Hadiah

14.6K 614 2
                                    

Tangan kiriku menekan bel, sementara tangan kananku digenggam Kak Angga. Mimik wajahnya seperti tak sabar untuk menunjukkan kejutan kepada kedua orang tuaku.

Tak lama pintu dibuka oleh Ibuku, terlihat jelas ekspresi kagetnya saat ia melihat tangan kita yang saling menggenggam.

"selamat malam Bu. Kami sudah pulang"

Perkataan Kak Angga membuat Ibu tersadar dari kekagetannya, ia masuk ke dalam begitu saja dengan sangat tidak sopan, wajahnya memasang senyum yang sangat mencurigakan. Lalu kita berjalan ke ruang kerja Ayah yang sekaligus menjadi perpustakaan setelah Kak Angga menaruh tas bawaan di sembarang tempat. Terlihat Ayahku sedang membaca buku sambil meminum kopi ditemani cookies buatan Ibu

"Ayah kita sudah pulang"

"baguslah, putriku masih utuhkan?" Ayah menjawab dengan pandangan yang tidak beralih dari bukunya

"kita bawa oleh-oleh loh!"

Kak Angga berkata sambil mengangkat tangan kita yang masih saling menggenggam. Ayah penasaran, kemudian melihat kita berdua. Dia kaget, kemudian menutup bukunya yang tebal dengan keras. Ayah berdiri, matanya memelototi tangan kita berdua dan wajah kita bergantian.

"Lina sudah senbuh Yah"

Ucapku untuk menjawab keheranan Ayah, Ayah melepaskan tautan tangan kita dengan paksa kemudian memelukku, lalu Ibuku datang.

"berpelukan gak ngajak-ngajak yah"

Ibu ikut memelukku, Kak Angga pun ingin turut serta, namun dipelototi oleh Ayah iapun mundur. Kita menceritakan kejadian yang ada di villa hingga akhirnya phobiaku bisa hilang, Walau ada yang sedikit ditutupin sih. Setelah selesai Ibu menyuruh kita tidur karena perjalanan bermacet-macetan pasti melelahkan, Kak Angga juga besok harus berangkat pagi-pagi.

"kasurnya sempit ya Kak?"

"gak apa-apa, jadinya kita bisa pelukan biar muat"

"Kak kasurnya musti diganti deh!"

Aku mengambil smartphoneku yang ditaruh di atas nakas, dan mencari tempat tidur di online shop.

"bagusnya yang mana?" aku menunjukan layar smartphoneku ke Kak angga sambil jariku terus saja menscrollnya

"jangan yang gede-gede, yang kecil aja biar kita bisa pelukan" aku memukul bahunya

"ih orang serius juga"

"yang mana ajalah, kamu kan yang paling tau seleraku"

"yang ini bagus ga Kak?"

"jangan yang spring bed, kasur latex lebih sehat"

Setelah diskusi selesai tempat tidurnya juga sudah dipilih, akhirnya kitapun terlelap.

***

Kak Angga siap berangkat kerja pagi-pagi buta, aku membangunkan anak-anak agar Ayahnya bisa pamit, mereka juga harus bersiap-siap sekolah.

"Ayah pamit ya, Ayah berangkat kerja dulu. Kalian jagain Ibu! Weekend nanti Ayah pulang"

"minggu depan Riana ulang tahun kan Yah"

'putriku ini pintar sekali, sudah tak cadel lagi'

"Ayah tau dong, mau dikasih kado apa ama Ayah" jawab Kak Angga mengelus kepal Riana sambil mensejajarkan tinggi tubuhnya

"Adik?"

"iya, Kak Satria ama Kak Cakra punya adik, aku juga pengen"

"iya nanti Ayah kasih"

Aku lantas mencubit pingga Kak Angga karena jawabannya barusan

"mentang-mentang udah bisa nyentuh sekarang jadi sadis" Kak Angga berbisik di telingaku

Aku mencubit lagi pinggang Kak Angga lebih keras

"AWW.."

"udah Ayah berangkat dulu ya"

"iya, Ayah sama Ibu belum keluar dari kamar nanti aku kasih tau"

"oke, jagain Ibu ya para jagoan"

"Siap komandan" jawab mereka berdua sambil memberi hormat

Ia mencium kening kami semua, lalu menaiki mobilnya. Kita hanya melambaikan tangan saat mobilnya berlalu.

SkinshipWhere stories live. Discover now