Pertemuan

15.1K 780 2
                                    

"kenapa Ayah sama Ibu bisa kemari?" aku terheran saat Satria berkata ada yang mencariku dan menyeretku keluar, ternyata mereka kedua orang tuaku

'bagaimana mereka bisa tau aku ada di sini?' aku menyimpan pertanyaan dalam hati. Tiba-tiba Ibu memelukku sambil menangis, aku tak tau apa yang terjadi.

'Apakah mereka sudah tahu semuanya?' aku lantas membalas pelukan Ibu dan air mataku mengalir begitu saja.

"aku kangen, aku kangen Ibu?"

"Ibu juga kangen, maafin Ibu"

"maaf, maaf, maaf.." Ibu mengucapkan kata maaf terus menerus, aku hanya menggeleng dan memeluk Ibu semakin erat

Ayah turut serta ingin merangkulku, namun. Aku menepis tangan Ayah dengan spontan, Ayah kaget melihat responku

"maaf, aku gak maksud berbuat barusan pada Ayah. Hanya saja aku, hanya saja.." aku kesulitan untuk menjelaskan alasan sikapku barusan pada Ayah

"Ayah sudah tahu, ini semua karena Ayah"

"seharusnya Ayah merangkulmu saat kamu kesulitan, sehingga kamu tak perlu takut pada lelaki"

"karena masih ada lelaki yang bisa melindungimu, nyatanya apa yang telah Ayah perbuat?"

"Ayah malah membela lelaki itu, Ayah yang sudah membuatmu seperti ini"

"aku telah melepasmu, ini memang pantas bagiku jika aku tak bisa memelukmu lagi"

"Ayah macam apa yang tidak bisa melindungi putrinya sendiri?" Ayah terus saja menyalahkan dirinya

Aku memang sakit hati saat orang tuaku sendiri mengusirku. Tapi aku sendiri yang mengambil keputusan itu, aku memilih merahasiakan kejadian itu dan rela dibenci keluargaku sendiri. Meski kadang aku berpikir mengapa aku merahasiakan hal tersebut.

'Aku ingin melindungi Kak Angga' jawaban itu terlintas dipikiranku

'apa yang aku pikirkan? Apa aku mencintainya?'

'tidak, tidak. Aku hanya ingin bercerai dengan damai, itu saja. Tak ada alasan lain' aku meyakinkan diriku sendiri untuk menampik pikiranku

"tidak ada yang salah, aku sendiri yang memutuskan untuk menutupi semuanya. Ayah jangan menyalahkan diri Ayah. Jika seperti itu aku tak bisa memaafkan diriku sendiri"

"jika ada yang salah, dia adalah Airlangga" Ibuku menimpali

"tidak Bu, ini hanya masalah keadaan. Kak Angga tidak salah"

"sudah jelas dia bersalah, semua ini karena perbuatannya. Adiknya saja sedang mungumpulkan bukti untuk menyeret lelaki itu ke meja hijau"

"maksud Ayah apa?"

'mengapa Isyana ingin menjebloskan kakaknya sendiri ke penjara, padahal aku bersikeras menutupi kasus itu'

Aku melihat anak-anakku yang menyaksikan drama antara aku dan kakek neneknya. Oke.., seharusnya aku mengenalkan mereka dulu pada orang tuaku

"Ayah Ibu, ini. Mereka anak-anakku" sambil merangkul Satria, Cakra dan Riana

"mereka lucu sekali, mereka juga cerdas" Ibuku memandangi mereka dan mengelus kepalanya satu persatu

"ayo sapa, mereka Kakek dan Nenek"

"halo Kakek, Nenek" ucap mereka bertiga kompak, kemudian Ayah berkata

"mana yang cucuku?"

"anak-anak kalian main di taman dulu ya!, Ibu mau bicara serius sama Kakek dan Nenek. Anak kecil gak boleh nguping, oke?" mereka akhirnya pergi ke taman dan aku mempersilakan kedua orang tuaku masuk ke dalam kostanku. Aku memberikan minuman pada mereka, aku masih penasaran dengan perkataan Ayah tadi.

"Ayah tolong jelaskan perkataan Ayah tadi! Mengapa Isyana ingin menuntut Kak Angga?"

"Isyana mendatangiku dan meminta maaf atas perbuatan Kakaknya, ia menjelaskan semuanya padaku, ia juga yang memberi alamatmu"

'sebenarnya apa yang dilakukan Isyana tanpa sepengetahuanku?'

'dari mana ia bisa tahu semuanya, aku tak mungkin memberitahu semuanya saat dihipnotis'

Aku terlalu banyak berpikir, oke kita kesampingkan dulu masalah Isyana. Aku harus bicara sesuatu pada orang tuaku

"oh iya, soal anakku"

"iya yang mana cucu kita?" ujar Ibuku

"mereka bertiga"

"aku sudah membaca catatan rumah sakit saat kau melahirkan. Anakmu hanya satu, yang lain hanya anak adopsi" jawab Ayahku

"mereka semua anak-anakku, tolong terima mereka. Jika kalian hanya menganggap anak kandungku sebagai cucu kalian. Aku tak akan membiarkan salah satupun dari mereka untuk memanggil kalian Kakek dan Nenek"

"tolong jangan dibeda-bedakan!, anak adalah titipan Tuhan. Anak kandung, anak angkat, anak tiri. Semua anak adalah titipan Tuhan yang harus dirawat dengan adil dan penuh cinta"


SkinshipOnde histórias criam vida. Descubra agora