Perjodohan

15.9K 877 1
                                    

Aku dijodohkan saat aku berusia 21tahun, Ayahku Dharmayawarman Megantara seorang profesor di sebuah rumah sakit universitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dijodohkan saat aku berusia 21tahun, Ayahku Dharmayawarman Megantara seorang profesor di sebuah rumah sakit universitas. Ibuku Laras Arthakusuma membuka warkop atau lebih keren disebut coffeshop. Aku kuliah di jurusan teknik komputer.

Aku mengira orang tuaku adalah orang tua yang membebaskan anaknya untuk memilih masa depan, karena Ayah tidak keberatan saat aku memutuskan untuk kuliah di jurusan teknik komputer. Tapi ternyata aku harus terjebak dalam tradisi kolot PERJODOHAN, aku tak tahu bagaimana Ayah mengenal Om Mahendra, saat itu Dirga Group masih dimiliki Kakek Kak Angga Mahesa Dirgantara. Padahal Om Mahendra anak ke-3 tapi kok bisa jadi pewaris, entahlah..

Ketika pertama kali aku melihat Kak Angga, aku merasa mungkin aku bisa jatuh cinta padanya. Ia pria yang tampan, tinggi, atletis, cerdas pokoknya cool deh, sangat berkharisma. Ternyata dia itu bener-bener cool, cool banget sampe freeze. Dia memang berkharisma, kharisma Pangeran Es atau Monster Es apa.

Sebelum bercerai Ayah mertuaku Om Mahendra yang dulu kupanggil Ayah dan Ibu mertuaku Alika Dinata mereka sangat baik padaku apalagi adik iparku Isyana Dirgantara begitu dekat denganku karena kita seusia. Kita menikah dengan terpaksa, bahkan Kak Angga tak pernah bicara dan mengacuhkanku selama tiga bulan. Tapi aku berusaha menjalankan peranku sebagai istri disamping tugasku sebagai mahasiswi. Kita berdua tinggal di apartement dekat kantor Dirga Construction, saat itu Kak Angga masih bertugas di sana.

Setiap makan bersama aku selalu mengajak Kak Angga mengobrol tapi lebih terlihat kalau aku ngomong sendiri, melihat usahaku akhirnya Kak Angga luluh dan mau berbicara denganku walau lebih banyak berkata 'hn, hn, hnn', setiap aku akan membuat sesuatu aku selalu menanyakan pendapat Kak Angga sehingga aku tahu sedikit banyak mengenai seleranya.

Aku menggugat cerai Kak Angga di tahun ke-2 pernikahan kita, setelah perceraian keluarga Kak Angga memusuhiku, orang tuaku pun mengusirku, mereka bilang aku ini egois, biarlah jika mereka menganggap aku antagonis di sini, aku tak masalah menjadi tersangka karena aku tak percaya pangadilan manusia.

SkinshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang