28. We are Here For You

1.9K 396 41
                                    

| Kediaman Wiratama
06.19 WIB

Sudah dua minggu berlalu semenjak Yerisha mengalami post-traumatic-stress-disorder. Kini Yerisha sudah kembali ceria, polos, dan selalu tersenyum seperti biasanya.

Dokter bilang karena ini pertama kalinya Yerisha berhalusinasi karena PTSD yang dialaminya, maka tidak ada yang harus terlalu dikhawatirkan.

Selama dua minggu ini Yerisha ditemani oleh keluarga dan sahabat-sahabatnya. Mereka harus terus terang mengatakan bahwa kejadian dulu benar adanya tapi Yerisha tidak harus trauma karenanya. Mereka meyakinkan bahwa sekarang tidak sama seperti dulu lagi, tidak ada yang harus Yerisha takutkan dan hindari.

Joan, Cacha dan Daya selalu ke rumah Yerisha sepulang sekolah. Bahkan beberapa kali Jackson, Safraz, Yoga dan Mugi juga datang mengunjungi Yerisha dan usil seperti biasanya.

Walaupun sebelum kejadian ini Yerisha sudah berteman dengan kopeco dan semua berjalan baik-baik saja di keluarga Wiyata, hal itu bukan berarti Yerisha tidak akan trauma. Oleh karena itu, Wiyata dan Yuna bersyukur dengan adanya kejadian ini, mereka bisa tahu ternyata Yerisha masih belum lari dari masa lalunya dan melalui kejadian ini mereka bersyukur Yerisha sudah kembali menjadi Yerisha aslinya bahkan tidak akan ada ketakutan untuk Yerisha kembali trauma ke depannya. Selalu ada hal yang patut disyukuri di setiap kejadian.

Hari ini adalah hari pertama Yerisha masuk sekolah setelah 2 minggu izin untuk pemulihan. Hanya kopeco, bogems, keluarga Wiyata dan keluarga Wiratama yang tahu dengan kejadian selama 2 minggu ini. Teman-teman dan guru sekolah Yerisha hanya tahu bahwa Yerisha sakit.

"Ma, aku berangkat ya! Sofhi bareng Saerhin kan?" teriak Juang bergegas mengambil kunci mobil.

Fany yang baru keluar dari kamar segera tertawa melihat Juang. "Semangat banget sih kamu. Iya Sofhi nanti bareng Saerhin."

Juang hanya tertawa malu di depan Fany. "Hehehe, 'kan mau jemput calon menantu kesayangan Mama. Aku sarapan di sana aja ya Ma, bye!" ucap Juang dan berlalu keluar dari rumah.

Fany hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Mama kenapa senyum-senyum?" tanya Sofhi yang baru turun dari tangga.

"Mama jadi beneran pengen cepat-cepat punya menantu deh. Apa Mama hubungi Bunda Yuna aja ya Sof buat ngomongin pertunangan mereka?" ucap Fany yang disambut dengan wajah kaget Sofhi.

"Ma, mereka tuh belum 20 tahun!!!" Sofhi berusaha menyadarkan Fany yang sepertinya sedang mengkhayal ini.

[]

| Kediaman Wiyata
06.32 WIB

Juang sampai di rumah Yerisha dan segera masuk ke dalam. Terlihat Tara yang sedang menonton TV dan Wiyata yang baru keluar dari kamar dengan setelan jas lengkap.

"Pagi, Bang! Pagi Om, mau berangkat ke Surabaya pagi ini?" tanya Juang yang sudah tahu bahwa Wiyata akan dinas ke luar kota.

Tara tersenyum dan mengangkat tangan kanannya menyapa Juang dan Wiyata berjalan ke meja makan sambil berkata. "Iya, pesawat pagi. Saya titipin Yerisha sama kamu ya. Biar Tara ngurusin Saerhin, Tara juga lagi sibuk ngurusin berkas beasiswanya buat lanjut kuliah di Austria nanti," ucap Wiyata.

"Siap Om, itu pasti. Yerisha ada di kamar nggak, Bun?" tanya Juang saat melihat Yuna.

"Ada. Paling sekarang lagi beresin bukunya. Ajakin turun ya, kita mau sarapan," jawab Yuna yang keluar dapur sambil membawa sebotol susu.

Juang segera berjalan ke kamar Yerisha. Terlihat pintu kamar Yerisha sedikit terbuka. "Yerisha? Aku masuk ya," tanya Juang.

"Masuk aja Kak," jawab Saerhin yang ternyata ada di dalam.

HOMEWhere stories live. Discover now