Rujuk

16.7K 725 3
                                    

"Ayah tenanglah! Bukankah kita berbicara untuk menyelesaikan masalah ini baik-baik. Jika Ayah berteriak-teriak anak-anak bisa mendengarnya" aku menenangkan Ayahku yang berteriak-teriak memarahi Kak Angga, aku khawatir anak-anak akan mendengar keributan ini

"aku mohon Ayah maafkan aku, izinkan aku menemui anakku" Kak Angga sampai berlulut di hadapan kami semua. Pertama kali aku melihat sisi Kak Angga yang seperti ini

"selama aku belum bisa memeluk putriku, jangan harap aku akan memberimu izin bertemu dengan cucuku"

"aku bersalah Ayah, biarkan aku bertanggung jawab atas perbuatanku" aku hanya menahan tawa saat melihat ekspresi Kak Angga ketika mengucapkannya, biasanya kan Kak Angga selalu bersikap cool dalam keadaan apapun.

Sekarang Kak Angga sampai harus berlutut untuk meminta maaf pada Ayahku, lalu ekspresinya yang memohon-mohon itu, aduh.. kemana Kak Angga yang dulu?.

"sudahlah Ayah aku tak pernah memilki dendam pada Kak Angga, sebaiknya Ayah maafkan saja"

"memang apa yang bisa kau lakukan untuk mempertanggung jawabkan perbuatanmu itu?"

"RUJUK DENGANNYA"

Jawaban Kak Angga yang spontan itu membuatku tersedak, padahal aku sedang tidak minum.

'Apa Kak Angga menjawab tanpa berpikir?'

"aku minta maaf, sungguh aku tak bermaksud menyakitimu malam itu" Kak Angga bergeser menghadapku

"sungguh kau salah mengartikan maksudku, aku minta maaf karena tak bisa berkomunikasi yang baik denganmu" ia menunduk

"mengapa kamu tidak mengatakan apapun setelah kejadian itu?"

"aku pikir kau pergi karena tak tahan dengan sikapku yang selalu mengacuhkanmu"

"seharusnya aku menahanmu. Aku menyesal. Maafkan aku" Kak Angga berkata sambil menangis, mungkin ini pertama kalinya Kak Angga menangis di hadapan orang lain. Ini juga perkataan terpanjang yang pernah aku dengar

"aku baru sadar kalau aku mencintaimu"

Hening..

Tak ada yang bersuara setelah Kak Angga menyatakan pengakuannya itu, akupun tak tahu harus menjawab apa.

"tolong dimaafkan Karlina, kamu pasti tahu seberapa bodohnya Kakakku ini kan?" Isyana memecah keheningan ini

"yang aku penasaran, kenapa kamu selama ini menyimpan rahasia ini sendirian? Apa kamu mencoba melindungi Kakakku?"

"tidak, aku hanya tak ingin ada permusuhan diantara keluarga kita"

"Indri sudah memberitahuku semuanya, kamu lebih memilih di benci keluargamu daripada memberitahu kejadian sesungguhnya. Kamu gak pengen menjelekkan Kakakku kan?"

"aku.. aku.." aku harus jawab apa ini, Isyana pasti membaca bahasa tubuhku

"kamu mencintainya?" akhirnya pertanyaan itu keluar juga, semua mata menatapku menuntut jawaban

"aku tak peduli, aku tak akan biarkan kalian rujuk" ucap Ayahku dengan angkuh

"dulu kau memaksanya menikah, sekarang mereka telah saling jatuh cinta kau memisahkannya" Om Mahendra menjawab

'apa iya aku udah jatuh cinta sama Kak Angga?' hatiku bertanya

"kau tau kan keadaan putrimu, bagaimana ia bisa menikah lagi?"

"memang siapa yang membuat putriku seperti ini?"

"mungkin dengan membiarkan mereka bersama, rasa cinta akan mampu menghapus rasa takut itu" mantan Ibu mertuaku menjawab

"kau lupa putriku ini siapa" Om Mahendra berkata sambil menunjuj Isyana

"Lina harus melanjutkan terapinya, mungkin dengan dekat Kak Angga, Lina bisa menghadapi rasa takutnya"


SkinshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang