tak sadar akan keberadaan Randzo yang sedang berdiri di dpn pintu kelas. Sepertinya tadi ia ingin masuk menemui Charyll yang sedang merapihkan buku-bukunya dan ingin mengajaknya pulang. Tapi niatnya terurungkan karena melihat kejadian tak terduga itu.
Terdengar suara geseran meja. Karena kaki Randzo tak sngaja menyenggol meja. Suara itu membuat Charyll menoleh kebelakang dan melihat Randzo disana. Kedua mata mereka bertabrakan lagi dan lagi. Charyll ingin menjelaskan smuanya. Tapi Randzo telah menghilang dari hadapanya.
"Dan kyanya gw tau Ryll.. klo lo lebih sayang Randzo dari pada gw." Clement melanjutkan kata-kata nya sambil menatap Charyll dingin.
"Sorry Ment, kayanya gw gbs balik bareng lo. Lo dluan aja hati2 ya." ucap Charyll singkat dan ia segera berlari mengejar Randzo.
Charyll berlari dengan cepat agar dapat mengejar Randzo. Untungnya, laki-laki itu masih berada di koridor lantai 2. Tapi ketika Charyll ingin memanggilnya, gadis itu muncul dari kelas 12 ipa b dan menggandeng lengan Randzo. Sebuah kekecewaan merenggut hati Charyll. Jadi, Randzo sedang menunggu gadis itu dan bukan dirinya. Charyll dengan segala kekuatannya akan berusaha jujur pada dirinya sendiri. Ia berjalan menuju Randzo dan Denaya dengan tangannya yang mengepal kuat. Ia benar2 tak dapat menahan dirinya lagi.
Mereka terlihat sangat senang. Layaknya pasangan yang sangat serasi. Hal itu membuat perasaan Charyll campur aduk. Charyllpun berusaha agar dirinya tetap terlihat baik-baik saja dan memberanikan diri untuk berjalan menuju mereka.
Lagi-lagi niatnya gagal. Clement menarik pergelangannya.
"Lupain dia Ryll. Dia uda seneng tanpa lo. Dan gw disini ada buat lo!" Kalimat Clement seperti mengingatkannya bahwa Randzo memang sudah tak memerdulikannya dan ia tetap baik-baik saja tanpa dirinya disampingnya.
Bagaimana kalo aku akan melepasmu dan mencoba menjalankan dengan dia yang ada dihadapanku?
Vote & Comment
- v -
