Chapter 25 "Luka"

3K 160 51
                                    


Setelah berpisah dengan Bella, kami berdua langsung naik bus kota yang menuju pusat kota tempat di mana toko buku yang Nia tuju berada.

Perjalanan dari sekolahku cukup memakan waktu untuk sampai ke sana. Karena letak sekolahanku yang berada di pinggiran kota.

Sekitar satu jam berlalu, kami tiba di pusat pertokoan. Sepanjang jalan ini berdiri berbagai toko dan kedai makanan yang beraneka ragam. Mulai dari toko baju, toko sepatu, hingga restoran keluarga.

Area ini tak asing bagiku, karena aku sudah sering melewati ini saat menuju tempat kerja paruh waktuku. Hari ini sedang tak ada jadwal kerja, karena itulah aku bisa bebas.

Kami berdua berjalan berdampingan di sepanjang trotoar.

"Apa toko bukunya masih jauh?"

"Tidak, kok. Tinggal sebentar lagi sampai."

Nia menjawab dengan senyum manis di wajahnya.

Senyumnya terasa menyilaukan mata hingga aku tak sanggup menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya terasa menyilaukan mata hingga aku tak sanggup menatapnya. Sejak awal, aku mencoba mendekatinya karena ingin jatuh cinta pada gadis ini guna memuluskan perceraianku dengan Bella.

Kalau saja setiap hari dia memberiku senyuman semanis ini, apakah suatu hari nanti aku benar-benar akan menyukainya?

Mungkin sekarang aku belum merasakan apa-apa. Tapi kuyakin pelan tapi pasti aku akan punya perasaan lebih dari sebatas teman pada gadis kalem ini.

Lagipula dia adalah salah satu primadona di kelas. Tidak, lebih tepatnya di sekolah. Banyak cowok yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya.

Dan jika aku melakukan aksi pendekatan yang lebih gencar lagi, mungkin hal itu akan cepat terwujud.

"Emm... Nia!"

"Ada apa, Sena!?"

Gadis itu memalingkan wajahnya padaku. Dan di saat mata kami bertemu, mendadak aku kehilangan kata-kata.

Sebenarnya aku ingin bercakap-cakap dan ingin tahu lebih jauh tentangnya, tapi aku sama sekali tak mengerti bagaimana memulai perbincangan yang tidak membosankan.

Aku tak pernah punya pengalaman cinta sebelumnya. Meski ada beberapa gadis yang menarik perhatianku, namun itu semua hanya sebatas kekaguman saja.

Seperti pada Lina, temanku di SMP yang selalu mendapat nilai sempurna di setiap ujian selama hidupnya. Ataupun Cindy yang memiliki kharisma yang sangat kuat hingga para guru pun tak sanggup melawannya.

Tapi perasaanku tak lebih dari itu. Karena itulah ini adalah pertama kalinya bagiku berusaha untuk jatuh cinta pada seorang gadis.

"Eh, tidak. Tidak ada apa-apa. Hehe...."

"Fu fu... kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja padaku! Aku akan senang hati mendengarnya."

Aku membalas perkataan Nia dengan senyum tipis. Setelah beberapa saat berjalan, mendadak aku menghentikan langkahku.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang