15. Happiness

Mulai dari awal
                                    

"Chanyeol?"

"Hm?"

"Aku kenyang,"

"Yasudah ayo pulang."

"Tapi ini belum habis. Kau yang habiskan ya?"

"Eunsoo, aku juga sudah kenyang karena menghabiskan makanan mu sebelumnya."

"Tapi Chanyeol, kita tidak boleh membuang makanan. Itu pesan ibumu. Kau ingat?"

"Ibu tidak ada disini. Jadi dia tidak akan tahu,"

"Tidak. Pokoknya kau harus habiskan ini."

"Tidak mau, Eun-"

"Chanyeol.." rengek Eunsoo dengan wajah memelas. Chanyeol menghela napas pelan. Selalu saja berakhir seperti ini jika Eunsoo sudah merengek seperti itu, maka tidak ada lagi yang bisa Chanyeol lakukan selain menuruti permintaan Eunsoo.

"Baiklah, aku habiskan."

Eunsoo tersenyum saat Chanyeol mulai menghabiskan makanannya seperti sebelumnya. Memperhatikan bagaimana rahang tegas Chanyeol yang bergerak naik turun saat menguyah makanan, sampai hal kecil lainnya tidak lepas dari perhatian Eunsoo.

"Chanyeol?"

"Hm?"

"Mendekat,"

Chanyeol menoleh sambil mengernyit menatap Eunsoo. "Untuk apa?"

"Ish, mendekat sedikit."

"Iya tapi kena–"

Chanyeol merasakan Eunsoo mengecup bibirnya dengan pelan membuat Chanyeol cukup terkejut dan mematung di tempat. Menikmati sensasi jantungnya yang berdetak lebih cepat.

"Kau lama. Ada saus di bibirmu,"
"......"

"Chanyeol?"

Chanyeol mengerjap, setelah itu ia tersenyum lebar menatap Eunsoo dengan perasaan bahagia, karena menurut Chanyeol, tingkah istrinya tadi sangat manis meski mereka sering melakukannya.

"Kau tidak malu?"

"Apa?"

"Mencium ku seperti tadi,"

"Kenapa harus malu?"

"Kita sedang di luar dan juga disini banyak orang."

"Tidak." ucapnya sambil membalas tatapan Chanyeol. "Aku kan sedang membersihkan noda saus di bibirmu,"

"Begitu?" Tanya Chanyeol dengan satu alisnya terangkat. Eunsoo mengangguk tanpa arti. Kemudian terjadi begitu saja saat Chanyeol melakukan hal sama yaitu mempertemukan bibirnya dengan bibir Eunsoo membuat wanita itu membelalakan mata tidak percaya.

"Ya! Apa yang kau lakukan?"

"Ada saus di bibirmu, Eunsoo."

Eunsoo tergugu di tempatnya. Menatap Chanyeol tidak percaya. Sedangkan Chanyeol, pria itu tersenyum lebar sebelum akhirnya ia kembali mendekatkan wajahnya, membisikan sesuatu yang membuat wajah Eunsoo menghangat.

"Manis,"

***

Chanyeol menghentikan aktivitas memakai dasinya ketika mendengar suara muntah-muntah Eunsoo dari dalam kamar mandi sejak 10 menit yang lalu. Kemudian Chanyeol melangkahkan kakinya kesana untuk melihat keadaan sang istri yang memang sejak tadi mengeluhkan perutnya sakit dan mual.

"Chanyeol, jangan kesi-"

Eunsoo tidak menyelesaikan ucapanya karena kembali memuntahkan isi perutnya yang tidak terdapat apa-apa. Chanyeol memegangi rambut wanitanya sambil mengusap punggung Eunsoo agar wanitanya sedikit membaik meski ia sangat khawatir.

"Kita harus ke dokter,"

"Tidak." Sela Eunsoo cepat. "Aku sudah tidak apa-apa. Kau harus pergi bekerja, bukan?"

"Wajahmu pucat, Eunsoo. Aku takut terjadi sesuatu padamu. Ini pasti gara-gara semalam kau terlalu banyak memakan makanan pedas," protes Chanyeol. "Sudah ku katakan jangan-"

Eunsoo menghentikan ucapan Chanyeol dengan mengecup cepat bibir suaminya kemudian tersenyum dan itu semakin membuat Chanyeol khawatir saat melihat wajah Eunsoo yang begitu pucat.

"Aku sudah tidak apa-apa, okay? Jangan khawatir, aku akan menghubungimu jika terjadi sesuatu." Ucap Eunsoo sambil merapikan rambut Chanyeol saat mereka berdua berada di ambang pintu untuk mengantar Chanyeol pergi bekerja.

"Kalau begitu aku pergi. Jaga dirimu baik-baik, hm?"

Eunsoo mengangguk dan menutup pintu saat Chanyeol sudah menghilang dari pandangannya. Susah payah ia menahan rasa pening yang menyerang serta rasa mual yang kembali datang dan segera berlari ke kamar mandi.

Sedangkan di tempat lain, Chanyeol tidak dapat fokus pada pekerjaannya. Pikirannya terus terbayang raut wajah Eunsoo yang begitu pucat seperti menahan sesuatu. Harusnya kemarin malam Chanyeol tidak membiarkan Eunsoo memakan makanan pedas tiga kali berturut-turut, dan wanita itu mengaku belum memakan apapun sebelumnya. Itu membuat Chanyeol berpikir pasti maag yang di idap istrinya kambuh.

Lamunannya buyar ketika ponselnya bergetar. Dengan cepat Chanyeol meraihnya dan membaca sebuah pesan dari Eunsoo.

Chanyeol, aku ingin di peluk.

Tanpa pikir panjang, pria itu meraih kunci mobil dan segera meninggalkan ruangannya. Nafasnya sedikit tersenggal-senggal begitu ia sampai di kamar, melihat Eunsoo tengah bersandar di kepala ranjang sambil tersenyum ke arahnya membuat Chanyeol segera mendekat.

"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"

"Aku ingin kau peluk, Chanyeol-ah."

Chanyeol segera membawa tubuh kecil istrinya kedalam pelukan. Mendekapnya erat, menghirup aroma yang menguar dari tubuh Eunsoo. Satu tangannya terulurur mengusap rambut wanitanya yang tergerai membuat Eunsoo merasa nyaman dan membalas pelukan Chanyeol.

"Chanyeol?"

"Hm?"

"Park Chanyeol?"

"Ada apa? Kau ingin sesuatu?"

Eunsoo menggeleng dalam pelukan. "A-aku.."

"Kenapa?" Chanyeol melepas pelukan dan menatap Eunsoo. Tangan Eunsoo kini beralih ke perutnya yang rata dan menepuk-nepuk pelan disana membuat Chanyeol tidak mengerti.

"8 minggu,"

"8 minggu?"

Eunsoo mengangguk senang.

"Apa?"

"Aku hamil."

Mata Chanyeol membulat sempurna. "Benarkah?"

"Eum"

"Kita akan punya bayi?"

Eunsoo mengangguk

"Itu artinya aku akan menjadi ayah?"

"Iya Chanyeol-ah, dan aku menjadi ibu."

Dada Chanyeol begitu meletup bahagia saat ini. Perasaannya sulit ia deskripsikan karena terlalu bahagia. Lalu ketika Chanyeol akan kembali memeluk Eunsoo, wanita itu menutup mulutnya dan menggeleng ke arah Chanyeol. "Jangan mendekat!"

"H-huh? Kenapa? Aku ingin memeluk mu, Eunsoo-ya"

"Kau bau. Aku mual mencium bau mu, Chanyeol. Sungguh." Setelah itu Eunsoo segera berlari ke kamar mandi, kembali memuntahkan isi perutnya yang tidak terdapat apa-apa.

"Y-ya! Kau bilang aku bau?!"

"Iya Chanyeol kau bau!" Teriak Eunsoo dari dalam kamar mandi. "Malam ini kau tidur di sofa. Aku tidak mau berdekatan denganmu, karena membuatku mual."

Dan Chanyeol hanya bisa menganga di tempatnya.

***


A/n:

Hallo! Ada yang nunggu cerita ini? Hehe. Sorry to late posting, because i'm so busy in the real life.

Jangan lupa komentarnya ya!  Tapi jangan cuma 'next' karena ga like akutu huhu. See you in the next story and thanks for reading.

XOXO

Baper  • PcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang