10. Third Person

1.5K 301 46
                                    

| Kampus
08.21 AM

Pagi Yerisha di kampus langsung disambut oleh senyuman. Baru saja turun dari motor Juang, Yerisha sudah disambut oleh Halla yang baru saja keluar dari mobil pribadi bernomor plat Belanda tersebut.

"Morgen Yerisha," sapa Halla.

"Pagi. Di sini Belanda, bukan Jerman Halla," balas Yerisha tertawa mendengar candaan pagi dari Halla.

"Oh. Siapa? Cowok lo?" tanya Halla yang melihat Juang di samping Yerisha.

Yerisha tersenyum memandang Juang dan mengalihkan tatapannya lagi ke Halla. "Yap. Kak Juang anak musik. Dua tingkat di atas gue, dan kayaknya kalian seumuran," jelas Yerisha yang membuat dahi Juang berkerut.

"Ini Halla anak kedokteran, setahun di atas aku tapi seumuran sama Kakak," jelas Yerisha memperkenalkan Halla kepada Juang.

"Halo Juang. Gue Halla, salam kenal," sapa Halla ramah.

Juang membalas senyuman Halla menunjukkan keramahannya sebagai pacar Yerisha. "Salam kenal juga. Aku ke kelas duluan ya, Yer. Bye," pamit Juang meninggalkan Yerisha dan Halla di parkiran mobil kampus.

"Hm, sebaiknya kita ke kelas sekarang deh. Gue rasa telat di hari pertama bukan pilihan yang bagus," ajak Halla dan segera melangkahkan kakinya disusul oleh Yerisha.

[]

Dua jam kuliah dihabiskan Yerisha dengan mencatat serta memberikan beberapa tanda bintang pada buku paket tebal tentang panduan jilid 1 khusus mahasiswa tahun pertama kedokteran tersebut. Yerisha sudah mendapatkan pinjaman buku dari Mark. Sesuai dengan janji pria tersebut kemarin.

"Kim, makan bareng gue?" tawar Mark di akhir kelas mereka.

Yerisha memandang Mark ragu, namun ia menggelengkan kepalanya. Menolak ajakan tulus seseorang bukanlah hal yang baik. "Oke. Hari ini menu apa ya yang ditawarkan kantin buat kita," ucap Yerisha sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

Mark dan Yerisha berjalan beriringan menuju kantin. Selama perjalanan, Mark selalu berhasil membuat Yerisha tertawa dengan cerita lucu Mark selama bersekolah di Golden dulu.

"Jadi lo beneran diterror sama Joan, Mark?" tanya Yerisha di sela tawanya.

"Iya, Kim. Temen lo pasti nggak cerita. Dia nerror gue dengan ngirimin video atau foto mimi peri tiap malam minggu," jelas Mark sambil ikut tertawa.

"Hahahaha, bego Mimi Peri. Kayak nggak ada yang lain aja sih. Joan emang paling aneh diantara sahabat gue yang lain."

Mark menggelengkan kepalanya sebentar, sebelum ia kembali berbicara. "Gue nggak akan kesal kalau yang dikirim itu foto dedemit atau meme nggak jelas. Tapi mimi peri? No, Kim. Mimi Peri dan Dijah Yellow adalah dua hal yang paling gue hindari sampai akhirat," jelas Mark lagi yang kembali mengundang tawa Yerisha.

Yerisha dan Mark sampai di kantin. Hari ini, Mark dan Yerisha memilih menu yang sama yaitu Lasagna. Segelas jus pir menemani mereka berdua yang sekarang duduk di meja kantin bagian pojok kanan.

"Jadi, lo punya rencana buat jalan-jalan keliling Amsterdam nggak, Kim?" tanya Mark di sela kunyahannya.

"Telen dulu Mark. Lo dan gue sama aja," sela Yerisha.

Mark tersenyum dan segera menelan makanannya.

"Gue udah pernah jalan keliling. Diajakin Kak Windi dan Kak Dirga, sepupu gue dan pacarnya. Ah, gue jadi kangen mereka deh," ucap Yerisha.

"Kalau kangen, samperin aja Yer. Punya keluarga di negeri orang, lo harus jaga keakraban. Nanti kalau ada apa-apa, mereka bakal jadi orang pertama yang khawatir sama lo. Inget tuh!"

HOMENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ