25. Promise

4.3K 544 60
                                    

Jangan lupa di komen, oke?😆

-

-

Jam di meja nakas menunjukan pukul enam pagi. Chanyeol sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu dan sedari tadi ia tidak berubah dari posisinya.

Sejak kejadian tadi malam nyatanya tidak membuat rasa bersalah di hati Chanyeol hilang, apalagi ketika saat ini ia memandangi wajah Eunsoo yang masih terlelap di sampingnya.

Keadaan perut Eunsoo yang semakin membesar, tentu saja membuat wanita itu tidak bisa tidur terlentang dan mengharuskan tidur dengan posisi menyamping. Dengan begini Chanyeol bisa merasakan nafas Eunsoo yang teratur.

Detik terus berjalan, menit mulai berganti dan diluar sedang turun hujan. Walau hanya rintik gerimis, tetap saja hawa dingin sangat terasa. Chanyeol membenarkan letak selimut agar Eunsoo tetap merasa hangat.

Setelah itu tangan Chanyeol mengusap pipi Eunsoo dengan lembut. Tidak, Chanyeol tidak berniat mengusik tidur sang istri. Tapi saat itu kelopak mata Eunsoo bergerak dan Chanyeol bisa melihat bagaimana Eunsoo membuka matanya dengan perlahan.

Perasaan hangat langsung menghinggapi dada Eunsoo begitu ia sadar bahwa akhirnya Chanyeol kembali menjadi orang yang pertama di lihat saat ia bangun. Kembali melihat senyum tipis suaminya. Kembali mendengar suara pelan Chanyeol khas bangun tidur seperti saat ini.

"Selamat pagi, sayang"

Ah, rasanya sudah berapa lama dia baru mendengar sapaan itu kembali? Eunsoo berdeham pelan untuk mengembalikan suaranya. Sampai akhirnya ia ikut menarik bibir membalas senyuman Chanyeol. "Selamat pagi"

"Apa aku membangunkan mu?"

Eunsoo menggeleng sebagai jawaban. Untuk beberapa detik ia mengerjapkan matanya saat merasakan material lembut milik Chanyeol mengecup bibirnya cepat.

"Diluar sedang hujan. Sebaiknya kita tidur kembali."

"Jam berapa sekarang?" Tanya Eunsoo masih berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Enam pagi, mungkin. Kenapa?"

"Kau tidak akan pergi ke kantor?"

"Tidak"

Dahi Eunsoo mengernyit samar, "Kenapa?"

"Hari ini aku ingin menghabiskan waktu seharian bersamamu. Bagaimana?" Pria itu tersenyum sambil menyematkan rambut Eunsoo ke belakang telinga dengan pandangan yang tidak lepas dari wajah sang istri.

"Kau mulai malas, hm? Sebentar lagi aku ini akan melahirkan dan biaya rumah sakit itu mahal, Chanyeol. Sana pergi bekerja."

"Tidak masalah. Aku masih punya banyak uang untuk itu. Lagi pula aku ini presdir, kau lupa? Jadi tidak masalah jika tidak masuk satu hari"

Eunsoo berdecak malas dan itu membuat Chanyeol tertawa renyah. "Sombong sekali,"

Kini satu tangan Chanyeol berpindah mengusap perut Eunsoo. "Dia sudah bangun?"

"Aku rasa belum"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku ibunya. Dia memberitahu ku" jawab Eunsoo asal

"Begitu?" Satu alis Chanyeol terangkat. "Menurutmu anak kita laki-laki atau perempuan?"

"Kau ingin yang mana?" Eunsoo balik bertanya sambil memainkan alis Chanyeol.

"Laki-laki atau perempuan anak kita nanti, aku selalu berdoa agar dia terlahir sehat begitupun juga dirimu."

Setelah itu Chanyeol mendaratkan sebuah kecupan di kening Eunsoo cukup lama. Tidak ada yang Eunsoo lakukan selain memejamkan mata menikmati kasih sayang suaminya sambil mengamini ucapan Chanyeol.

Suara hujan yang turun semakin deras seolah mengisi keheningan yang mereka ciptakan dalam ruangan. Genggaman tangan Chanyeol cukup mampu membuat Eunsoo merasa hangat.

"Eunsoo?"

"Hm?"

"Sekali lagi aku minta maaf,"

Eunsoo mengerti arah pembicaraan ini. Terlebih lagi saat ia melihat ada gurat rasa bersalah di mata Chanyeol.

"Sudah ku katakan kau tidak perlu minta maaf. Aku sudah memaafkanmu. Jadi jangan diulang lagi, hm?"

Chanyeol merasakan dahinya di sentil kecil oleh jari milik Eunsoo kemudian wanita itu tersenyum. Chanyeol membawa tangan Eunsoo untuk ia genggam dengan erat, terkadang pria itu memainkan jari-jari kecil milik istrinya, dan Eunsoo memilih diam saja dengan perlakuan suaminya

"Eunsoo.."

"Hm?"

"Shin Eunsoo"

"Iya, Park Chanyeol?"

Chanyeol terkekeh pelan lalu menciumi telapak punggung tangan Eunsoo dan saat itu Eunsoo merasa terkunci dengan manik hitam suaminya.

"Kau harus janji satu hal padaku ya?"

"Janji apa?"

"Janji jadi milikku selamanya."

-

Eak. Bisa apa aku mas?

Author Note's:

Hallo! hehehe

Sebelumnya aku ngga nyangka di chapter kemarin commentnya lebih dari 100. Dan isinya pada emosi semua sama Chanyeol wkwkwk aku ngakak sumpah😂 jadi kepikiran buat bikin yang angst-angst lagi atau chanyeolnya lebih bangsat gitu, gimana? Wkwk

Oh iya bye the way jangan panggil aku 'Thor' plis. Bukan tokoh marvel soalnya 😂😂😂 panggil Novi aja atau 'kak' 'dek' gitu ya. Feel pleasure to be friend, aku tida sombong ko hehehee

Jangan lupa di vote sama comment lagi ya.

Have a great day!

Baper  • PcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang