14. What A Brother Means to You?

1.3K 302 56
                                    

| Restoran Jepang
07.00 PM

Juang berdiri di depan cermin kamarnya. Ia menatap dirinya yang sekarang sudah siap untuk menghadiri ajakan makan bersama dari Juandaㅡpapanya Halla. Juang mengecek jam tangan di lengan kirinya, sudah pukul 07.00 PM. Dirasa sudah siap, Juang berjalan keluar apartemennya, ia akan berangkat menggunakan bus.

Di dalam bus, Juang tak henti-hentinya melihat ponselnya. Ia sudah mengatakan kepada Yerisha bahwa ia akan pergi karena ada janji. Untung saja, Yerisha sedang mengerjakan tugas kuliahnya yang sangat banyak, jadi Juang tidak perlu terlalu mengkhawatirkan Yerisha yang sendirian di apartemennya.

Setelah turun ke halte. Juang segera berjalan ke restoran dimana makan malam diadakanㅡsebuah restoran Jepang. Juang masuk ke dalam restoran dan segera mengatakan kepada pelayan bahwa ia sudah ditunggu seseorang.

Pelayan restoran tersebut mengantarkan Juang ke salah satu bilik resotranㅡbilik tertutup dengan pintu geser ala negeri sakura. Ada 3 pasang sepatu di sana, satu pasang sepatu pria dan 2 pasang sepatu wanita.

"Permisi."

Juang membungkukkan sedikit badannya saat masuk ke dalam bilik. Juanda dan istrinya langsung menyambut Juang dengan senyuman. "Apa kabar, Nak? Sudah lama tidak bertemu."

"Baik Om. Om sendiri gimana?"

"Luar biasa. Apalagi setelah saya bertemu dengan jagoan Wiratama ini," jawab Juanda sambil mengarahkan Juang untuk duduk di tempat yang kosongㅡdi samping Halla yang tersenyum.

"Kamu udah besar banget, Juang. Dulu terakhir Tante ketemu, kamu masih kecil. Kelas 1 SMA ya kalau nggak salah?" tanya mamanya Halla kepada Juang.

"Iya Tan," balas Juang.

Makanan mereka datang dan Juanda menyuruh Juang, Halla dan istrinya untuk menikmati makanan mereka.

"Jadi, gimana kuliah kamu? Kamu kuliah di jurusan musik kan?" tanya Juanda membuka percakapan.

"Iya Om. Mungkin saya sudah harus siap-siap memikirkan judul Tugas Akhir saya karena semester depan saya sudah harus menyusun skripsi," jawab Juang.

"Eh, Juang. Kompetisi musik itu, lo jadi ikut?" tanya Halla tiba-tiba membuat pergerakan sendok di tangan Juang terhenti.

"Kompetisi musik apa?" tanya mamanya Halla menimpali sambil menuangkan ocha ke dalam gelas Juang.

Juang terdiam sebentar. Ia malas membahas masalah ini dengan orang lain, karena Yerisha saja belum mengetahui hal ini. Lagian, Juang belum memutuskan apakah ia akan mengikuti kompetisi tersebut atau tidak.

"Cuma kompetisi kecil-kecilan Om, Tan. Tugas kuliah saja sudah buat saya bingung, jadi saya belum tahu ikut atau tidak."

"Ikut aja. Bukannya kalau berhasil jadi 3 terbaik, lo bisa ditarik ke label rekaman? Lumayan tau!" ucap Halla lagi dengan menggebu-gebu. Bahkan kali ini, perempuan tersebut meletakkan sepotong sushi ke atas piring Juang.

Perkataan, perlakuan, dan keberadaan Halla malam ini sukses membuat mood Juang buruk. Mengapa setiap kalimat yang terdengar dari mulut Halla terdengar menyebalkan? Padahal, perempuan tersebut tidak salah apa-apa sebenarnya. Hanya saja, Juang tidak menyukai cara Halla berbicara dan berperilaku kepadanya saat ini.

"Gue pikirin, La. Yerisha juga belum tau, gue harus nanya ke dia dulu."

"Yerisha?" tanya Juanda mendengar nama Yerisha yang disebut oleh Juang.

"Dia tunㅡ"

"Tunggu dulu. Mama kamu apa kabar? Tante sampai lupa nanyain kabar Fany," potong mama Halla dengan cepat.

HOMEWhere stories live. Discover now