Part 7

10.7K 447 2
                                    

Randzo POV

Saat gw melihat Varro memegang Charyll yang sepertinya mau terjatuh gw merasa marah. Gw gak terima cwe gw disentuh orang lain. Apalagi Varro. Saat itu juga gw langsung samperin mereka dan gw nonjok Varro.

"Gausah deket-deket Charyll lagi lo Var! Dia milik gw." bentak gw sampai gw merasa jadi bahan tontonan.

"Lo gpp Var? Bibir lo berdarah.." tanya Charyll dengan wajah yang khawatir. Charyllpun mengambil tissue dalam tasnya dan mengelap bibir Varro dengan hati-hati.

Gw tambah panas dan gw langsung tarik Charyll ke mobil gw.
Suasana mobil hening..

Charyll POV

Perasaan gw gak karuan. Saat gw mau membantu Varro yang terluka, Randzo tiba-tiba menarik gw dengan kasar. Dia narik gw ke mobilnya. Di dalam mobil suasana hening. Dia hanya terdiam dan gw gak tau mau bicara apa padanya. Tentunya canggung. Gw sesekali melirik ke arahnya. Dapat terlihat rahangnya mengeras dan matanya yang dingin itu. Gw merasa takut sekarang. Entah mengapa lama kelamaan otak gw jd lola. Gatau apa yang hrs gw lakuin.

"Hmmm... kenapa lo narik gw ke mobil lo?" Gw memberanikan diri untuk memecahkan keheningan yang gajelas ini dan mencoba bertanya kepadanya yang masih terlihat marah.

Dia tak menjawab pertanyaan gw. Gw tambah bingung terhadap situasi ini.
Gw sekali lagi melirik kearahnya. Gw liat tangannya yang merah. Gw yakin tangannya pasti sakit karena tonjokan yang ia berikan ke Varro cukup keras.

"Tangan lo merah. Sakit?" tanya gw lagi.

"Apa peduli lo? Gaush sok peduli! gw tau lo benci kn sama gw ?!" jawabnya ketus yang cukup membuat udara dalam mobil semakin panas. Jantung gw berdetak kencang.

Deg... deg... deg...
Ayolah jantung jangan berisik! Nanti kedengeran sama si iblis. Kata gw dlm hti...

"Gw gak pernah maksud gitu." jawab gw singkat padat dan jelas.
Randzo kembali memukul stir mobil dengan tangannya. Gw jadi tambah lola kl dia ky gitu. Ngeselin dsr!

Tangannya memegang rambutnya seakan terlihat frustasi. Entah tarikan dari mana tangan gw bergerak dan memegang tangannya yang memar itu. Gw mengusap tangannya pelan.

Lalu gw turun berlari masuk kedalam sekolah dan menuju uks mengambil trombopop. Saat itu pula gw melihat Varro yang berbaring tertidur. Gw mengusap kepalanya lembut.
Saat gw beranjak pergi, tiba-tiba saja Varro memeluk gw dari belakang.

"Jangan balik menghadap gw. Gw cuma mau meluk lo aja. Gw takut kehilangan lo." katanya. Gw berbalik menghadapnya dan melihat mata sayunya.

Gw gak tega meninggalkannya sendiri tapi bagaimana dengan Randzo?
"Jangan pulang sore var. Istirahat yang cukup sama olesin trombopop lagi di rumah." kata gw sambil tersenyum padanya dan beranjak keluar uks.

Didepan uks gw liat Randzo yang sedang berada didepan pintu. Wajahnya benar-benar marah kali ini. Seakan-akan mau menerkam gw idup2. Sepertinya ia telah melihat Varro yg memeluk gw. Dsr jelesan! Ia benar-benar semarah itu. Gw ga habis pikir. Lamunan gw seketika buyar saat mata gw melihat tangannya berdarah. Gw yakin dia nonjok dinding sekolah.

Gw menarik tangannya. Tapi dia menepis tangan gw. Gwpun tetap menariknya ke arah mobilnya.

"Rand.. kasi tangan lo ke gw." Gw meminta dengan pelan. Dia masih menghiraukan gw.

"Randzo kasih tangan lo ke gw!"
Kata gw penuh penekanan. Randzo masih tak menghiraukan gw dan malah memukul dinding sekolah lagi.

"RANDZO KL LO GA DNGRIN GW, GW BAKAL BENCI LO SELAMANYA!" Teriak gw yang sudah tdk peduli lagi dengan sekitar. Karena Randzo benarbenar keras kepala dan itu membuat emosi gw memuncak. Karena mendengar gw teriak diapun memberikan tangannya yang sudah berdarah ke arah gw.

"Ada kotak p3k kan disini?" Tanya gw datar. Randzo mengangguk. Gw pun mengambil kotak p3k dan mulai
membersihkan darahnya dengan tissue lalu mengoleskan trombopop juga betadine dan memakaikan perban ditangannya. Untung saja dimobil dia ada kotak p3k krn lebih lengkap.

"Gw pulang dulu ya .. gw bawa mobil sendiri." pamit gw. Gw merasakan cekalan pd tangan gw. Siapa lagi kalau bukan Randzo. Ia menarik tangan gw hingga gw tdk jadi membuka pintu mobil. Ia langsung memeluk gw erat.

"Apaan sih lo! Main pelukpeluk aja.." kata gw kesal krn Randzo selalu saja seenaknya. Randzopun melepaskan pelukannya. Ia masih tak mau berbicara pada gw.

"Gw pulang. Lo jgn keluyuran, langsung balik!" Kata gw. Lalu gw keluar dari mobilnya dan pulang ke rumah. Hari ini hari yang melelahkan bagi gw.

Sampai di rumah sekitar jam 2. Gw langsung menuju kamarku yang terdapat di lantai 2 dan mengganti baju gw dengan baju rumah.Gwpun membanting badan gw ke ranjang. Dan memandang langit-langit kamar. Sampai mata gw lama-lama tertutup. Gw sangat lelah..

Sekitar pukul 6 sore gw terbangun dan segera mandi. Gw membuka laptop dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Setelah itu gw makan malam bersama mama papa dan kak Dran. Oh ya gw lupa papa balik dari canada kemarin. Tentunya dia bawain gw mama dan kak Dran oleh-oleh.

Lalu setelah makan gw beranjak ke kamar. Gw mengambil hp.
Dpt terlihat notif line dari Randzo, Varro, grup kelas, grup Bestiee (Reta, gw, Danzo). Lalu, tak berapa lama hp gw bergetar. Karena Randzo yang chat daripada dia marahmarah akhirnya gw terpaksa bales.

Randzo : Ryll...
Randzo : Rylllllll....
Randzo : Charyll bales dong!
Charyll : pa
Randzo : Kangen😊
Charyll : Gak kangen.
Randzo : Jahat.
Charyll : Bodo. Tangan masi sakit gak tuh?
Randzo : Gak.. Ciee perhatian :)
Charyll : Gak cuma nanya.. GEER bngt lo 😏
Randzo : Maca cih ?
Charyll : Udah ah mau tidur ..
Randzo : Jangan deketdeket sama cowo selain gw apa lagi Varro gak suka ! 😡😒
Randzo : Nitee... sweetdream baby ilysmm 😘

Gw tidak membalas chat Randzo lagi dan langsung naik ke ranjang. Gw menaikan selimut dan tdr. Gw tau ini masi jam 9 tapi hari ini mood gw sangat hancur hingga gw memilih untuk tidur.





Bersambunggg....
Vote & Comment gais
- v -

MR. POSESSIVEWhere stories live. Discover now