5. Surprise or Not

1.4K 344 38
                                    

| Albert Heijn Mart
12.36 PM

Sudah siang, Yerisha bergegas berganti pakaian. Ia sudah janji kepada Windi untuk pergi ke Albert Heijn Mart membeli roti dan buah-buahan. Yerisha memakai sepatu sneakernya dan pamit ke Windi setelah Windi memberikan uang.

Berbekal google maps dan arahan singkat dari Windi, Yerisha berjalan menyusuri jalanan Amsterdam. Panas, karena matahari sedang berada tepat di atas. Sambil asik berjalan, Yerisha memikirkan rencananya memberi kejutan untuk Juang.

"Aha, mumpung gue lagi di luar. Nanti cari toko roti buat beli cupcakes untuk Kak Juang aahh," gumam Yerisha.

Sesampainya di Mart, Yerisha langsung menuju ke bagian roti. Setelah memasukkan 2 bungkus roti tawar ke dalam keranjang, ia pun bergegas ke bagian buah-buahan.

"Kiwi....apel...persik, buah-buahan tropis kayak pisang aja kali ya. Hehehe."

"Jeruk aja, Sha!" tiba-tiba suara laki-laki menginterupsi kegiatan Yerisha.

Yerisha membalikkan badannya dan melihat Dirga yang sedang memegang seplastik jeruk. "Loh Kak Dirga kok bisa di sini? Bukannya ngantor?" tanya Yerisha.

Dirga terkekeh mendengar pertanyaan Yerisha. "Lagi jam makan siang Yer. Kebetulan lagi kepingin jeruk. Kamu udah makan siang?" tanya Dirga yang dijawab dengan gelengan Yerisha.

"Makan sama Kakak, ayo. Sekalian biasain lidah kamu sama masakan Belanda," ajak Dirga meninggalkan Yerisha setelah mengambil alih keranjang di genggaman Yerisha.

[]

Setelah mendapatkan pesan dari Windi bahwa Yerisha sudah keluar apartemen, Juang segera mengambil jaket dan kunci motornya. Ia pun bergegas untuk menyusul Yerisha ke Mart.

Sebelum ke Mart, tidak lupa Juang berhenti di sebuah toko bunga, membeli sebuket bunga tentu akan menjadi sedikit kejutan. Juang tidak ingin memberikan kejutan yang rumit, karena dengan percaya dirinya ia menganggap bahwa dirinya yang mengetahui keberadaan Yerisha di Belanda sudah cukup menjadi kejutan untuk Yerisha.

Turun dari motornya, Juang berniat menunggu di depan Mart. Memberi kejutan saat Yerisha keluar, mengajaknya makan siang bersama dan mungkin berakhir dengan berduaan seharian melepas rindu. Itu rencana yang Juang pikirkan, sangat sederhana.

Namun tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat melihat Yerisha keluar dengan seorang laki-laki berjas cokelat. "Ya Tuhan. Itu Yerisha kan? Gue nggak salah lihat?" ucap Juang terkejut.

"Sha, ayo cepat. Keburu jam makan siang Kakak habis," Dirga berteriak kecil memanggil Yerisha yang sedang berhenti mengikat tali sepatunya.

"Ha, Sha? Itu cowok yang kedengeran di video call gue sama Yerisha tempo hari?" tanpa berpikir panjang, Juang berjalan cepat ke arah Dirga dan Yerisha yang sudah berada di parkiran mobil.

"YERISHAAA!!!!" teriak Juang dengan senyuman sumringah.

Sontak saja Yerisha mengalihkan padangannya mendengar suara Juang. Matanya membulat terkejut, "Kㅡkak Juang??" teriak Yerisha.

Juang yang sudah tidak tahan segera mendekat ke arah Yerisha. Mengabaikan Dirga yang ada di sana, Juang langsung menarik Yerisha dan memeluknya. "Is it really you, squirtle?" bisik Juang.

Bahkan walau kejutan yang ia siapkan gagal, Juang tetap memeluk Yerisha erat. Mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya, merasakan keberadaan Yerisha yang nyata di dalam pelukannya sudah sangat luar biasa.

"Eh, Kakak kenapa bisa nemuin aku di sini?" tanya Yerisha gugup di dalam pelukan mereka.

"Aku di sini buat gagalin rencana kamu ngasih kejutan," jawab Juang tersenyum dan melepas pelukan mereka.

Juang memandang wajah kebingungan Yerisha dari dekat. Sudah hampir setahun Juang tidak berjumpa dengan Yerisha semenjak hari kelulusan Yerisha di Golden High School. Melihat wajah Yerisha dari layar ponsel dan langsung seperti saat ini sangat jauh berbeda. Yerisha benar-benar tumbuh dewasa dan cantik apalagi dengan rambut hitam panjangnya, benar-benar tipe Juang.

"Ehemㅡ" Dirga berdehem karena merasa diabaikan apalagi melihat adegan dua remaja dimabuk rindu di depannya ini.

"Oh iya. Kak Juang, kenalin ini Kak Dirga pacarnya Kak Windi sepupu aku di Belanda," ucap Yerisha saat menyadari bahwa Dirga masih ada di sana.

"Gue Dirga, kakaknya Yerisha di Belanda," Dirga mengucapkan kalimat perkenalan dengan sedikit penekanan di sana.

"Juang, tunangannya Yerisha!" balas Juang lebih tegas lagi.

Yerisha bingung memandang dua laki-laki di hadapannya ini. Tidak mau ambil pusing, Yerisha membuka suaranya. "Hmm Kak Dirga, kalau makan siangnya ditunda aja gimana? Kayaknya aku masih mau sama Kak Juang dulu deh," ucap Yerisha hati-hati.

Mendengar ucapan Yerisha, Dirga menaikkan alisnya dan sedikit merasa kesal. "Ya udah kalau gitu. Kakak pergi makan dulu, lebih baik kamu pulang dulu anterin belanjaan Windi," ucap Dirga dingin dan pergi meninggalkan Yerisha setelah mengacak rambutnya lembut.

"Ck, bahkan dia nggak basa-basi ke aku. Dingin banget sih Yer tuh cowok, beda banget sama Kak Windi. Enggak keselek apa ya Kak Windi punya cowok kayak dia," kesal Juang saat mobil Dirga sudah pergi menjauh.

"Emang dingin gitu awalnya, tapi easy going kok kalau udah kenal. Eh Kakak emang udah kenal Kak Windi?" tanya Yerisha bingung.

Juang tertawa memandang wajah bingung Yerisha dan usil mencubit hidung Yerisha. "Sebenernya Kak Windi yang ngasih tahu aku kalau kamu ada di Mart. Dan yang ngasih tahu aku kalau kamu ada di Belanda itu Bang Tara," jelas Juang tersenyum sumringah.

Mendengar penjelasan Juang, membuat Yerisha mendecak kesal. "Udah capek-capek mau ngasih kejutan, malah gagal."

"Kamu kira aku enggak gagal juga? Aku juga awalnya mau ngasih kejutan, tapi karena tuh cowok tadi malah nggak jadi."

"Cowok itu punya nama, Kak. Namanya Kak Dirga," ucap Yerisha sambil tersenyum melihat wajah kesal Juang.

"Hmmㅡ" Juang menghembuskan nafasnya pelan. "Oh iya ini bunga buat kamu. Ya, maaf Yer malah nggak romantis gini," ucap Juang menyerahkan bunga ke Yerisha.

"Iihhh nggak apa-apa kali. Aku suka," jawab Yerisha dengan mata berbinar mengambil bunga tersebut.

"Kangennnnn....." ucap Yerisha dan kembali memeluk Juang.

"EhemㅡYer, kita ada di tempat umum lho. Kamu nggak jadi anterin belanjaan Kak Windi kayak kata Kak Dirga tadi?" tanya Juang.

"Issshh kesal ah!" desis Yerisha melepaskan pelukan mereka.

"Ya udah ayo antar aku ke apartemen Kak Windi!" ajak Yerisha dengan wajah yang masih kesal.

Juang mengerutkan dahinya melihat Yerisha yang berjalan menjauh dari dirinya. "Emang kamu tahu motor aku yang mana??" teriak Juang dan tertawa saat melihat Yerisha membalikkan badannya kembali ke tempat Juang.

"Makanya ajak aku!" ucap Yerisha sambil menggembungkan kedua pipinya dan menjulurkan tangan kanannya ke arah Juang.

Seolah paham, Juang tertawa dan meraih tangan Yerisha dan menggenggamnya. Sebenarnya Juang bingung dengan tingkah Yerisha sekarang, mungkin efek terlalu rindu dan terlalu lama menjalani hubungan jarak jauh, membuat Yerisha haus belaian Juang? Entahlah.

"Pegangaㅡ"

Belum selesai Juang mengatakan untuk menyuruh Yerisha berpegangan di atas motor, Yerisha sudah melingkarkan tangannya di perut Juang. "Ngerti kok. Enggak usah disuruh juga aku bakal ngelakuin," ucap Yerisha terkekeh kecil membuat pipi Juang memanas dan tidak paham dengan sikap polos atau menggoda Yerisha saat ini.

Lihat aja Kak, walau aku gagal ngasih kejutannya sekarang tapi aku masih punya rencana B buat kejutan lainnya, batin Yerisha sambil tersenyum jahil di punggung Juang.

HOMEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum