-39-

1.5K 92 0
                                    

°Ann°

Sudah beberapa hari, Nick belum juga sadar.

Setiap hari, sepulang sekolah, aku selalu menyempatkan diri pergi ke Rumah Sakit untuk melihat kondisi Nick. Meskipun, aku hanya bisa melihatnya lewat jendela yang ada di pintu masuk.
Aku tak bisa masuk ke dalam ruangan itu, karena jika aku masuk, air mataku akan langsung tumpah.

Jadi, yang bisa kulakukan hanya berdoa, berharap kesembuhan pada Nick.

***

Hari ini, hari Sabtu.

Hari ini aku bangun lebih pagi. Aku berencana untuk menjenguk Nick.

Aku pergi kesana dengan angkutan umum.

Sesampainya di Rumah Sakit, aku langsung berlari menuju ke kamar inap Nick.

Aku membuka pintu dan kulihat ada Tante Elie dan Om David--papa Nick--.

"Pagi, om, tante", sapaku.

Tante Elie dan Om David menoleh dan tersenyum padaku.

"Pagi, Ann. Tumben kamu datang sepagi ini", ucap Tante Elie.

"Iya tante. Aku ga tau mau ngapain di rumah, jadi aku kesini", ucapku.

"Oh..", ucap Tante Elie.

Suasana kembali hening.

Aku membuka pembicaraan.

"Om sama tante pasti capek 'kan udah jaga Nick dari kemaren. Lebih baik, sekarang om dan tante pulang aja dulu, istirahat sebentar. Biar aku yang gantian jagain Nick", ucapku.

Tante Elie dan Om David saling berpandangan.

"Kamu yakin ga masalah, Ann?", ucap Tante Elie pada akhirnya.

"Ga papa, tante. Lagipula... Nick begini gara-gara aku", ucapku. Air mata kembali menggenangi mataku.

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, sayang", ucap Tante Elie sambil menyentuh bahuku.

Aku hanya bisa mengedipkan mataku, berharap air mata tak jatuh ke pipiku.

"Tante dan om pulang dulu ya, sayang. Kalau terjadi sesuatu, hubungi kami", ucap Tante Elie.

"Iya tante", ucapku.

"Makasih ya, Ann. Kami pulang dulu", ucap Om David.

"Iya, om. Hati-hati"

Setelah Tante Elie dan Om David pergi, aku pun duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur Nick.

"Nick...", panggilku lirih.

Air mata yang sudah hilang, kini kembali muncul.

"Disekolah, gue selalu kesepian. Ga ada lo yang isengin gue, yang selalu ngeledek gue. Pokoknya hari-hari gue disekolah jadi sepi. Ethan dan Mike juga kangen sama lo. Lo ga kangen sama kita?", ucapku masih dengan air mata yang terus mengalir.

"Tante Elie sama Om David selalu ngejagain lo. Mereka ga peenah ninggalin lo. Mereka juga khawatir sama lo. Lo mau terus-terusan bikin mereka khawatir?"

"Waktu itu, gue nolak Kak Daniel. Karena... Karena di hati ini, udah ada lo", ucapku. Air mataku turun semakin deras.

"Lo yang selalu bikin gue salting dan senyum-senyum sendiri. Terus, lo buat gue sering mikirin orang lo. Bahkan, rasanya kalo gue ga ketemu sama lo, meskipun itu sehari aja, gue ga tahan. Terus, meskipun lo ada salah sama gue atau bikin gue kesel, gue ga bisa marah sama lo untuk waktu yang lama. Udah gitu, gue pengen terus-terusan terlihat sempurna di depan lo. Itu karena gue suka sama lo, Nick", ucapku lagi.

Air mataku turun semakin deras. Tak bisa kuhentikan.

"Lo satu-satunya orang yang bisa bikin gue jadi cengeng, tau ga! Gue disini, Nick. Gue ada disini! Please, buka mata lo. Supaya lo tau gue ada disini! Lo harus bangun, anjing!", ucapku sambil memukul pelan tangan Nick.

"Ga usah pake anjing berapa?"

Seketika, mataku melebar.







Bodo lah. Aneh banget ceritanya. Untung bentar lagi selesai--"
Maaf ya, lagi-lagi^^"

06-11-2016

Remember? Where stories live. Discover now