6. Warm and Comfy

2.7K 567 18
                                    

| Kediaman Wiyata
19.23 WIB

Juang mengikuti Sofhi untuk berkunjung ke rumah Yerisha. Awalnya Juang hanya ingin mengantar Sofhi, namun karena bujukan Sofhi ditambah ajakan Jackson akhirnya Juang masuk ke dalam rumah bergaya minimalis berwarna pastel tersebut.

Di dalam rumah sudah ramai dengan yang lainnya. Mereka semua berkumpul di ruang tengah yang merupakan ruang keluarga. Tembok ruangan luas tersebut plain white dengan lukisan sederhana tapi bernilai seni tinggi tergantung di dindingnya. Di laci kecil pada sudut sofa terdapat foto keluarga kecil Wiyata dan foto masa kecil Wiyata Siblings.

Di bagian tengah terdapat sofa panjang empuk berwarna senada dengan tembok membentuk letter U dan bantal-bantal kecil bercorak di atasnya. Di bawahnya terdapat tikar persegi berbahan wol yang hangat. Di sudut ruangan dekat televisi terdapat lemari kecil berisi album-album foto dan beberapa buku, majalah, dan koran.

Sangat nyaman! Itu yang dirasakan Juang. Saat Juang memasuki ruangan tersebut, aura dan sensasi dari ruangan tersebut sangat terasa. Hangat, kehangatan sebuah keluarga yang manis.

"Wohoo! Juang dateng juga lo," panggil Mugi sambil berdiri menghampiri dan menepuk bahu Juang.

Daya, Joan dan Cacha yang sadar atas kehadiran Juang, salah tingkah melihat laki-laki yang baru saja menjadi "cogan" di SMA mereka tersebut.

Tidak lama kemudian Yuna datang dari arah dapur membawa beberapa piring dengan berbagai kue dan camilan di atasnya. Cacha, Daya, dan Joan yang melihat langsung membantu Yuna membawa beberapa makanan serta minuman dari dapur.

"Eh ini siapa? Kok Bunda baru lihat," tanya Yuna yang keliahatan bingung atas kehadiran Juang.

"Namanya Juang, Bun. Anak baru dan kakak kelasnya Yerisha. Kebetulan Sofhi adiknya Juang," jelas Safraz sambil membantu Yuna menyusun makanan di meja kecil di depan sofa.

"Malam Tante, saya Juang," sambil melemparkan senyum manisnya, Juang memperkenalkan diri kepada Yuna.

"Panggil aja Bunda Yuna. Semua temannya Saerhin, Tara, dan Yerisha manggil dengan sebutan bunda," ucap Yuna ramah.

Juang tersenyum kikuk dan duduk di samping Jackson. Sofhi dan Saerhin terlihat sibuk menghias ruang tengah tersebut. Mulai dari memasang pita pada balon-balon yang telah ditiup, hingga menggantung confetti warna-warni.

Juang yang tidak tahu apa-apa langsung bertanya. "Ini emang ada acara apaan sih sebenarnya. Bukannya makan-makan karena bokapnya Yerisha baru balik?" bisik Juang yang masih terdengar dengan Joan yang kini duduk bersama mereka.

"Keluarga Yerisha emang gini, Kak. Setiap Om Wiyata balik nugas, kadang bunda ngajakin kita makan-makan," jelas Joan kepada Juang sambil melipat beberapa tisu.

"Romantis banget nggak sih? Udah punya anak 3 tapi masih kayak orang pacaran. Iri gue," curhat Cacha yang ikut membantu Joan melipat tisu.

"Lo kalau mau gitu, entar sama gue ya, Cha," goda Yoga yang baru terdengar suaranya sekarang.

Cacha yang digoda hanya bisa memajukan bibirnya pura-pura kesal atas perlakuan Yoga. Padahal aliran darah Cacha sudah berlomba menuju jantung sehingga jantung Cacha memompa darah dengan gerakan lebih cepat. Jackson, Safraz, Mugi, Joan dan Daya yang melihat hanya tertawa.

"Joan bisa telepon Yerisha atau Kak Tara nggak? Bilangin suruh balik ke rumah. Kejutannya udah siap," teriak Yuna dari dapur.

"Siap Bundaaaa!!" teriak Joan balik sambik mengeluarkan ponsel dari tasnya yang tergeletak di atas sofa dan menelepon Yerisha.

Yerisha dan Tara memang sengaja mengajak Wiyata, ayah mereka keluar. Alasannya ke supermarket padahal agar Yuna dan lainnya bisa menyiapkan kejutan untuk Wiyata.

HOMEDär berättelser lever. Upptäck nu