Chapter 48 "Setia Menunggu"

2K 156 180
                                    

AN :

Maaf kalo minggu sebelumnya ngga update, soalnya lg ada hajatan di rumah.

N maaf kalo skrg updatenya telat, karena seharian ini ane lg ngejar quest game online :v

Hahahaha...

Tapi sbg gantinya, chapter ini dua kali lebih panjang di biasanya. Selamat menikmati!

о(ж>▽<)y ☆

===============================================

"Sena?!"

Sebuah suara indah menarik perhatianku pada gadis berambut hitam yang menatapku dari balik punggungnya. Ekspresi wajahnya sukar untuk ditebak. Tapi dari matanya aku melihat rasa ingin tahunya yang besar.

"Ah, tidak ada apa-apa! Ayo kita masuk!"

Begitu melangkahkan kaki ke dalam, kami segera disambut oleh hembusan angin dari pendingin ruangan yang membekukan darah di tengkukku. Rak-rak berjejer rapi dan dipenuhi oleh barang-barang beraneka ragam hingga nyaris tidak ada jarak.

Ucapan selamat datang juga diberikan oleh pegawai toko dengan tulus dan ramah. Aku mengerti kenapa toko ini ramai oleh pelanggan walaupun tidak ada hari spesial dalam waktu dekat ini.

Karena lorong di antara rak tidak terlalu lebar dan juga banyak pelanggan lain yang melihat-lihat, aku tidak bisa berjalan di sebelah Nia. Aku mengikutinya dari belakang bagai gerbong di belakang lokomotif tua yang melintasi rel di tepi pegunungan.

"Apa yang ingin kau beli?" tanyaku pada Nia yang tampak kebingungan.

Sejak tadi dia terus saja menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Andai saja aku adalah orang asing, mungkin aku akan salah mengiranya sebagai gadis kecil yang tersesat mencari jalan pulang.

Nia membalikan badannya ke arahku dengan senyum yang terlihat bermasalah.

"Sebenarnya aku ... belum memutuskan hadiah apa yang akan kuberikan! Hehe...," sahut Nia dengan polos.

"Bagaimana kalau sebuah boneka saja?"

"Dia orangnya sedikit tomboy. Aku tidak berpikir itu akan cocok untuknya."

"Kalau gantungan ponsel?"

"Aku pernah memberikannya. Dan kakakku menghilangkannya dalam sehari."

"Hmm ... jam weker?"

"Dia orangnya susah bangun. Aku merasa jika itu tidak ada gunanya."

"Kakakkmu cukup bermasalah juga rupanya," ujarku sembari memberi senyum terganggu.

Memang sukar jika memberi hadiah dengan menerka satu-satu begini, apalagi aku tak terlalu mengenal kakak Nia. Jadi aku tidak tahu seperti apa sifat, kebiasaan, dan kesukaanya seperti apa. Hal yang bisa mengerti ini tentu saja adalah adiknya sendiri.

"Ceritakan padaku sedikit tentang kakakmu! Mungkin aku bisa membantumu menemukan hadiah yang tepat."

Karena aku tidak bisa mengatakan kalimat murahan pada Nia "Apa pun yang kau beri aku yakin dia pasti akan senang," aku mencoba untuk memahami sedikit karakter kakaknya.

Memang, semua orang pasti akan senang jika diberi hadiah dengan tulus oleh orang yang disayanginya. Tapi bukankah akan lebih membahagiakan jika kita memberikan hadiah yang tepat? Karena Nia orangnya cukup polos, aku yakin dia juga memikirkan tentang hal itu.

Dan Nia pun dengan senangnya memberi tahuku tentang kakaknya. Dari ceritanya aku tahu kakaknya adalah seorang cewek tomboy yang menyukai hal-hal maskulin dari pada cewek pada umumnya. Daripada memasak dan hal-hal imut, ternyata ia lebih menyukai otomotif, games, seni bela diri, sepak bola, serta video b*kep humu yang ia simpan di memori laptopnya.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang