Bab 9 I Meet Her

Mulai dari awal
                                    

Kemudian pandangan kami bertemu. Aku langsung tersenyum melambaikan tanganku padanya. Dia tersenyum, balas melambai dan berjalan menghampiri meja kami.

"Hai Mai, Sin, berduaan aja." Sapa Al.

"Kelihatannya gimana?" Jawab Sinta sinis

Aku menghela napas

Sudah hampir 2 minggu sejak kejadian itu, Sinta sepertinya masih belum bisa memaafkan Al.

Aku memberi isyarat kepada Sinta untuk sedikit lebih ramah.

"Iya Al, berdua aja, kamu sendirian?" Tanyaku, "Mau gabung?"

Sinta melotot kearahku, hell nooo...

"Nggak usah repot-repot Mai, aku juga lagi ada perlu." Al sepertinya tahu kalau kehadirannya tidak di harapkan oleh Sinta.

"Ohh, oke. Have fun" ujarku.

Belum sempat Al beranjak, tiba-tiba sosok seorang perempuan berkerudung sudah berdiri di samping Al.

"Da Al, Mira cariin kemana-mana, ternyata ada di sini."

Al terlihat membeku di tempatnya.

Aku memandang perempuan disamping Al, cantik. Wajahnya mengingatkanku pada salah satu penyanyi grup asal jepang. Kerudung pink muda, menambah manis penampilannya. Bajunya juga rapih menutup aurat.

"Al, kenaling donk." Aku memecah kesunyian

"Eh, iya, kenalin, ini Mira." Ucap Al gugup.

"Halo Mira." Aku mengulurkan tangan padanya, "Aku Mai, ini Sinta, kami teman kuliah Al."

Al masih tidak berbicara.

"Hai, aku Mira, pacarnya Al." dia membalas uluran tanganku.

Deggg

Walau perasaanku mengatakan demikian, tapi aku masih berharap kalau perempuan ini adiknya Al. Dia pernah cerita kalau punya adik perempuan.

Wajah Sinta tampak tidak suka, mudah-mudahan dia masih bisa menahan diri.

"Maaf, duluan ya Mai, Sin, masih ada perlu." pamitnya,

"Duluan ya Uni." Pamit Mira sambil tersenyum sopan.

"Breng***." Sinta memukul meja pelan saat mereka sudah jauh.

"Astaghfirullah, istighfar Sin, nggak pantes." Aku memegang tangannya, berusaha menenangkan.

"Apa coba maksudnya bawa-bawa ceweknya kesini, mau pamer gitu?" Sinta terlihat sangat kesal.

"Ya udahlah, makan yuk, udah dateng tuh makanannya." Bujukku.

Pramusaji meletakkan pesanan kami di meja.

Kutatap iga bakar dengan tidak selera.

Pelan kuhela napas, sepertinya Sinta tidak akan memaafkan Al dengan mudah kali ini.

========

Hari ini aku masuk siang, dosen yang mengajar pagi tidak masuk. Mumpung ada waktu, aku merapihkan kamarku. Hmm.., apa di relayout aja yah, supaya suasana baru?

Setelah 30 menit rapi-rapi, aku mendengar etek Upik memanggilku Etek Upik adalah asisten rumah tangga di sini. Sudah bekerja selama 10 tahun, wooww, rekor menurutku.

Aku memakai kerudung lalu keluar kamar, masih memakai piama tidur.

"Iyo Tek." Jawabku.

"Ado tamu Mai, mancari Mai keceknyo." Tek Upik memberi informasi (Ado tamu Mai, mancari Mai keceknyo = ada tamu Mai, katanya mencari Mai)

Dearest Mai (Insya Allah akan dinovelkan, beberapa bab Unpublished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang