Chapter 40 "Langit Tanpa Arah"

2.5K 155 49
                                    

Author's Note:

Maaf telat update karena ane sibuk kerja. Silakan dinikmati XD

=========================================

Entah sudah berapa lama waktu yang telah kami lewati di hutan ini. Ponselku adalah satu-satunya perangkat yang dapat diandalkan dalam situasi seperti ini.

Tapi benda itu kini sudah mati karena kehabisan baterai. Kecerobohan milikkulah yang semakin menenggelamkan kami ke dalam situasi yang mengkhawatirkan.

Karena itulah Bella bersikap acuh padaku. Membiarkan orang yang sedang terluka ini berjalan sendirian.

"Hei, bisa bantu aku berjalan lagi! Kakiku terluka, nih!" ujarku pada Bella yang berjalan di depanku.

"Jalan saja sendiri!" balas Bella dengan ketus.

Kelihatannya ia masih marah padaku. Jika saja aku tidak terluka mungkin dia sudah membuatku babak belur.

"Jangan marah, dong!"

"Jelas aku marah! Ini semua salahmu! Coba saja kau tidak ceroboh, kita mungkin sudah bisa menghubungi yang lain dan keluar dari sini!!"

Kata-kata Bella terdengar seperti ingin membuat semua ini adalah kesalahanku. Tapi aku tak dapat berdalih, karena ini semua memang kesalahanku 100%.

Bella membuang muka dengan arogan. Ia berjalanbak putri penguasa yang tidak peduli dengan sekitarnya.

Kendati demikian, ia tidak meninggalkanku. Dengan kondisiku yang sekarang, ia bisa saja mempercepat langkahnya.

Tapi gadis oranye itu tidak melakukannya. Mungkin ... dia masih peduli padaku. Hanya saja tidak bisa mendekat karena masih ada rasa marah dan kesal di hatinya.

"Tunggu, dong!"

Aku segera mengejarnya sebisaku dengan terpincang-pincang. Aku tidak ingin ditinggal olehnya.

Karena entah mengapa aku merasa sangat nyaman saat berada di dekatnya.

***

Langit sore mulai membentang. Matahari kini sudah berada di sisi barat walau tak sampai ke kaki langit.

Kami berdua tengah beristirahat di bawah pohon rindang.

Meskipun ingin segera kembali, tapi kami tidak boleh menghabiskan energi. Karena selain kami belum menemukan jalan keluar, masih ada lagi hal penting yang harus kami khawatirkan.

Makanan dan minuman.

Kami tersesat tanpa membawa sedikit pun persediaan. Tanpa menemukan sumber air satu pun, kondisi kami benar-benar gawat.

Manusia masih bisa bertahan sehari tanpa makanan. Namun manusia tidak akan sanggup bertahan tanpa air.

Karena itulah menghemat tenaga adalah salah satu cara untuk menghindari dehidrasi karena kekurangan cairan.

"Semoga saja hal yang paling buruk tidak terjadi."

"A-Apa itu ...!?" balas Bella ketakutan saat menanggapi ucapanku.

"Aku takut kita tidak bisa meninggalkan hutan ini saat malam tiba. Kau tahu, kan!? Kalau hutan sangat berbahaya saat malam. Banyak hewan yang aktif saat malam hari. Belum lagi kita tidak punya makanan atau minuman. Dan juga—"

"Aaahhaahh ...! Jangan bicara yang buruk-buruk, dong!" ujar Bella.

Wajahnya terlihat ketakutan saat ini. Wajar saja, yang kukatakan sebelumnya ialah skenario terburuk yang pernah ada. Jangankan Bella, aku saja takut saat membayangkannya.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang