Chapter 14

277 24 2
                                    

Bok Hee kini sedang berhadapan dengan Jong In didepan banyak mata dimana keduanya akan melakukan pertukaran cincin. Gaun yang dikenakan telah berubah sesempurna dari sebelumnya, terutama bagian riasan wajah yang sempat berantakan akibat menangis terus-menerus. Dan sampai sekarang pun, bayangan Sehun yang mengkhianatinya tak kunjung dilupakan. Bukan hal yang mudah untuk Bok Hee menepis kejadian mengecewakan itu dari kepalanya.

Jong In meraih salah satu tangan Bok Hee lalu menyematkan sebuah cincin berwarna perak dijemari manisnya. Dia melirik mata gadis itu yang tampak berkaca-kaca disertai pandangan kosong. Namun Jong In tetap egois. Dia hanya mengutamakan apa yang dia mau.

Bok Hee rasanya ingin memberontak, tapi siapa yang akan menolongnya sekarang? Sehun? Bahkan pria yang paling dipercayainya itu telah berkhianat tanpa alasan. Ayah? Itu sangat mustahil lagi. Tak ada satupun orang yang memihak padanya. Jadi sia-sia saja jika dia melawan.

"Apa yang Kau pikirkan?" Gumaman Jong In menyadarkan pikiran gadis itu. Karena sekarang gilirannya untuk menyematkan cincin dijemari sang pria.

Rasanya berat dilakukan. Namun untuk saat ini Bok Hee harus patuh dan menurut.

Senyuman kemenangan serta kepuasan tersungging dibibir Jong In, diiringi tepukan tangan meriah dari para tamu saat cincin itu tersemat dijemarinya. Jong In merasa mendapat kebebasan, dalam artian dia berhak atas segala sesuatu pada gadis yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Jauh berbeda dari raut wajah Bok Hee yang kaku tidak bersemangat, jelas saja. Bahkan berpura-pura bahagia sulit dilakukan, yang ada dia malah ingin menangis sekarang.

Di lain tempat. Lee Ra masih termenung seorang diri dikamar. Menghubungi Sehun yang sama sekali tidak ada jawaban. Dia sangat kesal dan kecewa ketika Sehun tiba-tiba membatalkan janji mereka yang akan pergi ke acara pertunangan Jong In. Semakin mengecewakan lagi mengingat Sehun yang tanpa penjelasan memutus sambungan. Lee Ra tak pernah merasa sekecewa ini sampai air matanya menetes.

Ceklekk ~

Kepala Chanyeol menyembul dari balik pintu. "Kenapa Kau tidak datang?"

Karena terkejut melihat kemunculan sang kakak, buru-buru Lee Ra mengusap pipinya.

Chanyeol menyadari ada yang tidak beres, lantas dia melangkah masuk mendekati gadis itu dan duduk dipinggiran ranjang, mencoba mengintip kedalam mata Lee Ra yang sekarang terlihat memerah.

"Kau menangis?"

"Tit-tidak..." dia tergagap sebelum melanjutkan. "Oppa. Apa Sehun ada disana?"

"Kenapa bertanya padaku? Bukankah Kau bilang pergi dengannya?"

"Iya. Tapi..." Lee Ra agak bingung lalu memutuskan untuk tidak membahasnya. "Ah, lupakan."

Chanyeol menahannya ketika gadis itu mencoba bernjak. "Aku yakin terjadi sesuatu. Apa Kau menangis gara-gara dia tidak menjemputmu?"

Lee Ra tampak sulit mengiyakan sehingga dia menghindari pertanyaan Chanyeol lalu mulai sibuk dengan ponselnya. "Aku akan menghubunginya."

"Dia tidak akan mengangkatnya." Tebakan Chanyeol lagi-lagi benar. "Aku akan memberinya pelajaran karena sudah mengecewakanmu."

"Tidak, oppa. Tolong jangan lakukan apapun. Aku tidak suka jika ada yang ikut campur masalahku. Aku bisa menyelesaikannya sendiri"

"Kau bahkan masih membelanya?"

"Aku yakin dia memiliki alasan."

Chanyeol menghela nafas. "Baik. Tapi jika Aku mendapatimu menangis karena dia lagi. Aku tidak bisa mengikuti kata-katamu untuk tidak bertindak."

Romantic Friend · OSH [2016] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang