"Tuan Rhodri, sebaiknya jaga sikapmu sebelum aku memberi tahu kakekmu kalau kau sulit diatur." Bill menatap tajam Rhodri. "Lakukan sesuai yang aku katakan dan semua rencana akan berjalan dengan baik."

Rhodri terdiam sesaat memandang pelayan di hadapannya.
"Jadi, tunggu apa lagi cepatlah bersiap." Perintah Bill.

*****
Alexis menyusuri koridor di kastilnya, dia terlihat berfikir keras.
"Howen, apa kau pernah bermimpi?" Tanya Alexis menatap Howen.

"Saya jarang sekali tidur, lagi pula saya bukan manusia jadi mimpi yang saya lihat adalah isyarat bahwa sesuatu mungkin akan terjadi." Howen menatap Alexis. "Apa anda mimpi buruk lagi?" Tanya Howen cemas.

"Tidak, aku hanya penasaran saja." Alexis tersenyum masam mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

Saat Alexis sampai diruang makan, pelayan baru saja selesai menyiapkan sarapannya. Alexis segera duduk di kursinya, kursi paling ujung. Howen mengambilkan beberapa roti dan menaruhnya di atas piring Alexis.
"Howen, haruskah aku kembali ke Corfe dan menceritakan semua pada kakek. Mungkin kakek akan mengerti dan membantuku." Alexis menatap Howen.

"Saya rasa itu hanya akan memperburuk keadaan." Howen memberi pendapatnya.

"Kau benar, aku harus menyusun semua dengan rapi. Tidak akan aku biarkan dia mengambil ibuku." Alexis mengambil satu roti dan memasukkannya kedalam mulut.

Drakkk...

Pintu terbuka, dua orang masuk kedalam ruang makan dengan langkah santai. Alexis meneruskan makannya tanpa menghiraukan kehadiran mereka dan meneruskan sarapannya. Bill yang berdiri di belakang Rhodri memberi isyarat pada Rhodri untuk menyapa Alexis.
"Selamat pagi Pangeran Alexis." Rhodri mencoba menyapa Alexis sesopan mungkin.

"Howen, aku sudah selesai." Alexis baru saja selesai meneguk segelas susunya dan meletakkan kembali gelas kosong di atas meja.

Alexis segera berdiri dari kursinya dan sigap Howen segera menarik kursi kebelakang. "Ayo, pergi!!  Hari ini jadwal kelasku padat bukan?"

Alexis berjalan tanpa menghiraukan kehadiran Rhodri. Saat mereka berpapasan Rhodri mencoba menghentikan Alexis. "Kau mengabaikanku?" Tanya Rhodri tersinggung.

Alexis berdiri diam tak menjawab bahkan tak melirik sedikitpun kearah Rhodri. "Howen, aku ingin pergi sekarang." Alexis melirik kearah Howen di belakangnya.

"Baik, Pangeran." Howen mengangguk mengerti.

Alexis hendak melangkah pergi tapi Rhodri dengan cepat meraih kerah baju Alexis dengan kesal. "Jangan bicara seolah kau berkuasa!" Teriak Rhodri marah.

Howen menarik pedangnya dan mengarahkannya tepat di tangan Rhodri dia sudah bersiap untuk menebas tangan anak remaja itu. "Wahhh, kau sudah siap kehilangan kedua tanganmu rupanya." Alexis tersenyum penuh kemenangan.

"Pangeran, jangan lakukan itu." Bill mencoba menghentikan niat Alexis.

"Howen, tahan sebentar!!" Perintah Alexis. "Beri aku alasan kenapa aku tidak boleh memotong tangannya." Alexis menatap Bill. "Lepaskan tangan kotormu dariku!!" Perintah Alexis pada Rhodri.

"Cepat lepaskan, tuan Rhodri!" Bill dengan panik memerintahkan Rhodri untuk melepaskan kerah baju Alexis.

"Tidak akan, anak sombong sepertinya harus di beri pelajaran. Dia harus tahu berhadapan dengan siapa. Tanpa budak ini disampingnya dia hanya sampah di istana ini." Rhodri menatap garang pada Alexis.

"Kau akan menyesal karena sudah mengatakannya." Alexis menepis tangan Rhodri dengan kasar dan mendorong tubuh Rhodri yang lebih besar darinya dengan mudah.

Rhodri terhuyung kebelang, tapi dia dapat menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh kelantai. Dengan marah Rhodri menghampiri Alexis dan hendak melayangkan tinju pada anak itu. Alexis menghindar dengan mudah, memegang lengan Rhodri dan memelintir tangannya.
"Aahhhh..." Rhodri berteriak kesakitan.

Dan sebagai penutup Alexis menendang Rhodri hingga remaja itu jatuh kelantai. "Jangan memandang rendah diriku, sebenarnya kau bahkan lebih buruk dari sekedar sampah." Alexis segera berjalan cepat meninggalkan Rhodri. "Howen, ayo pergi dari sini, sebelum aku melakukan hal yang lebih buruk." Alexis segera melangkah pergi dengan cepat.

*****
"Aiden, apa yang dilakukan anak itu hari ini? Apa dia sudah berulah lagi?" Devian menatap Aiden tajam.

"Sa.. Saya rasa Pangeran melakukan semua dengan baik." Lapor Aiden.

"Jangan membelanya. Aku tahu dia meninggalkan istana kemarin." Devian menatap keluar jendela ruangannya.

Aiden menunduk dalam tak ingin membuat Devian mengetahui ekspresi wajahnya saat ini. Sejujurnya dia tidak ingin hubungan Alexis dan Devian semakin memburuk.
"Aku akan ke istana iblis selama beberapa hari, kau tahu apa yang harus kau lakukan." Devian menatap Aiden mencoba mendapatkan persetujuan pengawal yang kini menjadi penasehatnya.

"Sebaiknya anda menundanya Yang Mulia, keberadaan Tuan Rhodri di istana bisa menimbulkan masalah lain." Aiden menatap Devian yang terlihat tak menghiraukannya.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama." Devian menatap Aiden. "Jika terus seperti ini aku benar-benar akan kehilangan dia." Sorot mata Devian meredup kesedihan kini terlihat di wajah Raja masih terlihat muda itu.

"Yang Mulia, berilah Pangeran kesempatan jelaskan semua padanya jika anda menjelaskan...."

"Tidak !! Tak akan aku bairkan dia mendekati Alice ku. Dia yang membuat Alice terbaring seperti sekarang. Memberitahu semua orang jika istriku telah mati dan setiap saat mendengarkan ocehan mereka tentang menikah lagi. Jangan pernah memberitahu anak itu tentang keberadaan Alice. Aku tidak butuh bantuannya." Devian menatap Aiden marah.

"Semua terserah pada anda Yang Mulia, tapi saya ingin mengingatkan bahwa anda tidak bisa lakukan semua sekaligus."

Devian menghela nafas berat, benar yang dikatakan Aiden. Di saat dia harus pergi mencari obat untuk Alice dia harus meninggalkan istrinya. Tapi, disisi lain dia ingin tetap disisi Alice melindunginya dari semua hal yang mungkin bisa membahayakan istrinya.

"Saya akan memeriksa keadaan Pangeran Alexis." Aiden memberi hormat sebelum akhirnya keluar dari ruangan Devian.



Tbc..

Maafkan author yang belakangan jarang update..  😂😂 entah kenapa belakangan ini kepala author blank.. Semua inspirasi yang telah tertata rapi hilang tanpa jejak..  😢😢😢 tapi author berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk para readers...  Mohon maafkan atas keterlambatan author..  🙇🙇
Semoga hasilnya tidak mengecewakan, happy reading..  😘 ditunggu vomentnya..  😉😉😉

Devil Child [ TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora