Monster in Law

14.9K 831 3
                                    

Hari libur saatnya berbenah-benah rumah –kostan sih, mengisi kulkas untung ada si amang tukang sayur. Kalau aku bawa anak-anak ke pasar takut mereka hilang, ohh padatnya pasar bagaimana, membayangkanya saja sudah pusing menggendong dan menuntun anak sambil membawa belanjaan, no no no. Jika membawa mereka ke supermarket pasti mereka akan memasukan barang apapun ke dalam troli, kalau mereka melihat mainan menghadapi temper tantrum lah yang menakutkan, dua orang anak merengek meminta dibelikan mainan sambil menggosok-gosokan badan di lantai, oh big no no no. Untuk ke minimarket sebelah saja aku harus menuggu mereka tertidur barulah aku membeli keperluanku.

Aku membantu mereka mengerjakan pr mereka, pr yang mereka dapatkan tak terlalu banyak hanya menggambar. Sementara kakak-kakaknya mengerjakan pr Riana sibuk menggamabar lukisan abstrak di dinding, 'huft aku harus mengecat tempat ini dulu sebelum berencana pindah rumah, jika tidak si Ibu kost pasti akan murka'

Seharian penuh aku menemani mereka, memasak pun mereka tak mau jauh dariku. Aku baru bisa istirahat setelah mereka terlelap.

Pagi hari seperti biasa setelah kita semua bersiap, aku mengantar Riana ke rumah Indri, lalu mengantar Satria dan Cakra, kita berjalan kaki sementara aku sambil mendorong sepeda, jam pulang mereka akan dijemput Indri dan menungguku menjemput mereka di rumahnya, setelah mereka masuk kelas aku langsung mengayuh sepedaku dengan kecepatan penuh.

Di depan kantor aku bertemu Tatiana, salah satu teman yang ku dapatkan setelah Oki membuatku terkenal

"pagi Lina"

"pagi Ana"

"kamu selalu pakai sepeda ya?"

"jarak dari sekolah anak-anak ke sini 500m, jadi kalo naek sepeda bisa lebih cepet, kamu coba deh bike to work"

"yah kamu mah enak penampilannya simpel, kalo aku pake sepeda harus pake trening sama sepatu olahraga, terus bawa tas lagi buat rok sama high heels, ribet ahh"

Bip.. bip.. Bunyi klakson mobil Pak Aldo

"pagi cewe-cewe kece" ia menyapa

"pagi Pak" jawab kami berdua

Jam makan siang Pak Aldo mengajakku makan siang bersama, sudah beberapa kali kita makan siang bersama, kita makan siang di tukang baso, mie ayam atau batagor.

Sekembalinya ke kantor Oki mencecarku dengan pertanyaan keponya

"lo ada something ya ma Pak Aldo?"

"engga" aku menggeleng

"trus tiap hari lo makan ma dia, masa kaga ada apa-apa?"

"ya emang gak ada apa-apa TOKAI"

"Pak Aldo tuh baik ma lo, kayanya dia punya perasaan deh ama lo"

"trus napa?"

"yaelah make nanya napa lagi, ya lo coba, tau aja lo jodoh ma dia"

"lo pernah bilang orang yang jodoh ama gue tu orang yang paling naas hidupnya, dah sana kerja-kerja!"

Ketika aku sedang membetulkan komputer salah satu karyawan di lantai sebelas di dekat ruangan direktur, ku lihat mantan Ibu mertuaku baru keluar dari sana mungkin habis mengunjungi Kak Angga 'gawat' batinku, lalu sialnya saat aku hendak berbalik seketika Pak Aldo memanggilku dan mantan monster in law itu melihatku 'sial'. Ia menghampiri dan bediri di hadapanku, aku sedang mempersiapkan jiwaku untuk menatap matanya yang memancarkan laser

"jadi kau ada di sini?"

"setelah kau menggugat cerai anakku, apa kau tak tahu malu bekerja di perusahaanya?" dengan suaranya yang kencang, otomatis seluruh orang yang ada di sini menoleh ke arah ku

'sukses lah sudah siap-siap aku menjadi artis kembali yang lebih sensasional'

"KAMU SAYA PECAT SEKARANG JUGA, DAN KELUAR DARI PERUSAHAAN ANAKKU"

SkinshipWhere stories live. Discover now